Chapter 27: Album Foto

2.3K 321 7
                                    

Beruntung Gisha menggunakan sabuk pengaman. Ia hanya terluka kecil dan tidak parah. Setelah menelfon papahnya mengabari bahwa ia mengalami kecelakaan, Karel langsung mengutus Antonio untuk mengurus mobil Gisha itu.

Gisha bisa menebak, papahnya pasti kini sangat kelabakan dan sedang mengurut dada bersabar atas apa yang menimpanya. Lagi lagi Gisha membuatnya senam jantung karena ulahnya.

Tapi Karel mencoba tidak ambil pusing, kecelakaan juga bukan bagian dari kesengajaan Gisha. Gadis itu juga melakukan tindakan yang benar, merelakan dirinya sendiri demi menyelamatkan orang lain.

Semua telah Antonio urus untuk membereskan masalah Gisha itu. Karena papahnya sudah mengabari Sarah bahwa Gisha akan ke rumah Reskal hari ini, Gisha tidak enak jika membatalkannya.

Oleh sebab itu kini Gisha menggunakan motor scoopy yang di bawa Antonio, menuju mansion Reskal. Barang-barangnya juga tetap Gisha bawa. Gisha tidak segila itu datang ke sana dengan tangan kosong begitu saja.

Gisha melepas helm-nya setelah memarkirkan motor Antonio di halaman mansion Reskal. Gisha lalu mengikat rambut panjangnya, setelah itu memasang topi putih.

Outfit Gisha kali ini hanya menggunakan celana jeans dan kaos hitam oversize. Sangat simpel meskipun outfitnya tetap kekinian.
Gisha tak melepas masker di wajahnya. Ia langsung mengambil beberapa paper bag itu kemudian masuk ke mansion besar itu.

Sedikit sangsi Gisha sebenarnya. Akan tetapi ia tak mengurungkan niatnya itu. Farensa bilang Sarah sangat ingin bertemu dengannya. Mamah Reskal itu sangat mengharapkan kedatangannya. Jadi Gisha merasa tidak enak jika membatalkannya.
Ketika ia di depan pintu, tampak pembantu rumah tangga di rumah itu menyambutnya. Beliau juga membantu mengambil barang bawaan Gisha.

Adriel yang melihat kedatangan Gisha pun menghampirinya.

"Mba kurir mau antar barang mamah ya? Atau punya kak Reskal?" ledek cowok itu karena melihat Gisha membawa banyak barang.

Sontak Gisha melotot. A-apa Adriel bilang? Kurir? Yang benar saja!
Baru saja sampai, Gisha dibuat naik darah. Tapi Gisha menyemangati dirinya sendiri untuk tidak mengumpat.

"Kak Iyel nggak boleh gitu ahh sama Kak Gisha," ujar bibi itu yang Gisha tahu namanya Rani---dari name tag di seragamnya.

Seluruh pesuruh di rumah Reskal memang sudah diperkenalkan dengan keluarga Gisha, melalui foto.

Alasannya agar mereka tidak asal memperlakukan mereka. Pembantu di rumah Reskal juga sudah diberitahu bahwa Gisha akan kemari hari ini.

"Iya nih sembarangan banget!" Gisha tak terima.

"Haha becanda kok, Kak. Lagian mirip sih hehe," beonya.

"Emang kak Gisha cocok banget kayak kurir, ya?" tanya Gisha.

"Maafin ucapannya Mas Adriel ya, Non." Rani menunduk meminta maaf.

"Aku tahu kok kalo itu Kak Gisha yang cantik," puji Adriel kemudian.

"Good."

Senyum Gisha mengembang di balik masker, mendengar itu. Demi apa pun Gisha lebih suka dipuji oleh yang jauh lebih muda. Mereka cenderung lebih jujur dan tidak munafik.

RESHA  [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang