Hiruk pikuk hari senin begitu kentara di SMA Heksadistira. Hari ini sekolah itu sedang mengadakan pemilihan ketua OSIS baru untuk angkatan tahun ini.
Anak OSIS dibantu anak MPK mempersiapkan semuanya dengan maksimal. Ada beberapa guru juga tampak membantu mereka. Alpha Hall pun sudah di sulap persis seperti tempat pemilihan umum.
Kandidatnya sendiri terdiri dari tiga orang yang semuanya adalah anak kelas 11. Mereka juga sudah melakukan public speaking untuk mengutarakan visi dan misi mereka semua.
Proses pemilihan berjalan dengan lancar. Anak-anak Heksizt mengantri dengan urut sesuai kelas mereka.
Gisha dan dua sahabatnya duduk di antara barisan kelasnya. Gadis itu sebenarnya malas jika ada acara seperti ini. Tapi ia jauh lebih malas jika harus bergelut dengan mapel-mapel yang bikin pusing.Vinka diam-diam menimpa bibirnya dengan liptint. Gadis itu tidak pede jika bibirnya tampak pucat. Ada Emma juga yang sedang memoles pipinya dengan bedaknya.
Hanya Gisha sendiri yang sibuk berkutat pada ponselny. Beberapa kali juga ia membuka DM yang setiap menitnya ada saja pesan yang masuk.
Hingga Gisha bosan, ia mematikan ponselnya lalu menatap keramaian yang ada di depan sana. Saat ini antreannya masih stuck di kelas 11. Menyebalkan sekali, kelasnya jelas masih lumayan lama.
Vinka masih fokus berkaca dan menyempurnakan ombre lips-nya itu. "Ehh lo pada mau milih siapa kira-kira?"
"Golput," jawab Gisha singkat.
"Jangan gitu dong, Gi. Kalo lo bingung seenggaknya ada Rages noh, dia ganteng. Mayan lah," saran Emma.
"Rages, Arvin, Yasa. Kalo masalah cakep, noh tiga-tiganya cakep. Karena bingung gue jadi coblos semuanya aja," beo Vinka.
Gisha mendengus. "Gak ada yang menarik di mata gue."
"Emang sejak kapan lo pernah tertarik sama anak-anak Heksizt?" sindir Emma telak.
"Ya gak ada yang bikin gue tertarik aja."
"Kalo gak ada yang bikin lo tertarik karena fisik, seenggaknya lo bisa lihat dari visi misinya deh," sahut Emma.
"Gak ada yang bikin gue tertarik juga."
Vinka memutar bola matanya jengah. "Visi misi yang bikin lo tertarik gimana dah? Herman gue."
"Yang gak pencitraan. Perasaan dari dulu kandidat visi misinya bikin Heksadistira makin lebih baik, halah omong kosong. Noh Ketos angkatan kita, gak profesional banget kan. Pacarnya salah dilindungin, sedangkan yang lain kena hukum. Everything about bacot doang emang," papar Gisha panjang lebar.
Emma mengerjap-ngerjapkan matanya. Benar juga ucapan Gisha.
"Jangan lihat dari fisik aja. Kompeten gak tuh orang. Males gue salah pilih mulu dari kelas 10. Gak becus semua," tambah Gisha.
"Iya bener juga sih omongan lo. Semoga aja sih tahun ini gak bobrok ketosnya."
"Iya woi bener banget. Semoga juga OSIS tahun ini bikin Heksizst Hysteria bulan depan pecah abis."
"Ehh iya anjir Heksizt Hysteria kali ini terakhir buat kita. Gak kerasa aja ya kita mau lulus heh."
"Semoga berkesan," harap Emma.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESHA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[TERBIT] Heksanetz, akun lambe turahnya SMA Heksadistira, yang awalnya diciptakan untuk keseruan para siswa-siswi namun secara mendadak menguak rahasia terbesar Gisha yang selama ini ia tutupi. Karena berita yang tersebar di Heksanetz itu lah semua...