Chapter 77: Condolences

3.4K 290 50
                                    

Tarik napas panjang-panjang. Hembuskan perlahan.

Siapkan tisu dan hati yang kuat. Karena part ini mengandung jutaan ton bawang💔

Sudah siap menerima kenyataan?:')

------

Tolong...
Tolonglah pulang
Ku rindu wajahmu
Senyumu yang sudah hilang
💔💔

🎶Pulang-Insomniac🎶

⚡⚡⚡

"Gisha, mamah cuma mimpi kan? Kamu cuma istirahat sebentar kan sayang? Kamu gak bener-bener ninggalin mamah papah kan, Gi!!!"

"Anak baik mamah gak mungkin nyerah!"

"Mamah akan selalu tunggu Gisha bangun dari tidur panjang itu. Mamah gak sanggup kehilangan darah daging mamah satu-satunya, Gi!"

"Kamu dulu bilang sama mamah mau jadi atlet gymnastic kan? Gisha mau ingkar janji?!"

Farensa menjerit histeris. Tangisnya pecah di hadapan tubuh seorang gadis yang terkapar kaku di depannya. 

Karel berusaha menguatkan istrinya. Ada Sarah dan kerabat dekat lainnya juga yang turut menguatkannya.

"Mah, ikhlasin Gisha. Kita harus tetep kuat biar Gisha tenang."

"Far kasian Gisha. Lepasin dengan ikhlas biar Gishanya gak dipersulit ya?" Sarah terus mengelus-ngelus pundak Farensa. Ia tahu betul posisi sulit sahabatnya itu. Ia juga masih belum percaya Gisha benar-benar meninggalkan mereka.

Jika bisa memilih, Farensa ingin menukar posisinya dengan Gisha. Baginya kehilangan anak rasanya jauh lebih menyakitkan.

Karena ketika seorang anak kehilangan orang tua, artinya ia kehilangan masa lalunya. Sedangkan ketika orangtua kehilangan seorang anak, itu berarti ia kehilangan seluruh masa depannya.

Meskipun sama-sama menyakitkan, Farensa tidak bisa menerima semua ini. Mengingat Gisha adalah anak semata wayangnya.

Karel dengan matanya yang memerah juga berusaha tegar dan kuat di depan para tamu yang terus berdatangan.

Semua tamu yang hadir tampak berduka tanpa terkecuali. Isakan-isakan tangis menyedihkan bertebaran malam ini.

Pihak sekolah SMA Heksadistira juga sudah mengumumkan kabar duka ini kepada seluruh warga Heksizt. Mereka yang pernah membully Gisha sangat tidak percaya dan menyayangkannya. Mereka juga menyesalinya karena ternyata berita itu hoax.

Foto-foto dengan caption Rest In Love, Pelangi Gisha Kayana bertebaran di sosial media. Banyak anak-anak Heksizt yang seketika sangat mencintai Gisha. Bahkan mereka yang pernah bertengkar dengan Gisha pun turut mempostingnya.

Orang-orang yang tadinya tidak mengenal Gisha juga seketika ikut berduka. Mereka tidak mengenalnya tapi rasa kehilangan itu turut mereka rasakan.

Memang benar ya perlu kehilangan selama-lamanya dulu baru mengerti cara mencintai tanpa pandang bulu.

Harus kehilangan dulu baru dimengerti semua orang tanpa perlu susah payah menjelaskan siapa dirimu.

RESHA  [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang