Dua hari setelah kejadian di bioskop itu, Gisha tidak hadir ke sekolahnya. Sampai detik ini bahkan Reskal tidak mengetahui apa pun tentang penyakit yang diderita Gisha.
Keluarga Gisha juga terkesan menutup-nutupinya. Papah dan mamahnya juga hanya menjelaskan kepada Reskal bahwa Gisha memang dari kecil tidak bisa berada di kegelapan. Reskal sebenarnya merasa jawaban mereka itu kurang memuaskan.
Tapi Reskal sebisa mungkin bodo amat dengan itu semua. Apa pentingnya untuknya? Hei, Gisha tidak sepenting itu bagi kehidupan Reskal 'kan?
Sejak saat itu Karel yang tidak ingin merepotkan Reskal lagi juga akhirnya membiarkan Gisha berangkat ke sekolah diantar sopirnya.
Seperti hari ini, Gisha mulai berangkat ke sekolahnya lagi. Gadis itu kembali fit setelah dua harinya dihabiskan untuk istirahat.
Saat Gisha baru sampai di kelasnya, Vinka dan Emma langsung menyambutnya heboh. Seolah mereka tidak bertemu setahun.
"GISHA AKHIRNYA LO BERANGKAT JUGA!!!" Emma langsung merangkul Gisha. Gadis itu tersenyum lebar melihat sahabatnya kembali bersekolah.
Gisha merotasikan bola matanya. "Gue cuma gak berangkat dua hari," ucapnya gregetan karena Emma terlalu berlebihan.
"Anjir lo udah sehat kan? Lo sakit apa sih?" tanya Vinka.
Gisha menarik kursinya dan duduk di tempatnya.
"Cuma demam," jawab Gisha. Ya tidak salah juga, Gisha selama dua hari itu juga demam.
"Padahal gue sama Emma niatnya mau jengukin lo nanti sepulang sekolah. Tapi syukur deh lo udah baikan."
"Lo juga ninggalin kita di bioskop. Gimana nge-date lo lancar sama abang Reskal?" Emma menaik turunkan alisnya, menggoda.
"Gak. Gue minta langsung pulang. Gak ada ngedate-ngedate. Gue sama dia gak se-spesial itu," gerutu Gisha. Gadis itu merogoh tas-nya mengambil seragam olahraganya.
"Lo tau gak sih lo jadi omongan orang-orang gegara Reskal nyariin lo kemarin-kemarin ke kelas kita," cicit Vinka.
"Sampe masuk berita di heksanetz. Lo pasti juga udah baca kan?"
Ya, sepopuler itu memang Reskal. Cowok itu selalu saja menjadi buah bibir anak Heksizt atas tingkahnya. Apa lagi ada sangkut pautnya dengan Gisha. Dua orang paling berpengaruh di Heksizt itu jelas menuai kontroversi.
"Siapa peduli?" ucap Gisha tak acuh.
Mereka bertiga beranjak ke ruang ganti untuk mengganti pakaian olahraga. Jam pelajaran pertamanya memang olahraga. Teman-teman kelasnya juga banyak yang sudah di ruang ganti.Saat Gisha, Vinka dan Emma sampai di ruang ganti, kebetulan teman-teman perempuan sekelasnya sudah selesai. Sehingga mereka tidak membutuhkan waktu lama untuk menunggu gantian.
Ketika mereka masuk ruang ganti mereka terkejut ketika mendapati satu temannya ada di sana. Tampak asing dengan penampilannya, tetapi mereka masih mengenal jelas siapa gadis itu.
Yola. Gadis itu memang baru saja selesai berganti dan ketika ia hendak keluar, ada Gisha dan dua sahabatnya.
Gisha menampilkan smirk-nya melihat penampilan cewek kampung itu. "Heh udik, lo dandan?"
Vinka tertawa renyah. "Baru kali ini gue liat badut ancol sekolah di SMA Heksadistira."
Yola terkesiap. "Emang salah yah kalo gue pakai riasan?" tanya gadis itu polos.
Emma memainkan rambut curly-nya. "Lo pede dengan penampilan baru lo ini?"
Yola mengangguk.
Gisha melirik remeh Yola dari ujung rambut hingga ujung kaki cewek itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESHA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[TERBIT] Heksanetz, akun lambe turahnya SMA Heksadistira, yang awalnya diciptakan untuk keseruan para siswa-siswi namun secara mendadak menguak rahasia terbesar Gisha yang selama ini ia tutupi. Karena berita yang tersebar di Heksanetz itu lah semua...