Mobil sport Reskal memasuki halaman mansionnya. Tampak tak jauh dari mobilnya terparkir ada sebuah mobil asing. Mungkin ada seseorang yang bertamu. Rekan bisnis papahnya mungkin, pikir Reskal.
Saat ia masuk ke mansion mewahnya, seorang pembantu di rumah Reskal menyambutnya. Ia juga meminta Reskal untuk menemui papahnya di ruang keluarga. Jelas itu perintah langsung dari Arlan Heksadistira.
Reskal berjalan ke arah selatan, ke ruang keluarga, tempat Arlan berada. Ada suatu hal penting yang ingin dibicarakan pria itu mungkin.
Sejenak Reskal berhenti tepat di depan pintu. Ketika sampai di sana ia melihat papahnya dan mamahnya sedang berbincang dengan seorang pria paruh baya yang tidak asing.
"Bagaimana kabar Gisha sama Farensa, Mas?" tanya Sarah, mamah Reskal.
Ya, tamu itu adalah Karel. Sudah lama ia tidak bertemu dengan rekannya itu karena sibuk dengan bisnisnya. Dan baru hari ini ia menyempatkan datang menemui sahabat lamanya.
"Farensa baik-baik saja. Gisha juga tumbuh dengan baik dan makin dewasa saja anak itu. Yaa..., sedikit sulit diatur," keluh pria itu.
"Wajar itu, Rel. Reskal pun terkadang begitu. Namanya juga anak muda," ujar Arlan.
"Tidak terasa sekali ya anak-anak kita sudah tumbuh dewasa."
"Betul sekali apa yang kamu ucap, Rah. Waktu berjalan sangat cepat. Saya juga sampai tidak rela Gisha tumbuh makin dewasa."
"Gisha pasti tumbuh jadi gadis yang sangat cantik dan populer kan?"
"Reskal pun begitu hahaha."
"Tunggu... Aku jadi ingat rencana kita dulu. Apa kamu juga ingat, Rel...?" Arlan
Karel mengangguk dan seketika ia ingat ucapan mereka sekitar duabelas tahun yang lalu. Mungkin ini waktu yang tepat untuk membahas rencana itu lebih lanjut.
Karel juga merasa cocok jika Reskal menjadi pendamping Gisha. Meskipun umur Reskal masih menginjak usia delapanbelas tahun, tapi laki-laki itu sudah bisa mandiri. Reskal bahkan pandai bermain saham. Terlebih sikap patuh pada orangtuanya yang membuat Karel makin yakin dengan Reskal. Di matanya, Reskal akan menjadi sosok yang bisa membimbing Gisha.
"Tentu saja aku ingat rencana---"
Ucapan Karel menggantung karena ketukan pintu Reskal."Maaf, Reskal mengganggu," ucap Reskal sopan.
"Wah Reskal... Kamu sudah tumbuh dewasa. Om ingat dulu kamu masih sedada om. Sekarang kamu sudah tumbuh menjulang saja hahaha."
Reskal menghampiri pria itu dengan senyum ramah. Ia menundukkan badannya, menyapa pria itu.
Kemudian ia diminta papahnya untuk duduk. Ya, meskipun hubungannya dengan Gisha tidak akur, ia tetap menghormati Karel. Apa lagi pria itu mempunyai rekam jejak yang baik di keluarganya.
"Om apa kabar?" tanya Reskal.
"Baik, kamu bagaimana, Res?"
"Reskal baik juga om."
"Kenapa tidak pernah mampir ke rumah Om lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RESHA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[TERBIT] Heksanetz, akun lambe turahnya SMA Heksadistira, yang awalnya diciptakan untuk keseruan para siswa-siswi namun secara mendadak menguak rahasia terbesar Gisha yang selama ini ia tutupi. Karena berita yang tersebar di Heksanetz itu lah semua...