"Aku mau lolipop yang gede itu, Res..."
"Gak. Kamu gak boleh makan permen kayak gitu. Nanti gigi kamu sakit lagi!"
"Ish nyebelin. Ya udah aku mau es krim. Boleh ya?" Gisha memasang pupy eyesnya memelas.
Reskal yang ingin membantah keinginan Gisha pun jadi tidak tega.
"Ya udah kamu di sini, aku ke stand es krim."
"Yeyyyy makasih sayangggg." Gisha bertepuk kegirangan.
Gisha pun duduk di sebuah kursi di kedai es krim menunggu Reskal yang sedang mengantri. Antriannya sangat panjang, tapi Reskal rela menunggunya demi keinginan Gisha itu.
Beberapa kali Reskal menengok ke belakang ke arah Gisha dan tersenyum. Gisha yang bolak-balik.diperlakukan seperti itu hanya menjulurkan lidahnya mengejek. Sedangkan pacarnya itu hanya geleng-geleng kepala.
Gisha bingung Reskal melakukan hal sinting itu berkali-kali sehingga membuatnya salting. Entah lah, Reskal seperti takut sekali kehilangan dirinya. Padahal ia tidak akan lari kemana-mana lagi. Ia akan menunggu Reskal dan mereka akan menikmati manis dan dingginnya es krim itu bersama-sama.
Hingga tiba-tiba listrik kedai es krim itu mati sehingga ruangannya menjadi gelap gulita.
Deg!
"Reskal dimana, Gisha takut! Please, hug me!"
Reskal berusaha menyalakan flash di ponselnya. Anehnya tidak ada fitur flash, padahal ponselnya canggih.
Reskal menatal sekitar dan berjalan menghampiri Gisha tertatih-tatih. Anehnya orang-orang di sana tetap tenang seakan kegelapan itu tidak mengusik mereka.
"Sayang bisa denger suara aku?" panggil Reskal memastikan. Seharusnya jaraknya dengan Gisha hanya beberapa meter, akan tetapi rasanya begitu sangat jauh bagi Reskal. Ia tidak bisa melihat sekitar sama sekali saking gelapnya.
"Reskalllllll!!!" Gisha memekik ketakutan. Persis seperti yang sering gadis itu lakukan ketika gelap. Yaitu memanggil nama Reskal.
"GISHA!"
Reskal langsung terduduk bangun. Cowok berambut gondrong itu menyeka keringat dingin yang membanjiri pelipisnya.
Lagi-lagi ia memimpikan Gisha. Tidak setiap hari sih, tapi itu terlalu sering.
"Gi aku kangen kamu..." lirih Reskal.
Selalu saja begitu tak ada yang berubah sejak sepeninggalan Gisha. Tidak ada kata tidak kangen setiap harinya.
Semenyakitkan ini ya merindukan seseorang yang tidak bisa ditemui. Entah sampai kapan Reskal harus bergelut dengan rindu yang menyiksa ini.
Reskal kemudian memandang sekeliling kamarnya yang gelap. Ternyata listrik di rumahnya padam. Ia lalu membuka gorden kamarnya untuk menerangi ruangan ini.
Cowok dengan kumis tipis itu menengok jam di atas nakasnya. Pukul 07.00 ternyata.
Reskal lalu menenggak segelas air dan ia akan bersiap-siap berangkat ke kampusnya. Ia ada kelas pagi ini.
⚡⚡⚡
Reskal berjalan ke kelasnya dengan malas. Ia sebenarnya sangat mengantuk sekarang. Tadi malam ia memang clubing bersama teman kampusnya dan pulang pukul tiga pagi.
Di tengah perjalanan tiba-tiba seorang cewek bertubuh mungil melendot ke tangan Reskal.
"Reskal kemana aja? Ihhh kangen!" ucapnya terdengar posesif.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESHA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[TERBIT] Heksanetz, akun lambe turahnya SMA Heksadistira, yang awalnya diciptakan untuk keseruan para siswa-siswi namun secara mendadak menguak rahasia terbesar Gisha yang selama ini ia tutupi. Karena berita yang tersebar di Heksanetz itu lah semua...