Chapter 58: Usai

2.5K 282 81
                                    

Kepercayaan itu murah.
Akan mahal jika kepercayaan itu dirusak dan dihianati. Dan ketika kamu ingin memperbaikinya, kepercayaan itu gak akan semurah waktu pertama.

-Reska Alvaro Heksadistira-

⚡⚡⚡

     Seorang wanita paruh baya melayangkan tamparan ke pipi Gisha. Gisha sontak memegang pipinya yang memerah dan panas.

"Kamu lagi. Kamu lagi. Kamu memang selalu membawa dampak negatif untuk anak saya!"

Wanita itu adalah Sari, ibunya Emma. Sari jelas tidak terima tangan putrinya terluka karena Gisha.

Gisha menunduk dalam, ia tetap mengakui kesalahan yang tidak dilakukan olehnya. Gisha juga sudah meberikan uang kompensasi untuk mengganti kerugiannya. Tapi Sari tetap tidak terima. Baginya, luka di tangan Emma yang cukup parah tidak bisa dibayar oleh apa pun.

Apa dengan uang rasa sakit Emma berkurang? Tidak!

"Maaf, Tante," ucap Gisha tulus.

"Mamah sudah bilang berkali-kali sama kamu Emma, jauhi Gisha! Tapi kamu tetap ngeyel."

Emma yang dulu membela Gisha kini hanya diam saja. Ia masih kesal dengan Gisha.

"Vinka juga. Jangan mau berteman sama anak nakal seperti dia!" imbuh Sari.

Vinka pun sama-sama diam. Ia semakin kecewa kepada Gisha.

Bagai dihujami ribuan anak panah, ucapan Sari berhasil membunuh mental Gisha.

"Gisha emang salah. Tante layak marah seperti ini sama Gisha."

Sari tersenyum smirk. "Cih, saya dengar kamu juga ternyata pelacur ya, Gi? Udah saya duga sih sebelumnya. Udah keliatan orang seperti kamu itu cuma sampah. Dasar perempuan murahan!"

"Tante udah..." Vinka menengahi.

Miris bukan? Jaman sekarang wanita saling menjatuhkan wanita lainnya. Lantas apa itu girl support girl?

Gisha tetap diam dan tak membela dirinya. Ia biarkan saja Sari yang murka karena kelalaian Gisha tadi.

"Saya takut kalau kamu sudah mencuci otak Emma dan Vinka."

"Mah udah. Mending ayo kita pulang!" Emma pun menarik mamahnya menggunakan tangan kiri. Tangan kanannya sudah diobati dan diperban tadi.

Vinka membawa tas Emma. Mereka bertiga akan beranjak dari sana.

"Anak nakal seperti kamu pantas dijauhi dan dikucili. Dasar pembawa pengaruh buruk!" ucap Sari sekali lagi.

Setelah itu mereka benar-benar pergi meninggalkan Gisha di UKS.

Gisha mengehela napas berat. Hari-harinya makin berat. Kata Pamungkas, hati Gisha harus kenyal.

Gadis itu pun beranjak dari sana juga. Tadi sepulang sekolah memang ia langsung mampir ke UKS menjenguk Emma. Dan tahu apa respon teman-teman sekelas Gisha? Mereka yang tidak tahu apa-apa ikut menghakiminya. Gisha bahkan menjadi bahan bullyan sekarang di kelas.

RESHA  [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang