Chapter 68: Kolaborasi

3.5K 326 50
                                    

Gisha saat ini sedang berada di ruang ganti yang ada di gymnasium. Ia baru saja selesai mengganti bajunya.

H-7 menuju Heksizt Hysteria membuat Gisha sedikit cemas. Ia merasa masih kurang maksimal. Gisha bahkan sampai-sampai latihan di rumah juga. Karel dan Farensa bahkan sampai memanggil salah seorang pelatih rythmic gymnastic untuk membantu Gisha berlatih. Jelas Gisha sangat senang ke dua orang tuanya sangat mendukungnya.

Karel juga benar-benar berubah. Laki-laki itu tidak pernah menuntut Gisha lagi. Karel kini membiarkan Gisha memilih pilihannya sendiri dan tugasnya sebagai orang tua adalah sebagai peran pendukung.

Karel sadar tindakannya selama ini memang secara tidak langsung merusak mental putrinya. Maka dari itu mulai sekarang Karel menebus kesalahannya pada putri semata wayangnya itu.

Saat Gisha keluar dari ruang ganti, ia berpapasan dengan Gladys. Sepertinya gadis itu juga ingin latihan.

Gisha hanya menunduk canggung berpapasan dengan gadis itu. Gisha takut Gladys risih karena harus latihan dengannya. Mengingat skandal Gisha itu masih basah. Gisha jamin juga pasti Gladys sudah tahu tentang itu.

"Hai, Gisha!" sapa Gladys ramah.

Gisha yang tadinya sedang menilap seragamnya menoleh takjub. Ia tidak salah dengar kan kalau Gladys menyapanya?

"Eh?"

"Gue pengen latihan sama lo. Mau gak?" Gladys memasang pupy eyes-nya.

Gisha lagi-lagi dibuat heran. Apa Gladys benar-benar tidah tahu menahu atas skandal Gisha?

"Gue gak salah denger kan?" tanya Gisha masih merasa canggung.

"Loh emang kenapa? Lo gak mau ya, Gi?" Gadis berambut coklat terang itu memasang raut kecewa. "Padahal gue pengen banget latihan sama atlet gymnastic keren kayak lo."

Gisha membulatkan matanya. "A-apa lo gak jijik sama gue sama seperti yang lainnya? Apa lo gak ilfeel sama gue?"

"Ah tentang itu?" Gladys cengengesan seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Gue gak peduli hehe. Lo tahu sendiri gue juga sering kesandung masalah di heksanetz hehe."

"Tapi kasus lo gak separah gue. Gue benar-benar menjijikan."

"Jangan dengerin omongan orang lain, Gi. Lo tahu sendiri anak Heksizt kayak gimana. Mereka bisa ngidolain banget seseorang. Tapi mereka juga bisa menjatuhkan idola mereka sendiri hanya karena satu kesalahan."

Gladys memutar bola matanya jengah. Ia juga sangat benci heksanetz. Dari dulu ia penasaran, sebenarnya siapa adminnya.

"Yang benar-benar ngidolain lo, akan tetap menerima kesalahan dan kekurangan lo. Termasuk gue."

Gladys tersenyum lebar memamerkan deretan giginya yang putih dan sangat rapi. Gisha sampai-sampai sangat terpana dengan kecantikan perempuan itu.

"Lo ngidolain gue?" Gisha shock. Padahal Gisha selama ini juga sangat mengidolakan Gladys. Gadis itu adalah satu-satunya orang yang berhasil membuat Gisha sangat insecure.

Gladys mengangguk yakin. "Lo mungkin gak inget sama gue. Dulu lo juga mungkin gak kenal sama gue. Tapi kita dulu sempet satu club pas masih SD."

RESHA  [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang