Chapter 9: Bioskop

4.8K 517 54
                                    

Kehadiran Reskal di depan kelas 12 IPS 3 membuat anak-anak Heksizt heboh. Terlebih ada Gisha yang merupakan salah satu penghuni kelas mereka. Insiden hukuman Reskal dan Gisha saja masih diungkit-ungkit, ditambah lagi sikap Reskal ini yang menambah bumbu gibah anak Heksizt.

Banyak yang bertanya-tanya sebenarnya ada hubungan apa Reskal dengan Gisha.

Reskal dan ketiga sahabatnya sepulang sekolah memang menjemput Gisha ke kelasnya.

Kelasnya lebih dulu keluar duapuluh menit sebelum bel pulang berbunyi.
Saat ini kelas Gisha masih ada guru yang mengajarnya. Reskal melirik pesan yang sudah ia kirim tadi ke nomer Gisha. Jangan tanyakan ia dapat nomer Gisha darimana, Karel yang memberinya.

Arlan juga menyuruh Reskal untuk berkencan dengan Gisha setelah pulang sekolah. Sinting memang, jelas ia akan ditolak mentah-mentah oleh cewek badai itu. Tapi Reskal akhirnya mengakalinya dengan mencegat Gisha di depan kelasnya. Dengan begitu Gisha tidak akan bisa menolaknya, pikir Reskal.

Di lain tempat Gisha bersama Vinka dan Emma berada di UKS. Setelah Gisha menerima pesan-pesan Reskal itu, ia berpura-pura nyeri haid dan kemudian diijinkan oleh gurunya untuk istirahat di UKS.

Emma dan Vinka juga diijinkan menemaninya di sana. Karena pelajaran itu pelajaran terakhir hari ini, guru yang sedang mengajar juga menyuruh membawa tas mereka sekalian ke UKS.

Vinka dan Emma bahkan sempat khawatir dengan keadaan Gisha. Tapi ketika Gisha memberitahu yang sesungguhnya dan menceritakan semuanya termasuk perjodohan itu, respon mereka jelas sangat terkejut.

Mereka berdua tau betul api permusuhan Gisha dan Reskal. Bagaimana bisa mereka disatukan?

Oiya omong-omong Gisha bersyukur Vinka dan Emma tidak marah kepadanya karena tidak menceritakan hubungan Alma dengannya di rooftop tadi. Untung sekali mereka menghargai privasi Gisha itu. Mereka tidak mempermasalahkan asal Gisha nyaman.

"Demi apa pun gila gila gila. Lo dijodohin sama Reskal?" Vinka pindah posisi duduknya di ranjang Gisha saking excited-nya.

"Bisa gila usia muda gue kalo gini," ucap Gisha lemas.

Terlebih membaca pesan-pesan yang dikirim Reskal, membuatnya makin kalang kabut.

Reskalong: Nanti pulang sekolah gue tunggu diparkiran

Reskalong: Ehh nggak. Gue samperin lo langsung aja ke kelas lo.

Reskalong: JANGAN PD DULU. INI PERINTAH BOKAP GUE SAMA BOKAP LO.

Ingin sekali ia melempar ponselnya dan menghantamkannya ke kepala Reskal.

"Kenapa sih Reskal gak bisa diajak kerja sama? Kolot banget."

Vinka bertepuk tangan heboh, seolah berita yang baru saja Gisha sampaikan begitu menakjubkan. "Woahhh... Gue bingung Gi mau seneng atau berduka cita," katanya.

"Gue gak bisa bayangin juga nanti sebarbar apa rumah tangga lo, Gi, hahaha," tawa Emma berderai tidak melihat kondisi.

"Lagian kalo lo sama Reskal sama-sama gak suka, bisa ditentang 'kan?" saran Vinka.

Gisha menghela napas perlahan-lahan. Jika semua semudah yang dikatakan Vinka, ia tidak akan segila ini.

"Masalahnya Reskalong itu penurut banget sama bokapnya. Dia juga gak bisa nolak perintah bokapnya. Gedeg banget gue sama tuh cowok," beber Gisha gregetan.

RESHA  [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang