Chapter 28: Cupid

2.5K 329 10
                                    

Gisha kembali membalik lembar berikutnya, hingga habis. Ketika ia akan berada di halaman terakhir, Gisha memandang foto itu penuh dengan tanda tanya.

Reskal tiba-tiba saja datang mengambil buku itu kasar dan menutupnya. Entah sejak kapan cowok itu datang, saking asiknya melihat album itu Gisha jadi tidak sadar.

Dari baju yang Reskal pakai, Gisha bisa menebak kalau cowok itu habis bermain futsal bersama teman-temannya.

Reskal kini memandangnya nyalang. Wajahnya datar, seperti ingin marah tapi tidak marah. Tidak bisa diartikan tatapannya itu.

"Dari banyaknya buku di sini, kenapa lo harus lihat album ini?!" tanyanya penuh mengintimidasi.

Gisha mengerjap-ngerjapkan matanya bingung karena tiba-tiba saja dibentak seperti ini.

"Sembarangan banget sih lo asal buka album punya orang?" Reskal mengangkat albumnya ke udara.

"Maaf, Kak. Aku gak tahu kalo itu gak boleh disentuh sama Kak Gisha. Jangan salahin kak Gisha," bela Adriel.

Gisha mengangguk cepat, sangat setuju dengan ucapan Adriel.

"Tuh denger apa kata Adriel. Lagian gue kan gak tahu kalo itu gak boleh gue lihat," sungutnya. "Lagi pula lo juga dateng dateng langsung marah-marah aja."

Reskal menghela napas pelan. Benar juga, sepertinya ia terlalu berlebihan.
"Lagi pula itu cuma foto lo kan? Bukan sesuatu yang aneh? Atau jangan-jangan ada foto 21+++ di halaman terakhir ya jadi lo ngamuk?" tanya Gisha sangsi. "Parah banget lo, Res."

"Kalo ngomong jangan sembarangan," tukas Reskal.

Tapi Reskal juga sedikit lega. Sepertinya Gisha tidak melihat halaman terakhir album itu.

Gisha merengut sebal. Ia juga bingung mau baca apa di sini. Karena ia pusing jika melihat banyak tulisan.
Gisha melirik ke seluruh penjuru perpustakaan ini.

"Banyak banget buku gue gak tahu mau baca apa," keluhnya.

"Baca buku pelajaran kan bisa. Biar lo pinter dikit."

"Gue udah pinter ck."

"Orang pinter gak bakal ngaku pinter. Karena orang yang pinter gak merasa dirinya pinter. Dia selalu haus sama ilmu."

"Ngapa lo jadi ceramahin gue?" protes Gisha.

"Baru ceramahin gitu aja protes. Gimana kalo diceramahin sama suami," decih Reskal.

"Suami? Si-siapa yang suami?"

"Apa lo liat-liat gue kayak gitu? Oh jangan-jangan lo udah berubah pikiran dan mau dijodohin sama gue. Lo pengen gue jadi suami lo kan? Udah ngaku aja."

"Ehh siapa bilang?!"

"Reskal, kamu gak boleh ledekin Gisha seperti itu ahh," tampik Sarah yang baru datang.

Sarah masuk membawa baki berisi empat gelas minuman. Arisannya baru saja selesai, jadi baru sekarang ia bisa menemui Gisha dan berbincang hangat.

Sarah menaruh minumannya di meja panjang itu. Kemudian ia duduk di sebelah Reskal.

Adriel yang haus langsung menenggak habis minumannya.

RESHA  [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang