Setelah aku kehilangan kamu, aku menyadari beberapa hal. Bahwa yang berusaha besar untuk membuatku nyaman dan bahagia pada akhirnya justru menjadi kepulanganku yang tak pasti.
-Pelangi Gisha Kayana-
⚡⚡⚡
Mulai detik ini Gisha berusaha keras untuk menata hatinya kembali. Gisha dengan susah payah harus bangkit kembali dari keterpurukannya itu. Farensa dan Karel meyakinkan gadis itu bahwa semua akan kembali baik-baik saja nanti. Meski Gisha sendiri tak yakin.
Entah lah ia sudah pasrah. Ia hanya perlu menutup telinganya rapat-rapat ketika cemoohan itu menyerangnya tanpa ampun.
Seperti saat ini, Gisha baru saja selesai berganti baju setelah pelajaran olahraga. Gisha sekarang harus menerima kenyataan, kemana-mana harus sendiri. Mudah saja sih sebenarnya, hanya saja tatapan anak-anak Heksizt yang mengintimidasi. Seolah Gisha adalah pelaku pembunuhan berantai.
Tatapan mereka sangat membuatnya tidak nyaman. Namun Gisha mencoba cuek, seperti Gisha yang biasanya.
Setelah berganti baju, Gisha pergi ke kafetaria. Tadi pagi ia hanya makan roti selai saja dan susu, makanya ia sedikit lemas sekarang.
Gisha menengok ke kanan kiri ketika ia sedang memesan makanan, orang-orang di sebelahnya tutup hidung dan memandangnya nyalang.
Gisha berpikir keras. Kenapa mereka menatapnya seolah ia itu bangkai?
"Anjir bau banget. Kok pede banget sih!"
"Ihh bikin mual banget baunya."
"Cantik sih tapi bau..."
Gisha sontak meneliti penampilannya. Tidak ada yang salah kok. Ia lalu mencium seragamnya, ia tidak mencium apa-apa.
Gisha akhirnya memilih cuek saja. Toh ia tidak melakukan kesalahan, pikirnya.
Gisha membawa semangkuk baksonya. Ia menelisik ke penjuru kafetaria mencari meja yang kosong. Tak sengaja ia melihat ke meja Reskal. Di sana ada Emma dan Vinka juga yang sedang cekikikan dengan teman-teman Reskal.
Dada Gisha berdenyut nyeri melihatnya. Tidak. Tidak mungkin kan ia bergabung bersama mereka? Kondisinya sudah berbeda sekarang.
Gisha pun akhirnya memilih duduk sendiri di meja yang masih kosong. Ketika Gisha melewati orang-orang, mereka semua menutup hidung. Itu membuatnya makin bingung. Ia tidak mencium bau apa pun. Memangnya sebau apa sih sampai mereka sampai sangat jijik dengannya.
Gisha makan dengan tenang. Di tengah-tengah makannya, geng Alma tak sengaja melewati gadis itu.
Sama seperti yang lain, mereka sontak menutup hidung.
"Gila bau busuk banget!" pekik Jessica.
Sebagian besar mereka semua merasa terwakilkan oleh Jessica yang akhirnya berbicara langsung dengan sang empunya bau busuk itu.
Gisha menaruh sendoknya sedikit kasar.
"Lo abis mungut sampah, Gi? Kok lo masih berani ya gabung di keramaian dengan kondisi kek gini." Kamasya menatap Gisha jijik. Ini juga kesempatan untuknya membalas dendam kepada Gisha waktu itu. Sekarang orang-orang tidak akan memihak Gisha.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESHA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[TERBIT] Heksanetz, akun lambe turahnya SMA Heksadistira, yang awalnya diciptakan untuk keseruan para siswa-siswi namun secara mendadak menguak rahasia terbesar Gisha yang selama ini ia tutupi. Karena berita yang tersebar di Heksanetz itu lah semua...