Chapter 53: Surprise Birthday

1.7K 251 13
                                    

Happy 60k viewers😻
Thanks guys💖🔥

          Hari ini semua guru sedang mengadakan rapat besar, sehingga pukul 10 semua pelajaran dihentikan dan anak-anak Heksizt dipulangkan.

Jelas hal ini menjadi kabar gembira bagi mereka semua. Sebagian besar mereka semua langsung pulang ke rumah, sedangkan sisanya tinggal di sekolah untuk latihan agar penampilan mereka di acara Heksizt Hysteria maksimal.

Contohnya saja anak-anak organisasi teater yang kini sedang mencoba make up karakter. Mereka memang akan tampil dengan dandanan-dandanan seperti tokoh-tokoh di film luar.

Sedangkan di lain tempat Gisha latihan di gymnasium seorang diri. Memang anak-anak gymnastic jarang berlatih di sekolah, mereka lebih sering latihan di club mereka.

Gisha kali ini harus menelan pil pahit karena Reskal tidak bisa menemaninya latihan. Cowok itu ada kepentingan. Gisha pun hanya pasrah jika sudah begitu.

Gisha kurang bersemangat jika tidak ditemani oleh Reskal. Tapi ia mencoba tetap fokus.

Gisha berlatih sangat keras untuk penampilannya itu. Berkali-kali ia terjatuh dan tersandung kakinya sendiri, tapi itu tidak membuatnya berhenti. Gisha terus bangkit dan bersemangat.

Gisha baru saja menyelesaikan permainannya menggunakan lagu Valse Triste. Dan betapa terkejutnya Gisha tatkala ia melihat Valak yang sedang menontonnya.

Gisha tidak takut, ia hanya berjengkit kaget. Bagaimana tidak? Gisha hanya sendirian di sini lalu tiba-tiba saja muncul sosok menakutkan itu.

Gisha menyorot sosok itu tajam. Ia tahu siapa dia. Jelas salah satu anggota anak teater. Sudah tahu siapa kan?

Alma. Cewek sinting itu sekarang sedang cosplay jadi Valak. Gisha akui make up karakter Alma dan kostumnya memang sangat totalitas. Tentu saja, Alma memang berbakat perkara make up. Bisa-bisa orang yang tidak tahu, akan mengira itu Valak betulan.

"Apa sih lo ganggu aja," gertak Gisha.

Valak itu menyengir. "Lo jangan pura-pura gak tahu deh. To the point aja ya, Gi, soalnya gue gak bisa basa-basi. Lo bawa apa yang gue mau kan?" todong Alma begitu saja.

Gisha bersedakep. Ia menatap nyalang Alma lalu tersenyum smirk. "Lo jadi manusia tebel muka banget ya? Harusnya lo peka kalo gue udah blokir lo itu artinya apa."

"Apa itu berarti lo udah gak butuhin gue lagi?" tanya Alma tak lupa dengan kekehan khasnya yang menyebalkan.

"Gue bukan ATM berjalan lo, Alma. Lo kalo miskin harusnya kerja keras, bukan malakin gue!"

"Lihat lihat lihat. Ada manusia gak tahu diri."

"What? Gak tahu diri? Ooh lo lagi deskripsiin diri lo sendiri. Syukur deh ya, gue sangat apresiasi itu," balas Gisha memancing emosi Alma.

"Jangan main-main sama gue, Gi. Lo gak takut---"

"Lo mau beberin itu ke semua orang?" Gisha maju meringkas jaraknya dengan cewek tidak tahu malu itu. Kini jarak mereka hanya satu meter saja. "Gue lakuin ini biar lo kerja. Biar gak terus-terusan jadi pengemis kayak gini. Ngotak dikit dong!"

Alma mengepal tangannya. Gisha kali ini tidak bisa ia pengaruhi. "Lo bener-bener gak butuh gue lagi?"

"Terserah lo mau apa. Sepertinya percuma juga gue bungkam mulut lo pake duit selama ini. Manusia serakah kayak lo gak bakal ada cukupnya." Gisha berpaling muka. Ia sudah sangat muak. "Gue tanya lo dapet apa dari menjual cerita masa lalu gue? Lo dapat apa?"

RESHA  [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang