Chapter 74: Gerimis Di Malam Hysteria

3.5K 265 16
                                    

Dor!

"RESKAL!" pekik Gisha dan Gerald histeris bersamaan.

Ya. Vinka menarik pelatuknya ke arah Reskal. Cowok itu terus saja memancingnya. Namun sepersekian detik kemudian ia membuang pistolnya dan menatap tangannya dengan bergetar.

Sejahat-jahatnya Vinka, ia masih bergetar menyakiti orang lain dengan pistolnya itu.

Sontak Reskal memejamkam matanya merasakan sakit di lengannya. Reskal jatuh terduduk. Pelurunya berhasil menembus ke lengan kekarnya itu.

Gerald langsung berlari ke arah Reskal ketika melihat darah mengucur membasahi kemeja cowok itu.

"VINKA!" Gisha di tempatnya sudah berapi-api. Matanya memerah seperti kesetanan. Vinka telah melukai Reskal. Gisha tidak akan mengampuni gadis brengsek itu.

Gisha lalu mendekat ke arah Vinka dan langsung menarik rambut gadis itu dengan sangat brutal. Vinka pun terseret-seret ke depan.

"Lo udah melukai Reskal! Lo akan mati malam ini juga!" ucap Gisha begitu menakutkan.

"Arghhh lepas, Bitch!" Vinka membalas menendang perut Gisha hingga gadis itu terpental.

Gerald kini mengangkat Reskal untuk di bawa keluar. Reskal tampak begitu parah.

"Gisha..." panggil Reskal disela desisan kesakitannya.

Gerald juga berhenti melihat Gisha yang kini menghantam Vinka dengan kursi kayu.

Karel, Farensa, Arlan dan sahabat-sahabat Reskal kini dalam perjalanan menuju lab ekonomi. Emma tadi tiba-tiba saja naik ke atas panggung dan menceritakan rencana mengerikan Vinka dan Mario.

Sontak seisi Alpha Hall menjadi riuh dan semua orang berlari keluar gedung karena takut.

Malam ini SMA Heksadistira benar-benar berhasil diporak porandakan.

Gisha membanting kursi itu ke arah Vinka yang kini tersudutkan di jendela kaca besar. Kaca itu bahkan sampai retak.

Gisha benar-benar seperti dirasuki. Vinka yang sudah beberapa kali dihantam keras oleh Gisha juga sudah oleng. Gisha melempar kursinya. Ia kini menjambak Vinka dan menjembleskan kepala gadis itu ke jendela kaca itu. Kacanya makin retak.

"KAKAK LO UDAH HANCURIN HIDUP GUE DAN SEKARANG LO NYAKITIN ORANG YANG PALING GUE SAYANG!"

"LO AKAN MATI DI TANGAN GUE SEKARANG!" murka Gisha.

"ARGGHH LEPASSSS!!!" Vinka meronta-ronta, ia juga membalas menjambak Gisha dan menjebleskan Gisha ke kaca itu.

Jidat Vinka kini bercucuran darah karena hantaman keras itu. Tapi Gisha masih belum puas. Gisha benar-benar ingin melenyapkan Vinka malam ini.

Karel dan semua orang kini sudah sampai di ambang pintu.

"Gisha lepasin sayang!" pekik Farensa khawatir.

"Sayang lepasin dia ya? Kita selesaikan pakai jalur hukum sayang..." Karel ikut membujuk.

"Gisha lepasin iblis itu! Tangan lo terlalu bersih untuk menodai dia!" Emma juga ikut berteriak.

Semua orang tampak tegang karena Gisha sudah kehilangan kendalinya.

Hingga suatu ketika Gisha benar-benar menggunakan seluruh tenaganya. Gadid itu menghantam Vinka di kaca itu dengan sangat kuat hingga kacanya benar-benar pecah.

Vinka sontak terpental dari sana dengan menarik tubuh Gisha juga. Mereka terjun bersama dari ketinggian lantai tiga ini.

"GISHA!!!!" pekik semua orang.

RESHA  [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang