Chapter 5: C'mon Play This Game

7K 668 100
                                    

Jangan hanya karena insecure,
kamu jadi seseorang yang
pembenci

***

Reskal tak menyangka hidupnya akan sepelik ini setelah hukuman yang dijatuhkan untuknya, tuker satu sepatu dengan cewek badai tornado itu.

Ada yang tahu apa yang lebih gila dari ini? Berita Reskal dan Gisha dihukum ini telah menyebar ke seluruh penjuru sekolah.

Bagaimana bisa dalam waktu kurang dari 1x24 jam hal ini justru jadi berita heboh?

Jelas ada satu oknum kurang ajar yang membeberkannya ke grup angkatan kelas 12. Bahkan beritanya sudah sampai di Heksanetz, lambe turahnya SMA Heksadistira.

Masih mending jika hanya anak kelasnya saja yang tahu, lah ini justru seantero sekolah bahkan sampai ke guru dan jajaran staf TU tetekbengeknya. Sialan!

Memang hal itu tidak akan menodai citra Reskal sedikitpun di mata kaum hawa karena labelnya di sekolah ini. Tapi tetap saja Reskal merasa dongkol. Cowok itu sendiri bisa merasakan beberapa penghuni kafetaria---tempatnya kini berada---diam-diam menertawainya akibat sepatunya yang beda sebelah.

Parahnya lagi sepatu berhak milik Gisha itu sangat menggambarkan feminim sekali. Jelas itu membuatnya terlihat sangat nyentrik di kaki Reskal.

Reskal melihat ke dua kakinya miris. Mati-matian ia tidak ambil pusing dan cuek dengan komentar orang lain.
Sahabat-sahabatnya pun ikut menguatkan dirinya, meskipun diselingi ledekan.

"Res lo nggak perlu malu. Orang-orang nggak mandang ceker lo suer. Lo malah makin shining shimmering splendid pake sepatu selen-selen gitu jadi banyak yang lirik lo." Misalnya seperti ini.

Geng Reskal beserta para cewek-cewek mereka duduk di meja VIP.  Ada Nolan yang bersama dengan Jessica, Diaz dengan Kenny, dan Milo yang sendirian.

Beberapa kali Reskal menyingkirkan tangan Kamasya yang mencoba mengapit lengan cowok itu. Ia merasa tidak nyaman dengan itu.

Menurut gosip yang berhembus di Heksizt sendiri, Kamasya saat ini merupakan cewek yang paling dekat dengan Reskal. Mereka bahkan berasumsi ada hubungan special di antara ke duanya. Sedangkan Reskal merasa biasa-biasa saja. Namun berbeda dengan itu, terkadang mulut ember Kamasya suka bicara dilebih-lebihkan.

"Ih kenapa sih, Res?" gerutu Kamasya melihat perlakuan Reskal yang selalu saja seperti itu. "Kenapa? Lo malu gue lendotin kayak gini?"

Reskal menatap gadis itu muak. "Kayak lintah aja lo nempel mulu."

Tawa Milo berderai. "Udah dibilang sama gue aja, Sya. Lo gak bakalan makan ati mulu sama gue."

Kamasya melempar tatapan jijik ke arah Milo. "Ogah! Gue gak suka bule mohon maaf. Gue lebih suka produk lokal."

"Iya produk asli dengan bibit unggul, maksud lo 'kan?" celetuk Diaz
menyempurnakan kalimat Kamasya.

"Bener lo, Yaz. Karena kalo dipikir si Milo juga ada campuran Indo-nya juga sih. Cuman dia kurang unggul aja sama Reskal," imbuh Nolan.

Milo mengelus dada. "Aku mah apa atuh remikan oreo supreme."

"Iya kalian suka bener deh kalo ngomong," cicit Kamasya, tak munafik.

RESHA  [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang