Chapter 24: Cari Penyakit

3.5K 391 67
                                    

"Ini milik kamu, Bara?" Bu Fara menaikkan kertas fotokopian yang diperkecil---bocoran ulangan kimia yang Gisha dapatkan dari Diaz.

Seisi kelas menegang kala Bara terciduk membuka kertas fotokopian itu. Mereka semua juga menyumpah serapahi Bara yang sangat teledor dan tidak pro.

"Jawab dengan jujur, Bara," desak guru itu.

Bara yang terus didesak pun akhirnya mengangguk lemah. Tamat sudah riwayat mereka semua. Karena ulah Bara, kini bu Fara berkeliling seisi kelas dan mengecek meja mereka semua.

Bu Fara geleng-geleng kepala ketika hampir seisi kelas memiliki pekpekan itu.

Setelah Gisha mendapatkan bocoran dari Diaz, ia memang menawarkan kepada teman-teman sekelasnya. 98% dari mereka turut serta memotokopinya dengan kertas ukuran sangat kecil agar lebih mudah.

Teman-teman sekelasnya yang tadinya ambis dan rajin belajar, tergiur dengan bocoran soal dan jawabannya. Mereka memang merasa sangat kesulitan dan nyaris stress. Jika nilai tidak di atas KKM, maka mereka harus melakukan praktikum dan mengerjakan laporan yang sangat ribet. Karena itulah mereka memilih jalan ini.

Hanya Yuta dan Yola yang tidak ikut-ikutan. Tampaknya dua orang itu yang akan selamat dari hukuman bu Fara kali ini.

Bu Fara menaruh puluhan kertas kecil milik mereka semua di atas mejanya. Beliau sangat menjunjung tinggi kejujuran siswa-siswinya, ini jelas akan menjadi cambukan untuk mereka semua.

"Cepat katakan siapa yang menyebar pertama kali bocoran soal ini? Tolong maju ke depan."

"Saya." Mario berdiri dengan gentle. Semua anak kelas memandangnya.

"Aku sebut dia ganteng dan rela berkorban," bisik yang lain.

Tujuan Mario memang tidak ingin Gisha terkena masalah ini.

"Mario? Kamu gimana sih jadi ketua kelas malah nyontoh yang gak baik!" heran Bu Fara.

"Maaf---"

"Bukan Mario. Tapi saya." Gisha ikut berdiri dengan pede dan tidak gentar sama sekali.

Kemudian gadis itu maju ke depan kelas. Gisha tidak menyesal sama sekali atas tindakannya itu. Karena dari awal pun Gisha sudah siap dengan konsekuensinya. Gisha juga hanya menawarkan kepada mereka, jika mereka tidak mau pun tidak masalah baginya. Tapi kenyataannya mereka mau kan?

Mario mengutuk tindakan Gisha. Sia-sia sudah usahanya. Dengan lemas, cowok itu pun kembali duduk.

"Saya, Bu. Saya yang menyebarkan bocoran soalnya," ulang Gisha.

"Oh jadi kamu, Gisha. Kamu tahu kan tindakan mu ini salah besar dan merugikan?" Bu Fara naik pitam.

"Ya saya memang salah, Bu."

"Kenapa kamu melakukan hal seperti ini, Gisha?"

"Karena ibu cuma omong kosong aja. Bilangnya menjunjung tinggi kejujuran, tapi mereka yang nilainya di bawah KKM ibu hukum. Ibu juga pernah bilang kalau ibu tidak menyukai murid bodoh 'kan? Jadi jangan salahkan kalau murid ibu menghalalkan semua cara untuk dapat nilai di atas KKM."

RESHA  [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang