Chapter 66: Selfish

4K 354 58
                                    

I'm proud of your heart. It's been played, stabbed, cheated, burned and broken.
But somehow still works?

-Alcatraz Dey-

⚡⚡⚡

"Lo mainin gue?!" nada suara Vinka naik tiga oktaf. Gadis itu tersenyum kecut mendengar pemaparan Reskal barusan. Reskal tiba-tiba ingin bilang ingin kembali kepada Gisha. Bagaimana ia tidak emosi?

Reskal menunduk. Ia tahu ia salah, karena berusaha melupakan Gisha dengan cara mendekati Vinka. Awalnya Reskal mencoba untuk menyukai Vinka, tapi perasaannya kepada Gisha masih begitu besar.

"Gue minta maaf karena seolah jadiin lo pelampiasan. Tapi gue gak bisa lupain Gisha, Vin," sesal Reskal.

"Lo cowok terbrengsek yang pernah gue temuin!" Vinka berkata ketus.

"Sekali lagi gue minta maaf."

"Lo lebih milih Gisha murahan itu?"

Reskal membuang napas kasar. Ia menyorot Vinka tak suka. "Gisha gak murahan. Dia dijebak!"

Vinka memutar bola matanya malas. "Ya udah terserah lo aja."

Gadis itu kemudian melangkah masuk ke dalam kelasnya, meninggalkan Reskal yang merasa tidak enak hati.

Reskal lalu mencari Gisha. Di kelasnya tidak ada gadis itu. Mungkin Gisha sedang di kafetaria sekarang.

Reskal hari ini akan meminta maaf Gisha atas tindakannya kemarin yang di luar batas. Entah lah Gisha akan memaafkannya atau tidak. Yang pasti Reskal akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa merengkuh Gisha kembali.

Di lain tempat Gisha sedang makan sendirian di mejanya. Tentu saja ia masih tak punya teman. Tapi tak masalah. Gisha sudah mampu beradaptasi dengan kesendiriannya ini.

Setidaknya ada dampak positif dari masalah ini. Gisha telah dijauhkan dengan manusia-manusia munafik seperti teman-temannya.

Hanya karena satu kesalahan, mereka melupakan segala kebaikannya. Nikmat mana lagi dijauhkan dari orang toxic seperti itu?

Saat Gisha sedang asyik makan, tiba-tiba Yola duduk di depannya. Yola menaruh semangkuk bakso dan es tehnya di atas meja yang sama.

Yola cuek saja tatkala Gisha menatapnya aneh.

"Lo...?"

Yola mengedikkan bahunya. "Duduk sendirian gak enak kan?"

Gisha mengerjap-ngerjapkan matanya shock. "Lo gak benci sama gue seperti yang lainnya?"

"Kesel sih."

"Ya udah ngapain lo duduk di sini!" ketus Gisha. Toh Gisha tidak butuh siapa pun di sisinya.

"Gue tahu rasanya dijauhin dan dipandang jijik sama semua orang. Gak ada yang memihak sama sekali juga."

Gisha semakin menatap Yola aneh. Sebenarnya apa maksud dan tujuan gadis itu?

"Lo nyindir gue? Karena gue selama ini yang bikin lo dijauhin sama semua orang juga huh?!"

Yola terkekeh. "Lo emang keras ya, Gi. Hahaha."

RESHA  [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang