H-1 menuju Heksizt Hysteria. Sudah hampir semingguan ini di SMA Heksadistira semua pelajaran dihentikan karena class meeting. Banyak lomba-lomba menarik dan seru selama semingguan ini.
Semua siswa-siswi yang akan tampil di acara besar itu juga sudah berlatih maksimal agar tampil perfect.
Di jam pertama, Mikael sebagai ketua kelas 12 IPS 3 ditugaskan untuk mengabsen satu persatu teman kelasnya. Meskipun santai, SMA Heksadistsira tetap tidak mentolerir siswa yang membolos.
Mikael kini sudah berdiri di depan kelas menyebut nama teman-temannya.
"Emma," panggil Mikael seraya memegang buku absen dan pulpen di tangannya. Laki-laki berkacamata itu menyapu pandangannya ke seluruh penjuru kelas.
"Dia gak berangkat lagi," celetuk Ersya.
Memang sudah lima hari ini Emma seperti menghilang tanpa jejak. Katanya sih sakit, tapi entah sakit apa gadis itu. Sedangkan Gisha sendiri tak tahu menahu dan masa bodo. Sejak skandal itu, ia telah menutuskan kontak dengan mantan sahabatnya. Mereka benar-benar sudah menjadi orang asing.
"Vinka lo kan sahabatnya. Emma sebenernya sakit apa?" Mikael penasaran.
Vinka sendiri hanya angkat bahu. "Dia bilangnya sakit. Kemarin gue ke rumahnya mau jenguk, tapi rumahnya kosong."
Mikael mengangguk. "Kalo satu minggu dia gak berangkat juga, kita jenguk dia sama bunda."
Setelah selesai mengabsen mereka pun ada yang langsung turun ke lapangan untuk menonton pertadingan basket antar kelas, ada yang pergi ke perpustakaan, ada yang mengisi perut di kafetaria, ada juga yang tetap tinggal di kelas untuk tidur.
Gisha memasang tudung hoodie putihnya kala ia keluar dari kelasnya. Gadis itu seperti biasa menyumpal ke dua telinganya dengan earphone.
Gisha memutuskan untuk menyendiri di rooftop sekolah. Entah lah gadis itu kini lebih suka menyendiri dan menghindari keramaian.
Gisha berjalan menyusuri koridor dengan langkah angkuh seperti biasa. Gadis itu menoleh ke belakang saat ia merasa seseorang telah mengikutinya.
Dan benar saja. Seorang cowok yang sama-sama menggunakan hoodie warna putih seperti Gisha, langsung memanglingkan wajahnya. Sneakers laki-laki itu juga tampak dari brand yang serupa seperti yang sneakers Gisha pakai. Hal itu menandakan betul bahwa outfit laki-laki itu menjiplak Gisha.Reskal. Selama semingguan ini hampir memakai barang-barang yang nyaris mirip seperti Gisha.
Saat Gisha memakai bandana biru, Reskal memakai headband dengan warna yang senada. Saat Gisha memakai sneakers dari brand Dior, Reskal pun memakai sneakers Dior juga. Saat Gisha memakai hoodie putih, Reskal juga pakai hoodie putih.
Cowok itu selalu mengikuti Gisha sampai-sampai ke tiga sahabat Reskal heran sendiri. Sudah putus tapi cowok itu masih terlihat sangat bucin.
Gisha menatap Reskal jengah. Cowok itu malah berpura-pura ngobrol dengan seseorang. Saking mendramastisnya Reskal bahkan sampai tertawa terbahak. Entah apa yang mereka bahas.
Gisha nenghentakkan kakinya ke lantai, kesal. Ia kemudian melanjutkan perjalanannya lagi.
Namun beberapa langkah ia sudah dikepung oleh geng Alma. Tapi anehnya Alma tidak ada di sana. Yang ada hanya Jessica, Kamasya, dan tiga orang teman sekelas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESHA [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[TERBIT] Heksanetz, akun lambe turahnya SMA Heksadistira, yang awalnya diciptakan untuk keseruan para siswa-siswi namun secara mendadak menguak rahasia terbesar Gisha yang selama ini ia tutupi. Karena berita yang tersebar di Heksanetz itu lah semua...