Chapter 71: Harley Quiin

3.7K 335 79
                                    

Gisha menarik napas panjang. Ia saat ini sudah memegang ribbon sticksnya dan berdiri di hadapan semua orang.

Bisa ia lihat Farensa dan Karel yang melihatnya begitu bangga. Entah mengapa Gisha tiba-tiba merasa sangat bahagia dan sedih secara bersamaan. Seolah ia akan merasa begitu jauh dengan orangtuanya yang sangat baik itu.

Farensa tampak memberi kode kepada Gisha untuk semangat. Gisha pun mengangguk lemah.

Oh ya, jangan lupakan juga Fransisca di sana. Wanita itu sangat menanti-nantikan ini. Fransisca juga bangga kepada Gisha. Ia dengar Gisha akan pindah sekolah setelah acara Heksizt Hysteria. Itu semua karena Gisha terikat janji kepadanya dan Gisha tidak mau mengingkarinya. Itu membuat Fransisca tersentuh, gadis yang sangat baik menurutnya.

Gisha juga melihat Reskal di sana yang sedang menatapnya takjub. Momen ini lah yang Reskal tunggu-tunggu.

Gisha sendiri sudah berlatih keras berminggu-minggu hanya untuk penampilannya yang kurang dari lima menit.

Di acara Heksizt Hysteria ini Gisha akan tampil menggunakan lagu Valse Triste milik Jean Sibelius.

Lagu pun dimulai. Gisha mulai memainkan ribbon sticksnya dengan anggun. Suara tepukan tangan dan decakan kagum, mengudara di langit Alpha Hall.

***coba tonton deh keren bgtttt<3

"Pah ini Gisha anak kita!" pekik Farensa kegirangan. Gisha tampak cantik dengan baju gymnastic warna pink-nya. Sangat cocok dan masuk di kulit Gisha.

"Iya, Mah. Gisha cantik banget," puji Karel.

Di sebelah mereka ada Fransisca yang tersenyum tipis. Akhirnya ia melihat penampilan Gisha secara live juga.

Para tamu undangan juga tampak berbisik-bisik, memuji penampilan Gisha.

Lain dari itu sahabat-sahabat Reskal sudah heboh sendiri.

"Anjir Gisha cantik banget!" Nolan bahkan sampai berkedip.

Milo bersiul. "Bisa gitu ya lentur banget njir kek gak punya tulang."

"Oh jadi ini cewek yang selalu ditemenin latihan sama abang Reskal?" ledek Diaz.

Reskal tak menanggapinya. Ia tidak bisa berkata-kata lagi. Latihan Gisha selama ini terbayar lunas sudah dengan penampilannya yang memukau ribuan mata di sini.

Reskal bangga sekaligus sedikit sedih melihat wanita sempurna itu. Ya, Reskal mulai sekarang telah membuka mata lebar-lebar. Reskal sadar, Gisha sempurna di balik kekurangannya. Gisha tetap menjadi wanita favoritnya di hati Reskal. Laki-laki itu berharap ia bisa membayar harga kepercayaan Gisha yang kini sangat mahal.

Orang-orang yang kemarin-kemarin menghina Gisha pun kicep. Buktinya Gisha jauh lebih membanggakan ketimbang mereka yang seperti tong kosong. Menghina kekurangan orang lain, tapi sendirinya tidak punya kelebihan apa pun. Penampilan Gisha seperti alat penutup mulut para hatersnya.

RESHA  [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang