Chapter 30: Disalahkan

2.9K 343 11
                                    

Karena kondisi Vinka dan Emma yang lumayan parah dan tidak bisa diatasi oleh perawat UKS, akhirnya mereka dibawa oleh ambulans ke rumah sakit terdekat.

Mereka diduga keracunan cinnamon yang mereka makan. Gisha jadi merasa sangat bersalah karena mereka berdua celaka akibat salah target.

Harusnya Gisha yang celaka. Harusnya Gisha yang di posisi mereka. Gisha terus menyalahkan dirinya sendiri karena hal itu.

Dengan rasa kesal yang membuncah, Gisha mencari adik kelasnya yang memberikan makanan itu, dibantu oleh Reskal. Gisha memang sekelebat melihat name tag gadis itu dan bernama 'Hanindya Reviana'. 

Gisha sendiri mengecek kelas X jurusan IPA dan Bahasa. Sedangkan Reskal mengecek kelas X di jurusan IPS.

Gisha dengan tak sabaran memasuki kelas perkelas dengan membabi buta, mencari Hanin Hanin itu. Ia tak peduli Hanin pelakunya atau bukan, akan ia interogasi habis-habisan jika ia bertemu dengan gadis itu nanti.

Adik kelasnya yang tidak tahu menahu hanya diam ketika kakak kelasnya itu berdiri di depan kelas mereka entah untuk apa. Lalu ketika Gisha tak menemukan apa yang ia cari, ia mengumpat kasar. Jelas membuat seisi kelas itu berjengkit, takut.

Berbeda dengan Reskal, cowok itu terlihat tenang mencarinya. Ia bahkan bertanya kepada adik-adik kelasnya mengenai nama yang dimaksud oleh Gisha.

"Hanin? Kalo gak salah kelas 10 Bahasa 2, Kak," ucap salah satu siswa yang Reskal tanyakan.

"Serius?"

"Dia temen satu organisasi gue di PMR."

"Oke, thanks."

Setelah mendapat info Reskal pun keluar dari kelas itu dan menuju kelas 10 Bahasa 2. Dari luar kelas itu sendiri Reskal sudah mendengar kegaduhan karena suara Gisha.
Mungkin Gisha memang sudah menemukannya lebih dulu, pikir Reskal.

Ketika Reskal masuk, benar saja Gisha sudah ada di sana.

"CEPET LO BILANG SIAPA ORANG YANG NYURUH LO!" pekik Gisha seraya menggebrak meja gadis itu.
Seisi kelas terdiam karena bentakan Gisha. Tiba-tiba saja Gisha masuk mengecek. Seolah menemukan jarum ditumpukan jerami, Gisha akhirnya menemukan Hanin.

Hanin menciut di tempatnya. Ia bergemetar hebat dibentak dengan sadis.

"Lo budeg?!" cerca Gisha lagi karena tak kunjung mendapat jawaban.

Reskal menepuk-nepuk pundak Gisha, berusaha menenangkan gadis itu.
"Tenang. Lo gak bakal dapat jawaban kalo pake emosi gini, Gi," ujarnya.

"Tapi dia kek bisu. Gedeg banget gue!" tukas Gisha emosi.

Reskal pun akhirnya yang maju, untuk bertanya. Mungkin Hanin shock makanya ia tidak bisa menjawab.

"Lo yang kasih cinnamon itu?" tanya Reskal pelan.

Karena Reskal yang terkesan ramah dan tidak barbar, perlahan Hanin pun mengangguk.

"Lo tahu apa yang terjadi karena cinnamon itu?"

Hanin menggeleng cepat. Ia tidak tahu menahu apapun. Ia hanya diperintahkan saja untuk memberikan kresek hitam itu pada Gisha.

RESHA  [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang