Chapter 25: Sin

2.2K 301 17
                                    

Setelah kaki Gisha selesai diobati dan diperban oleh perawat UKS, gadis itu membuka ponselnya yang sudah penuh notifikasi dari whatsapp mamahnya.

Mamahnya itu cepat sekali mendapat informasi tentangnya. Mungkin Gerald yang memberitahunya. Jelas wanita itu sangat khawatir. Bahkan beliau langsung otw menjemputnya.

Mamah: Ya ampun Gi kaki kamu gak parah kan? Mamah telfon kok gak diangkat sayang?

Mamah: Mamah jemput kamu sekarang yaa

Mamah: Kamu bisa jalan gak? Kalo kamu gak bisa jalan nanti mamah bawa kursi roda buat Gisha

Begitulah Farensa. Sangat rempong. Padahal kaki Gisha tidak separah itu tapi lihat sendiri kan bagaimana responnya yang selalu berlebihan.

"Nyokap lo mau ke sini?" tanya Vinka setelah melirik pesan dari Farensa.

Gisha menutup ponselnya. "Hmm."

Emma memberikan tas Gisha. Jam pelajaran telah usai, jadi Emma dan Vinka tadi naik ke kelasnya untuk mengambil tas mereka.

"Lo bisa jalan sedikit-sedikit 'kan?" Emma bertanya masih tak yakin.

"Bisa. Lagian kaki gue cuma lecet dikit bukan lumpuh," ketus Gisha yang merasa orang-orang sangat berlebihan.

Vinka menyentil telapak kaki Gisha yang diperban. Jelas Gisha memelototi atas tindakan Vinka itu.

"Lecet dikit lo bilang? Kaki lo berdarah banyak gitu kok. Pasti ngilu banget," beo Vinka.

"Mana pecah-pecah lagi. Auto manicure pedicure deh lo, Gi Gi..."

"Halah manicure, pedicure, no insecure mah udah makanan Gisha sehari-hari. Tanpa kejadian kek gini juga dia bakal tetep perawatan, Ma."

"Iya bener banget lo, Vin." Emma mengangkat jempol. "Ehh si Reskal gentle banget gak sih anjir. Gisha yang digendong kok gue yang baper ya."

"Dia cuma respect ke gue, gak lebih," tukas Gisha.

"Ah masa sih gak yakin gue. Keliatannya dia suka sama lo, Gi."

"Anak-anak Heksizt aja sampe baper banget. Gimana, jantung lo aman?"

"Ya aman lah. Lagian tolong bedain RESPECT sama ADA RASA LEBIH."

Gisha menekankan kata-katanya itu.
Orang-orang kenapa sih tidak bisa saja melihat laki-laki respect kepada wanita. Pasti disangkanya ada perasaan. Padahal belum tentu juga.

"Lagian si Reskal salah makan kali ya," gumam Vinka merasa aneh saja.
Gisha terdiam.

Sebenarnya tanpa Vinka dan Emma ketahui, Reskal akhir-akhir ini memang seperti menguntitnya.

"Nyebelin tapi anehnya selalu nongol pas Gisha lagi sial," cicit Emma.

Emma terkikik. "Udah kayak CCTV yang dikasih nyawa aja ya."

"Beli cowok kek gitu di marketplace ada gak sih!"

"Gue kasih gratis ke lo," ucap Gisha enteng.

RESHA  [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang