Aku sungguh tidak ingin menjadi seperti ini. Namun, belakangan ini memang tubuhku terasa sangat letih. Seperti punggungku akan tercerai-berai jika seseorang menyentuhnya. Aku tengah berbaring di atas ranjang sekarang. Ini adalah kehamilan pertamaku dan dokter bilang, aku harus banyak istirahat di trisemester pertama. Pandanganku kosong ke atas langit-langit kamar. Aku mengingat apa yang kubicarakan dengan Phillip di hari terakhir memori indah bulan madu kami.
"Phillip, katakan padaku, apa yang kaulakukan duduk dengan seorang mafia seperti itu?" tanyaku begitu kami berada di dapur, memastikan tidak ada yang bisa mendengar kami dari sana. "Apa yang sedang coba kaulakukan?"
"Dia?" Phillip mengamati punggung pria gondrong yang menunggunya dengan tenang di taman sana. "Kami memang mungkin tidak terlihat begitu, tapi Andrea--secara kebetulan-- adalah seorang kenalan yang bisa diandalkan. Dan tenang saja, kau tidak perlu takut padanya. Jika ia berani melakukan sesuatu yang tidak sopan padamu, aku akan menghancurkannya dengan kedua tanganku sendiri."
"Tubuhnya dua kali lipat lebih berotot daripada dirimu, Phillip!"
Phillip tidak menolaknya. Dia tertawa kecil dan mengangguk begitu saja, seperti itu adalah reaksi paling normal saja.
"Dia di sini untuk melindungimu sementara aku pergi. Aku berjanji, tidak akan lama."
Mana pernah aku memikirkan kemungkinan mantan kekasihku yang psikopat adalah sahabat dari suamiku yang sangat manis? Aku menutup mata untuk menekan kembali memori itu jauh-jauh dalam benakku. Memikirkan senyum lembut dan hangat Phillip hanya menyesakkan dadaku saja.
"Hei, Sel! Kau tidak pingsan, kan?"
"Aku sudah bilang, aku hanya sedikit pusing."
Angela datang dengan seorang pelayan yang membawakan makan malam untukku. Angela membantuku bersantap malam di atas ranjang, sejak beberapa waktu lalu kepalaku pusing dan kakiku rasanya tidak dapat menyangga berat badan. Angela segera membantuku untuk merebah, sedangkan dirinya yang panik, hampir saja melakukan hal sia-sia dengan memanggil dokter. Untung, dia bersedia mendengarkanku dan pergi untuk membawakan makan malamku dengan segelas susu untuk membantuku lelap.
"Maaf, kau harus kerepotan gara-gara aku."
"Apa pun yang bisa kulakukan untukmu, Sayang. Kau hanya harus bilang, ok?"
"Satu hal."
Angela diam, menunggu.
"Aku sudah merasa jauh lebih baik setelah beristirahat seperti ini. Jadi, bisakah kau melanjutkan ceritamu tadi?" pintaku seraya menahan tangan Angela agar tetap berada di dekatku. "Apa yang sudah Phillip lakukan hingga dia bisa mengerahkan kekuatan sebesar yang dimiliki seorang mafia sekelas Andrea Franceso? Apa kita akan menghadapi sesuatu yang besar dan berbahaya?"Angela tidak menjawab untuk beberapa detik setelah pertanyaanku. Ia melirik ke arah perutku dan mengusap-usap perutku yang masih rata. Pandangannya melembut dan dia tersenyum simpul.
"Kudengar kau adalah teman dekat di masa muda Andrea," ucap Angela sambil melamun, tidak terlihat tenang saat membayangkan cerita kami di masa lalu itu. Aku hanya berharap, Angela tidak memintaku untuk menceritakan kembali apa yang ingin--sudah kulupakan. "Tapi, bagaimanapun dekatnya kalian, aku yakin kau tidak tahu bahwa Andrea memiliki kakak laki-laki."
"Tuan Franceso memiliki seorang kakak ... laki-laki?"
Dari yang aku tahu, Andrea tidak pernah menceritakan apa pun tentang keluarganya. Dan seingatku, sesuai rumor yang beredar saat itu, Andrea adalah anak tunggal.
"Namanya Callisto. Franceso Xaverius Callisto. Dia pernah berada di kelas yang sama denganku, kelas sastra klasik."
"Kau? Sastra klasik? Dengan seorang anak mafia?"Setidaknya, kenyataan memang bisa lebih lucu daripada kenyataan.
"Kau bisa menertawakanku sepuasnya. Callisto lebih tua beberapa tahun daripada diriku. Aku pertama mengenalnya karena dia mengikuti kelas memanah yang kuikuti. Dan Callisto adalah cinta pertamaku, perasaan naif yang semua orang miliki di masa mudanya. Setelah meminta Thomas, penjagaku waktu itu, untuk mencari tahu kelas lain apa yang diikuti pemuda itu, aku turut mengikuti kelas lain yang diikuti Callisto, termasuk sastra klasik dan sejarah. Dia memiliki rambut hitam lurus yang selalu tersisir rapi, mata hitam legam yang mengingatkanmu pada tengah malam yang damai, dan raut wajah yang selalu tenang. Kami tidak pernah bertegur sapa. Saat itu aku bahkan tidak tahu siapa nama belakang pemuda tampan yang telah membuatku begitu jatuh hati. Sampai suatu hari, kuda putih milik Callisto, King, ditemukan mati di istalnya. Keempat kaki kuda malang itu dipotong, dan hewan itu menderita sendirian hingga ajal menjemput di malam sebelumnya. Semua orang, para bodyguard-nya, para mafia itu, panik bukan main. Mereka segera meminta Callisto untuk kembali ke mobil. Tapi Callisto bergeming di depan jasad kuda putih malang yang selama ini menemaninya. Kemudian, setelah hari itu, Callisto keluar dari semua kelas pelatihan yang ia ikuti dan aku tidak pernah menemukannya lagi.
"Begitu aku beranjak dewasa, aku baru tahu, Callisto adalah anak pertama keluarga mafia terbesar di Italia Utara yang memiliki banyak sekali musuh. Di masa itu, ayahnyalah yang menyatukan seluruh kekuatan bawah tanah Italia dan memegang kendali penuh. Masa-masa kejayaan yang tidak lebih dari sebuah ilusi karena di saat yang sama, keluarganya sedang berada dalam krisis. Seluruh dunia gelap Italia berusaha menjatuhkan rezim yang dibangun ayah Callisto. Tidak lama kemudian, terjadi sebuah pertengkaran besar-besaran di antara para mafia di sana, Callisto kehilangan kedua kakinya dan keluarga Franceso kehilangan pemimpin keluarganya."
"Ayah Andrea?"
"Ya, aku dengar Zeus Franceso, ayah Andrea dan Callisto meninggal untuk melindungi anak sulungnya, sementara Andrea dilarikan ke Amerika bersama sang ibu. Sepeninggal pemimpinnya, ibu mereka mengambil kendali. Wanita itu ditakuti karena sangat berani dan memiliki beribu strategi licik yang menakutkan. Aku sangat tertarik dengan sikap wanita llicik itu, namun bahkan aku, tidak ingin berada di pihak berlawanan dengannya. Ia dan anak buahnya berhasil mempertahankan apa yang sudah diraih sang suami, si pemimpin sebelumnya. Kemudian, Andrea mengambil alih kendali. Dia, dikenal sangat kejam dan keras. Dalam waktu dua tahun saja, Italia kembali berada di dalam genggaman keluarga Serigala Putih. Dan di beberapa tahun berikutnya, kiprahnya sudah mendunia."
Angela mengambil mangkuk sup yang sudah kosong, kemudian memberiku segelas air mineral.
"Andrea memiliki dendam yang sangat dalam. Dia ingin membunuh Vittorio Bova, seorang yang memotong kedua kaki kakak laki-lakinya dan pria yang melubangi jantung sang ayah. Di sanalah dia bertemu dengan Noah. Entah bagaimana, Noah bisa menemukan Vittorio Bova yang gagal ditemukan oleh informan Andrea. Pria gila itu bersembunyi di Mongolia dan Andrea membeli informasi berharga itu dengan kesetiaan kepada adikku. Setelah itu, hubungan mereka bertahan di sana. Noah dengan segala informasi rahasianya yang dibutuhkan Andrea untuk melancarkan semua agenda yang ada di daftar pelebaran kekuasaannya. Meski rasanya aku tahu dari mana Noah mendapatkan detail-detail itu, sebaiknya kita sepakat untuk tidak membicarakannya dan kita akan baik-baik saja," ucap Angela sambil melamun, seakan melihat sebuah kejadian yang tidak bisa kulihat.
Yang muncul di kepalaku saat itu adalah nama Easton. Menurut cerita Phillip, Easton memiliki kemampuan komputer yang luar biasa, meski aku juga tidak yakin, karena aku tidak pernah melihat dengan mata kepalaku sendiri akan kemampuan pria itu. Dan aku juga memiliki firasat bahwa sepertinya Angela mengenal informan yang menyuguhkan informasi-informasi itu pada Phillip, sedangkan wanita ini tidak terlihat tahu tentang Easton. Mungkin ada orang lain di balik ini? Aku tidak berharap menemukannya. Aku tidak ingin bertindak nekat dan membahayakan diriku lagi kali ini karena aku membawa seorang jabang bayi yang paling ditunggu-tunggu di istana--negara ini.
Meski aku tahu, yang di dalam perutku bukanlah satu-satunya."Yang ingin kukatakan adalah Noah dan Andrea memiliki sejarah. Dan mereka memiliki alasan masing-masing untuk berada di tempat mereka saat ini. Jadi, kau bisa sedikit lebih tenang dan fokus menjaga kesehatanmu untuk kepentingan keponakanku juga, ok?"
Aku melirik pintu. Dan seakan tahu apa yang tengah kupikirkan, Angela mengikuti arah pandangku seraya berkata, "Aku sudah menguncinya. Di depan sana hanya ada Andrea, sedang merokok tak jauh dari jendela di depan kamar."
"Baiklah," jawabku sambil menghela napas panjang.
Aku tahu Angela memandangku dengan pandangan aneh saat aku memastikan tidak ada yang akan menguping pembicaraan kami, tapi aku tidak peduli. Ini adalah hal besar yang kuyakin tidak sembarang orang boleh tahu.
"Ada apa, Sel?" tanya Angela bertanya-tanya sambil mengamati wajahku lekat.
"Itu ... sudah berapa bulan, Angela?"
Angela membulatkan mata. Dia tahu saat itu juga, apa tepatnya yang sedang kubicarakan.
"Katakan padaku, sudah berapa bulan--"
"Empat," sahut Angela cepat. Wanita cantik itu menolehkan kepalanya ke arah balkon. Wajahnya yang putih dengan pipi merona itu terlihat lesu. Dan aku tidak senang dengan reaksinya.
"Siapa ayahnya?" tanyaku sementara sebelah tanganku menangkup perut Angela yang benar-benar sedikit lebih membuncit daripada pertama aku melihatnya. "Apa suamimu?"Yang pergi entah ke mana itu?
Angela menyisir rambut emasnya dengan jemarinya dan menghela napas panjang. "Siapa lagi yang mau tidur denganku?" Seluruh pria di muka bumi ini kecuali Phillip? Apakah aku salah jika berkata demikian? "Ya, ini sudah empat bulan dan aku tidak boleh diam saja. Negara ini adalah penganut Katolik yang taat dan aku tidak ingin usaha keras Noah untuk memperbaiki nama baik keluarga kerajaan menjadi sia-sia dengan melahirkan seorang bayi yang akan disebut anak haram karena lahir tanpa ayah."
"Angela ...."
Ini berat baginya. Aku tahu itu. Dan aku tidak tahu apa yang akan kulakukan jika aku berada di sepatu Angela saat ini.
"Jangan memandangku dengan pandangan kasihan seperti itu, Sel. Aku dan anakku akan mendapat pengakuan. Satu bulan lagi, aku dan Nicholas Hasler akan menikah. Dan anak di perutku ini tidak akan disebut anak haram."
Semua orang di kerajaan ini tahu bahwa Nicholas Hasler, sang perdana menteri terpilih itu tergila-gila pada Angela. Dan aku juga pernah mendengar bahwa sejatinya Angela dan Nicholas pernah hampir bertunangan. Atau sudah bertunangan? Aku tidak tahu tepatnya, yang jelas, Angela melarikan diri dan menikah dengan pria Afganistan yang diduga sebagai seorang teroris itu. Kenyataan lain yang memperparah kondisinya adalah Angela tidak telihat seperti seorang wanita yang mudah jatuh hati. Aku yakin, Angela tidak merasakan apa pun pada pria yang katanya akan dia nikahi dalam waktu dekat itu. Dia akan menikahi Nicholas demi anak yang sedang dikandungnya. Aku bisa melihat perubahan bentuk tubuh Angela meski dia menyamarkannya dengan memakai terusan yang longgar. Namun, aku bisa merasakannya. Mungkin karena kami berada di perahu yang sama kali ini.
"Kau jangan menjadi stres karena memikirkanku. Kau jaga kondisi tubuhmu, ok? Aku dengar, Kudengar kau memiliki kondisi tubuh yang lemah, sampai mimisan dan pingsan."
"Ya," jawabku seraya mengangguk kecil. "Tapi dokter sudah memberiku vitamin dan Tuan Franceso dengan keras kepala menjamin aku cukup beristirahat sebelum kembali kemari."
Angela seakan melihat sesuatu yang tidak bisa kulihat dalam diriku saat ia memandangku.
"Kau harus berhati-hati pada pria itu, Sel."
Aku mengangguk cepat. "Tenang saja, Winston sudah memperingatkanku tentang siapa sebenarnya Tuan Franceso dan aku sudah membangun tembok pertahananku di sekitarnya."
Lagi pula, mudah bagiku untuk menjauhinya sejak kami memang berada dalam situasi yang canggung.
"Lihatlah dirimu yang polos ini. Kau tidak tahu siapa yang sedang kauhadapi."
"Dia adalah mafia--"
"Dia adalah pria yang jatuh cinta padamu," ucap Angela dengan wajah bersungguh-sungguh hingga aku tidak bisa menertawakannya karena itu sama sekali bukan bercandaan. "Aku tidak tahu denganmu, tapi aku hidup dengan berbagai pria dan aku tahu kapan mereka jatuh. Pria itu, Andrea Franceso, dari caranya menatapmu saja, orang buta pun tahu, pria itu sudah--masih-- jatuh hati padamu. "
Oke, oke. Tenangkan dirimu, Gisela. Pikirkan ini secara rasional. Aku--atau Angela-- harus tenang terlebih dahulu sebelum melakukan apa pun setelah ada salah satu dari kami yang membahas perihal apa yang mungkin dirasakan Tuan Franceso padaku.
"Apa pun perasaan yang dimiliki pria lain padaku bukan masalah, selama hatiku bersama ayah dari jabang bayi ini. Bukan begitu?"[]
to be continued,
29072021
Don't forget to click the ⭐ button and follow me to get every notification. Love ya 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Brown (COMPLETED)
RomanceGisela Brown tak pernah menyangka ia akan mengalami hal ini. Ia, seorang wanita berkulit hitam, Afrika-Amerika, sedang melihat seorang pria berkulit putih, tengah menatapnya hangat dan dramatis, dan berkata bahwa pria itu menginginkannya. Tidak, s...