25 - Liechtenstein

676 158 21
                                    

Aku tidak percaya, Gazele benar-benar menjadi sebuah fenomena setelah Adeline berjalan untuk kami. Joanne kini tidak bisa mengangguku lagi di kantor. Tadi pagi kulihat pekerjaannya menumpuk di atas meja kerjanya dan kudengar dari Tiana, Joanne sedang melakukan survei ke luar bersama beberapa desainer yang berada di kepemimpinannya. Berita yang cukup mengejutkan datang dari Joanne. Tidak seperti Joanne kesulitan dalam bekerja sama dengan orang lain, sebaliknya, beberapa desianer muda sangat menunggu-nunggu kesempatan untuk bisa belajar secara langsung dengannya yang sangat dikagumi. Yang terjadi adalah Joanne selalu bekerja sendirian, dia baru memberikan pekerjaan-pekerjaan kecil lain kepada para desainer muda itu. Joanne umumnya melakukan apa pun dengan mengandalkan dirinya sendiri. Jika sampai dia pergi dengan para desainer-desainer muda itu, berarti tangan Joanne benar-benar sudah penuh saat ini. Terima kasih atas kepopuleran Adeline.

Sesuai yang dijanjikan Adeline dalam perjanjian kecil kami.

"Sel!"

Aku mendongak untuk melihat Joanne yang kelihatan sudah kembali dari dinar luarnya. Aku tidak bisa mengeluarkan satu kata pun untuk membalas wajahnya yang memerah dan terengah-engah itu.

"Apa yang terjadi, Jo?"

"Ada seseorang yang mengaku sebagai Angela Wenzel datang untuk menemuimu," ucap Joanne di antara engahnya. "Kuulangi, nama keluarganya adalah Wenzel, Sel. Kau harus menemuinya sebelum dia meledakkan sesuatu di bawah sana."

"Apa lagi yang terjadi di dunia ini?!" bisikku kepada diri sendiri.

Kekacauan lain. Bagus. Ini bahkan belum masuk jam makan siang. Baru beberapa hari lalu Tuan Phillip tertangkap kamera sedang menggodaku di sebelah wanita yang dikabarkan akan menjadi tunangannya. Sejak saat itu, Jeremy sama sekali mundur dari semua usahanya untuk mendekatiku. Lalu sekarang angin apa yang menerjangku? Kenapa sepertinya, setelah mengizinkan Tuan Phillip masuk ke dalam hidupku, pria itu memporak-porandakan semuanya dan menghilang begitu saja seperti angin topan?

***

"Maaf atas kegaduhan yang sudah terjadi."

"Tidak apa, Nona Wenzel. Aku hanya ... tidak menyangka, kau akan menampakkan dirimu padaku, di sini, di kantorku, daripada tempat-tempat lainnya, dan menemui orang lain yang sepertinya sedang menunggu kepulanganmu. Well, kau tahu, seseorang seperti adik laki-lakimu, misalnya."

"Oh, haha, dia. Biarkan dia, Nona."

Wanita cantik, sangat cantik, hingga aku tidak yakin apa dia berasal dari dunia yang sama dengan manusia biasa sepertiku ini. Wanita jangkung itu melipat kakinya dengan anggun di atas sofa, sementara matanya terus mengamatiku, sama sekali tidak lepas, meski aku menyembunyikan wajahku di balik cangkir teh yang sedang kusesap. Aura mendesak dan majestik yang sama seperti seorang pria kulit putih manipulatif gila yang tampan luar biasa tertentu yang tidak bisa kuingat namanya untuk saat ini. Untuk makhluk di hadapanku ini, keberadaannya mengintimidasiku. Bahkan dengan cara yang lebih menyebalkan daripada Adeline. Aku tidak bilang aku tidak merasa cantik. Aku memiliki kepercayaan diri yang selalu ditanamkan Mama untuk terus percaya bahwa aku cantik dengan kulit tembaga, bibir tebal dan rambut berombakku ini. Namun, wanita mana pun sama sekali tidak ingin berada di dekat wanita ini jika sedang berada di hadapan umum. Kecantikan wanita ini sungguh mencolok melebihi warna kaus kaki Joanne.

"Oh, Tuhan, apa yang sudah kulakukan," rutuknya pada dirinya sendiri saat ia mengamati langit-langit. Kemudian wanita itu menatapku dengan raut wajah penuh rasa bersalah, "Aku pasti membuatmu merasa tidak nyaman, bukan begitu, Nona Brown?"

"Tidak, Nona Wenzel—"

"Tolong panggil aku Angela saja."

"Baiklah," jawabku cepat, seakan aku akan mendapat kesialan jika terlambat mengiyakan titah itu. Aku sekuat tenaga menghentikan mulut bodohku ini untuk tidak menambahkan kata panggilan hormat. "Baiklah, oke," ulangku, "Angela. Tidak, bukan aku tidak nyaman. Mungkin aku memang tidak seharusnya memanggilmu dengan kasual seperti ini. Aku hanya ... bingung. Kau tahu ... bingung. Sangat bingung."

Miss Brown (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang