Kenapa Angela terdengar tidak berada di pihak Adeline?
Tidak. Angela bahkan tidak menutup-nutupinya. Angela membenci Adeline dan aku mulai bertanya-tanya kenapa.
"Kau membuat Adeline terdengar seperti seorang makhluk mitologi yang berbahaya atau sebagainya, Angela."
"Kau bisa mengatakannya lagi. Dia memiliki tabiat yang buruk dan hati sejahat penyihir." Angela memutar mata dan menurunkan pundaknya dengan kesal. Matanya terarah ke langit-langit seakan di atas sana sedang memutar memori masa lalunya. "Mereka, Adeline dan Noah, lahir di bulan dan tahun yang sama. Kelahiran mereka menjadi momen tersendiri bagi kedua kerajaan untuk saling mempererat hubungan satu sama lain. Well, bagaimana pun, keluarga kami adalah kerabat jauh, jadi kelahiran mereka adalah kesenangan bagi kedua belah pihak. Keluarga kerajaan Belgia dan Liechtenstein adalah saudara jauh. Sama-sama bagian dari kerajaan besar Jerman zaman dahulu. Karena itu, rencana perjodohan mereka bukan sesuatu yang baru."
Oke. Ini akan jadi cerita yang panjang. Aku menggerakkan tubuhku ke posisi yang paling enak untuk mendengarkan cerita kerajaan ini. Satu langkah lagi menuju pemahaman atas semua kebingunganku atas semua kejadian gila yang terjadi sejak kehadiran Tuan Phillip dalam hidupku.
"Aku tumbuh besar bersama mereka. Ralat. AKU membesarkan dua bajingan tengik itu. Yang satu adalah rubah licik yang selalu tersenyum setiap saat meski dia akan membunuh seseorang, satunya lagi ular berbisa gila yang akan melakukan apa pun demi mendapatkan apa yang dia inginkan. Jika ada satu saja kesamaan mereka, itu adalah mereka berdua sama-sama psikopat tidak waras yang selalu tersenyum ke semua orang," ujar Angela dengan mata melotot saking kesalnya membayangkan masa kecilnya yang penuh warna. "Etika kerajaan mungkin membalut sikap sopan mereka, tapi manusia tidak pernah benar-benar berubah, Sel. Mereka hanya menyembunyikan sifat asli, tapi tidak pernah berubah. Rubah dan ular itu sama-sama tumbuh menjadi siluman yang sangat licik, namun sangat memesona bagi setiap orang asing di sekitar mereka." Kemudian mata Angela mendarat padaku. "Termasuk kau, dan jangan coba kaubilang kau tidak tertarik pada Noah, atau bahkan Adeline, karena wajah polosmu itu mengatakan semuanya. Meneriakkannya di depan wajahku."
"Wajahku tidak meneriakkan apa pun, Angela. Tapi well, kurasa tidak ada gunanya juga aku menutupi itu. Kau kelihatan seperti seorang pengamat yang hebat."
"Bagus. Itu menyimpan waktu dan tenaga bagi kita berdua. Sungguh bijak, Gisela." Angela mengangguk puas dan meneruskan. "Rencana perjodohan mereka, seperti yang mungkin sudah kaudengar, adalah perjodohan untuk pernikahan politik kedua kerajaan. Sejujurnya, kami selalu melakukan pernikahan antar sesama bangsawan untuk mempertahankan status atau sebagainya. Tapi menikahkan mereka berdua, orang yang sama persis liciknya, itu rasanya seperti menuangkan jus jeruk dalam air suci. Tidak masalah, tapi kenapa repot-repot melakukannya? Apa kau sudah gila?"
Sebuah perbandingan yang aneh. Aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak menertawakannya.
"Oke, kenapa memangnya kita tidak melakukannya? Maksudku, jika banyak orang yang menginginkannya, kenapa tidak melakukannya? Jus jeruk suci terdengar membuat orang penasaran."
Angela mencebik seperti aku baru saja mengatakan omong kosong terbesar sepanjang sejarah.
"Noah dan Adeline mungkin bisa bersahabat sampai mati karena mereka saling memahami, kau tahu, siluman di luar sana memahami satu sama lain dan mencari cara untuk mengusili manusia. Tapi mereka tidak mencintai satu sama lain. Tidak sama sekali. Sejauh ini, Noah setuju saja dengan perjodohan itu karena menimbang sisi positif untuk negara kami. Tapi dia, si siluman rubah, tidak akan pernah bermaksud untuk melunakkan egonya pada seseorang yang licik, keras kepala dan penuntut seperti Adeline. Begitu pun dengan perempuan ular itu, Adeline, dia tidak akan pernah akan merasakan romantika cinta bersama pria yang menutupi segalanya dan bertindak semaunya sendiri seperti Noah. Mereka teman, ya. Tidak lebih dari itu. Tidak bisa lebih dari itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Brown (COMPLETED)
RomanceGisela Brown tak pernah menyangka ia akan mengalami hal ini. Ia, seorang wanita berkulit hitam, Afrika-Amerika, sedang melihat seorang pria berkulit putih, tengah menatapnya hangat dan dramatis, dan berkata bahwa pria itu menginginkannya. Tidak, s...