"Kau terlalu berlebihan, Tuan Phillip."
"Angela bisa saja pergi begitu saja dan menghilang dibalik angin tipis di sekitarnya layaknya hantu. Aku tidak pernah mempermasalahkan itu. Dia berhak melakukan apa pun yang dia mau. Tapi jika dia membawamu, itu akan menjadi hal yang sangat berbeda."
Wajah Tuan Phillip masih terlihat tidak senang. Wajah yang masih tegang sejak aku melihatnya di balik pintu kamar Angela. Pria itu segera memarahiku dengan membuatku kembali mengatakan apa janjiku padanya sebelum kami berpisah di hall. Aku sudah bilang, aku dan Angela hanya berbincang-bincang dan kami bahkan menjadi lebih dekat setelah rapat kecil kami sementara ia menyelesaikan rapat negaranya.
"Tuan Phillip, sebaiknya kau meminta maaf pada Yang Mulia Putri karena telah menaikkan suaramu padanya. Seperti yang sudah kukatakan padamu, kami tidak melakukan sesuatu yang berbahaya. Kami hanya berbincang."
Langkah Tuan Phillip berhenti seketika kemudian ia menggigit kuku jempolnya dan bergumam-gumam.
"Mars bisa saja tiba-tiba datang dan membawa bencana lainnya. Aku tidak ingin mengingat bagaimana jantungku hampir meledak saat mendengar Angela datang bersama Kojiro ke kantormu dan membuat kekacauan di sana. Lagipula aku tidak bisa percaya Angela benar-benar akan pulang. Bisa saja dia melakukan apa yang dia lakukan saat terakhir dia pulang bersama pria itu. Timur Tengah sedang panas sekarang, apa yang akan kulakukan jika Rakheem meminta Angela untuk membawamu dan membatasi rencanaku."
Sejujurnya, hanya itu dan beberapa kalimat lain yang bisa kudengar dari gumaman Tuan Phillip. Aku sama sekali tidak mengerti apa yang sedang dibicarakannya. Atau apa yang dikhawatirkannya. Atau siapa nama-nama yang baru dia sebut dalam gumamannya. Yang aku paham adalah ini kali pertama aku melihat Tuan Phillip kehilangan sikap tenang dan senyum ramah khasnya berganti dengan kedutan rahang yang keras. Ini membuatku tidak nyaman. Tolong berikan senyumanmu, aku tidak tahu apa yang membuatku merasa begitu tidak nyaman tanpa kehadiran senyummu itu, tapi kumohon, jangan terlihat marah tanpa alasan yang tidak kumengerti seperti ini.
"Tuan Phillip." Aku menahan lengan Tuan Phillip dan membuatnya ganti mengamatiku. "Kau akan menemukanku. Seperti hari ini pun, kau menemukanku. Jadi, jangan mengkhawatirkanku karena ke mana pun aku pergi, aku yakin, kau akan menemukanku, bukan begitu?"
Mata Tuan Phillip membulat ke arahku. Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan saat itu. Apa aku terlalu percaya diri? Apa aku terlalu berlebihan? Apa ucapanku terlalu agresif?
Tuan Phillip tidak menjawabku. Yang kusadari berikutnya adalah senyuman lembut Tuan Phillip sudah menyambutku. Pria itu mengangguk kecil dan tertawa.
"Ya. Tentu aku akan menemukanmu, Nona Brown," katanya di antara tawa.
Setelah itu, Tuan Phillip mengambil tanganku dan membawakku berkeliling kastel. Aku berusaha melepaskan tangannya setiap kami berpapasan dengan orang-orang, namun Tuan Phillip seakan tahu apa yang sedang kurencanakan dan dia akan menguatkan genggamannya pada tanganku. Sedangkan aku? Belakangan aku sudah menguasai ilmu tertawa canggung, jadi itu saja yang kulakukan dengan baik selama aku berada di sekitar sang pangeran. Dia menunjukkan lukisan-lukisan berharga koleksi keluarga mereka, lengkap beserta sejarahnya. Mendiang mama pasti akan sangat antusias jika berada di sepatuku sekarang dan berkesempatan melihat koleksi pribadi keluarga kerajaan ini. Dan aku bisa membayangkan, Tuan Phillip akan menjawab semua pertanyaan wanita maniak sejarah itu tanpa harus bersusah payah seperti yang akan terjadi pada diriku yang malang ini setiap menuruti keinginan mama untuk membawanya ke museum.
Sang Pangeran bahkan menunjukkan tempat penyimpanan mahkota kerajaan yang kupertanyakan padanya berulang-ulang. Katanya, mahkota itu adalah replika, hadiah dari rakyat mereka. Sedangkan yang asli, dibawa oleh pangeran pertama ke Austria untuk tinggal di sana hingga keruntuhannya, dan mahkota itu tidak pernah ditemukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Brown (COMPLETED)
RomanceGisela Brown tak pernah menyangka ia akan mengalami hal ini. Ia, seorang wanita berkulit hitam, Afrika-Amerika, sedang melihat seorang pria berkulit putih, tengah menatapnya hangat dan dramatis, dan berkata bahwa pria itu menginginkannya. Tidak, s...