"Kau mengambil cuti untuk apa, sekali lagi?"
"Menikah."
"Dengan Phillip?"
"Iya," jawabku setelah diam cukup lama.
Di luar dugaan, Joanne menarik dengan cepat dan mengenggam kedua tanganku seraya menatapku dalam-dalam.
"Apa kau baik-baik saja, Sel? Apa kau yakin? Kumohon katakan padaku aku tidak terdengar seperti nenek-nenek2, tapi ... Sel, apa kau benar-benar sudah tidak apa-apa?"
Sudah lebih dari satu bulan sejak terakhir Phillip datang ke rumahku dan aku menceritakan mengenai monster dari masa lalu yang masih menghantuiku hingga beberapa waktu belakangan sebelum kedatangan Phillip; Andrea. Seseorang yang hampir kulupakan, yang mungkin masih kukasihi dan makin kubenci sejalan dengan waktu yang memisahkan kami.
Kami, aku dan Phillip, sibuk bekerja, seperti biasa. Kami hanya menelepon di sela-sela waktu senggang, menelepon dengan video-call di waktu senggang, atau sekadar bertukar pesan singkat. Phillip benar-benar serius saat dia bilang, dia ingin menyembuhkan lukaku. Dia tidak membiarkanku memikirkan bahwa dia akan tiba-tiba meninggalkannya. Aku tahu betul, dia adalah orang yang—sangat amat-sibuk. Dia menyempatkan waktu untuk menghubungiku alih-alih mengistirahatkan dirinya. Benar-benar seperti anak SMA yang sedang berpacaran.
Dan aku merasa tidak enak dengan segala usaha yang dilakukan Phillip demi kemajuan hubungan kami. Ketika aku meneleponnya dan bilang bahwa aku memutuskan untuk menerima lamarannya, Phillip bilang akan segera datang ke LA untuk membicarakannya lebih lanjut denganku. Dia ingin bicara pada ayahku juga. Itu sangat manis, saking manisnya, aku berharap ini bukan kenyataan.
Nyatanya, aku masih merasakan kecemasan itu, tidak bisa begitu saja menghilangkan ide Phillip akan menghilang tiba-tiba dan memintaku untuk pergi jauh.
Pergi! Lari, Gazelle!
"Aku baik-baik saja, Jo. Terima kasih sudah mengkhawatirkanku. Phillip sudah tahu apa yang terjadi di masa lalu antara aku dan Andrea. Phillip bersedia menungguku hingga aku benar-benar bisa menerimanya dan mengalahkan ketakutanku sendiri. Phillip membantuku mengatasinya. Dan aku berpikir tidak sepantasnya aku membuat Phillip menunggu terlalu lama. Dia pantas mendapatkan apa yang dia inginkan setelah semua kerja keras itu. Aku pantas mendapatkan apa yang aku inginkan."
"Akhirnya!!" Joanne berteriak bahagia dengan mata berbinar-binar.
"Dia bahkan bilang bahwa dia ingin bertemu dengan papa dan mengatakan intensinya untuk menikahiku."
"Sweet!"
Joanne bertepuk tangan keras sekali kemudian sebelum dia bisa mengoceh, sebuah ketukan menghentikan percakapan kami. Setelah aku mempersilakan siapa pun di depan pintu itu masuk, Tiana muncul.
"Nona Brown, ada telepon dari Tuan Bill. Katanya dia ingin membicarakan perpanjangan kontrak Adeline Clamentine dengan Gazelle, apakah Anda bersedia untuk bertemu?"
Aku dan Joanne melotot dan bertukar pandangan.
"Adeline sudah kembali dari pengasingan?"
Joanne menggelang seraya berkata, "Phillip pasti membuatmu sibuk memikirkannya. Kau tidak tahu Adeline mendapatkan peran utama sebagai tokoh jahat di film sci-fi terbaru yang sedang hits itu?"
"You tell me that," ucapku pada Joanne, kemudian menatap Tiana. "Bilang pada Tuan Bill, aku akan menghubunginya dalam dua hari. Kemudian kumpulkan para direksi untuk mengadakan rapat besok. Hari ini kumpulkan kepala divisi. Aku sendiri yang akan memimpin rapatnya."
"Baik, Nona!" Tiana tersenyum dengan semangat sebelum dia menutup pintu dan kembali ke meja sekretariatnya.
"Pernikahanmu dengan Phillip akan diikuti banyak berita bagus, sepertinya. Kau tahu, Adeline kembali dengan berita yang sangat sensasional dan kau tahu, dari grafik terpercaya, perusahaan penguntitan Joanne Co. Ltd, jumlah penggemar Adeline tidak tambah berkurang, namun bertambah hampir dua kali lipatnya. Sekarang saja pengikut di IG-nya sudah hampir mencapai dua ratus juta. Jadi, apa pun yang sedang dipikirkan Tuan Bill, atau Adeline sendiri, untuk bekerja sama sekali lagi dengan kita, jika kau tanya aku, kita dapat rezeki nomplok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Brown (COMPLETED)
Любовные романыGisela Brown tak pernah menyangka ia akan mengalami hal ini. Ia, seorang wanita berkulit hitam, Afrika-Amerika, sedang melihat seorang pria berkulit putih, tengah menatapnya hangat dan dramatis, dan berkata bahwa pria itu menginginkannya. Tidak, s...