28 - Her Room

662 155 9
                                    

Ruangan itu cantik dan sangat luas. Begitu melangkahkan kaki ke dalamnya, suhu yang nyaman seakan memelukmu merindu. Dan pemandangan di luar sana yang samar-samar mengintip di balik jendela yang hampir memenuhi seluruh dinding ruangan begitu indah. Seakan aku bisa mendarat di gunung salju di luar sana jika aku bisa melangkah keluar dari balkon. Benar-benar ruangan yang membawamu ke dunia fantasi, andai saja kau tidak melihat wanita cantik berambut emas itu membuang dirinya ke atas ranjang dengan cara yang paling tidak anggun.

"Bakatmu dalam pesta adalah melarikan diri darinya?"

"Aku tidak bisa menahannya. Aku sangat membutuhkan ketenangan di ruangan ini. Jika aku berada di sana satu menit lagi, aku takut kau harus melihatku meninju wajah orang-orang."

Oh, Angela, bagaimana kau bisa memiliki sifat dan sikap yang sangat berbeda dari adik laki-lakimu? Tidak seperti aku tidak menyukainya. Angela yang seperti ini bahkan terasa lebih mudah untuk diajak bicara daripada Tuan Phillip atau siapa pun itu di hall. Aku bersyukur, aku memilih instingku untuk mengambil uluran tangan Angela. Beberapa saat lalu, setelah aku menerima uluran tangan Angela, wanita itu langsung saja membawaku masuk ke dalam kastel lebih dalam, menuju ruangan mewah yang tak lain adalah kamar pribadinya. Sejujurnya aku bahkan ragu aku bisa memasuki ruangan pribadi anggota kerajaan dengan seenaknya sendiri, tapi Angela-lah satu-satunya orang yang mengajakku, jadi biar saja.

"Angela."

"Hm?"

"Apa sebaiknya aku menunggu di luar saja, jika kauingin tidur atau sebagainya?"

Wanita itu langsung saja bangun dari posisi merebah dan menarikku agar mengikutinya kembali merebahkan diri di atas ranjang. Ranjang yang luar biasa empuk dan wangi mawar semerbak dari sana. Wangi yang sangat khas seperti milik Angela sejak aku pertama bertemu dengannya.

"Kau adalah temanku, bukan begitu? Ini yang dilakukan teman saat kau mengunjungi rumahnya. Bersantailah."

Ya, tentu. Kecuali rumahmu ini adalah sebuah kastel bersejarah dan kau adalah kakak perempuan seorang pangeran yang baru saja mengadakan acara penobatan.

"Terima kasih karena bersedia datang bersamaku, Sel," ucap Angela ketika aku tidak menjawab dan membiarkan kami tenggelam dalam ketenangan. "Aku tidak akan bisa merasakan sensasi luar biasa yang hanya dimiliki ruangan ini, jika kau tidak bersedia datang bersamaku."

"Kenapa memangnya? Maksudku, seperti katamu tadi, ini adalah ruanganmu, ini adalah rumahmu. Kenapa kau harus membawaku untuk pergi ke rumahmu sendiri?"

Sebuah senyum sedih terbentuk perlahan di wajah cantik Angela yang merona. 

"Karena aku tidak ingin datang dan membuat Noah harus berurusan dengan rumor-rumor buruk seputar kehadiranku."

Itu aneh. Dan berapa lama pun aku mencoba mencerna apa maksud ucapan Angela, yang kutemui adalah kekosongan. Aku bangkit dari posisi merebahku dan duduk menghadap Angela. Angela menutup matanya dan terlihat tidak ingin mengatakan apa pun lagi, hanya menikmati momen saat ini. Sudah kuduga, Angela memiliki hubungan yang tidak baik dengan anggota kerajaan lainnya. Beribu pertanyaan sudah hampir meluber dari mulutku, namun aku berhasil tetap diam dan tidak bersikap tidak sopan dengan meminta Angela menceritakan hal yang mungkin ingin dia rahasiakan dari semua orang.

Aku bangun dan duduk di sofa nyaman tak jauh dari ranjang di mana Angela masih merebah. Kami diam dan sibuk dengan pikiran kami masing-masing. Situasi ini membuatku memikirkan konflik intern dalam keluarga kerajaan seperti dalam cerita-cerita fiksi di luar sana. Aku berharap Angela akan mengatakan "Jadi aku adalah pewaris tahta yang sesungguhnya" atau "Akulah yang meracuni ibu tiriku agar Noah naik tahta". Karena hal-hal seperti itu akan membuat apa yang kulihat di hall upacara penobatan itu menjadi masuk akal. Perlakuan yang kumaksud adalah seperti perundunganan orang dewasa, terhadap Angela seorang, seakan wanita ini adalah tokoh jahat yang dibenci oleh semua orang.

Miss Brown (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang