"Sel! Aku mencarimu ke mana-mana!"
Seruan Joanne mengagetkan aku dan Renaud yang sedang sama-sama lengah saat itu. Joanne membulatkan mata saat menatap kehadiran Tuan Phillip yang tanpa kusadari berjalan ke arahku dan dia sudah ada tepat di belakangku saat Jo sampai.
"Oh! Phillip! Kau benar-benar datang, kawan!" ucap Joanne, dengan kasualnya memeluk pria itu dengan akrab. Oh, demi Lucifer, Joanne memang seorang pemeluk sejati dan itu membuat suasana menjadi jauh lebih runyam.
"Senang bertemu denganmu lagi, Joanne," balas Tuan Phillip dengan kasual sambil membalas pelukan Joanne.
"J—Joanne! Se-sebaiknya kau—"
Aku melepas pelukan ramah yang terasa begitu canggung itu dan bermaksud meminta maaf pada Tuan Phillip atau siapa pun pria di hadapanku ini.
"Hei, tidak perlu cemburu! Tidak seperti aku tidak mencuri sayangmu, Gisela. Aku hanya memberi pelukan pertemanan!" oceh Joanne sama sekali tidak peka.
"Le petit ami?" sahut Renaud menaikkan kedua alisnya sampai ke langit-langit ruangan.
"Le copain!" koreksiku secepat mungkin. "Dengar, aku tidak—"
"Joanne benar, Nona Brown," sahut Tuan Phillip menengahi dengan wajah serius. "Itu tadi hanya pelukan pertemanan. Kau tidak perlu mengkhawatirkan apa pun," lanjutnya dengan tenang. Benar kepalamu atau apa, Tuan Siapa Pun Dirimu.
Lihatlah dirimu! Kau hanya membuat suasananya menjadi semakin rumit dengan penjelasanmu itu.
"Apakah kau kemari untuk menjemputnya, Jo?" lanjut Tuan Phillip tanpa menggubris kebingungan yang kuyakin, terlihat jelas di wajahku.
Joanne mengangguk lemah, penuh dengan aura kesal menatapku tajam. "Nona CEO, kuharap kau segera sadar akan posisimu dan tidak berkeliaran seperti anak tujuh tahun—"
"Tunggu. Kau sungguhan berpacaran dengan Tuan Wenzel, Gisela?!" seru Renaud minta perhatian.
"Tidak dan tolong jangan menambah runyam suasana ini, Renaud--"
"Apa? Kita tidak pacaran?" tanya Tuan Phillip sambil memegangi sebelah lenganku. Tolong jangan memasang wajah kebingungan seperti itu! Itu sama sekali tidak membantu!
"Oh, tunggu, aku akan meneruskan pembicaraan ini nanti, Gisela. Kau tunggu saja! Jangan kabur seperti yang sudah-sudah!" ancam Renaud sembari berlalu ke arah para penata rias yang sepertinya membuat beberapa goresan yang tidak diinginkan Renaud pada model-modelnya.
Memangnya sejak kapan aku akan memilih untuk bergosip denganmu, Renaud? Tentu saja aku akan melarikan diri seperti biasa dari klub bergosipmu itu. Terlebih jika yang akan kaugosipkan adalah diriku sendiri. Kau kira aku sudah bodoh atau bagaimana?
"Apakah Anda adalah Gisela Brown dari Gazelle?"
Sebuah suara wanita, lembut dan sopan, terdengar dari belakang punggungku. Aku menoleh, bersamaan dengan Joanne dan Tuan Phillip di sampingku. Itu adalah Adeline yang berdiri hampir sejajar dengan tinggi Tuan Phillip. Ia mengenakan pakaian milik Renaud dan ... sepatu terkutuk itu. Dan di antara semua orang yang bisa bergabung dengan kami, kenapa harus Adeline Clamentine?! Oh, sial tentu saja Adeline datang. Jika apa yang diucapkan Renaud bukan mengada-ada, wanita ini sedang memastikan calon suaminya tetap ada dalam kendali.
"Ya, aku adalah Gisela Brown dari Gazelle," jawabku cepat dengan sisa tenaga yang tersisa bersikap profesional menghadapi model berpeluang tinggi seperti wanita di hadapanku ini. Aku mengulurkan tangan, dan Adeline dengan senyuman ramah balas menjabatku. "Sebuah kehormatan kau bisa mengenalku, Nona Clamentine."
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Brown (COMPLETED)
RomanceGisela Brown tak pernah menyangka ia akan mengalami hal ini. Ia, seorang wanita berkulit hitam, Afrika-Amerika, sedang melihat seorang pria berkulit putih, tengah menatapnya hangat dan dramatis, dan berkata bahwa pria itu menginginkannya. Tidak, s...