Pesta pernikahan Angela diadakan secara meriah di seluruh negeri. Bir mengalir dengan gratis dan seluruh negeri bersuka cita menyanyikan nyanyian-nyanyian bahagia, selayaknya bagaimana pernikahan sang Pangeran Mahkota setahun yang lalu. Andrea tidak ada di sana waktu itu. Ia tidak cukup beruntung untuk bisa melihat bagaimana cantiknya Gisela saat wanita itu memakai gaun pengantin. Namun Andrea adalah orang yang positif. Ia dengan mudah menghilangkan bayangan itu dari pikirannya karena bukan dirinya yang menunggu Gisela di depan altar.
Dari kejauhan, Andrea mengisap rokoknya dan mengamati tiap gerak-gerik para tamu. Sudah menjadi tugasnya untuk secepatnya mengidentifikasi adanya kejanggalan dan mengambil tindakan cepat untuk melindungi keluarga kerajaan yang menyewa jasanya. Pekerjaan yang mempertaruhkan banyak hal. Liechtenstein akan menawarkan bantuan ekonomi yang luar biasa pada Italia jika pekerjaannya berjalan lancar dan Andrea tahu, rekan-rekannya di pemerintahan sedang membutuhkan bantuan itu dari negara paling sejahtera di dataran ini untuk mempersiapkan militernya dalam menghadapi ancaman di perang yang akan pecah tak lama lagi jika melihat bagaimana tekanan dari berbagai pihak.
Namun Andrea tidak bisa menghentikan dirinya untuk meleng dan untuk kesekian kalinya menatap Gisela yang sedang tertawa kecil di samping sang suami yang baru saja datang kemarin malam. Noah, sang Pangeran yang sedang memimpin Liechtenstein saat ini. Andrea tahu dirinya adalah pecinta para wanita. Tapi sorot mata Gisela yang tenang, lembut dan tidak menginginkannya lagi, meski tidak lagi menatapnya dengan pandangan waspada, membuat wanita itu menjadi sangat berbeda. Gisela memiliki tubuh yang indah, kulit yang mulus sewarna kayu oak yang akan terlihat sangat kontras dengan apa pun di sekitarnya dan membuat wanita itu sangat sensual dan eksotik. Membayangkan bagaimana luar biasa tubuh itu akan berada di atas ranjangnya di Italia, luar biasa. Sayangnya, itu hanya ada di kepala Andrea. Tidak ada satu pria pun yang berani menyentuhkan ujung jemarinya pada wanita nomor satu di negara ini kecuali Noah, suaminya.
"Jika kau berniat untuk menembak Yang Mulia Pangeran, aku akan dengan senang hati menembakmu terlebih dahulu."
Tertawa kecil, Andrea berbalik dan mendapati pria tinggi tegap dengan wajah kaku dan mata biru tajam terarah padanya.
"Kita sama-sama tahu, aku tidak bisa melakukannya meskipun aku ingin, bukan?"
"Aku tidak tahu karena tidak ada yang bisa masuk dalam isi kepalamu, Tuan Serigala Putih."
Andrea tertegun, senyum masih di wajahnya. Ia membayangkan Gisela muda yang memasuki pikirannya dan tidak keluar dari sana, memainkan tubuh dan perasaan wanita itu sesuka hati hingga Andrea tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan padanya. Winston, pria kaku yang menjadi pengawal setia Noah, terlihat mengistirahatkan sikap tegangnya dan mengikuti arah yang dilihat Andrea sebelum ini.
"Kau sebaiknya menyerah."
"Kau tahu reputasiku dan kau bicara omong kosong."
"Aku tidak sedang membicarakan negosiasi atau usaha profesional yang sedang kaujalin dengan Yang Mulia Pangeran." Winston melirik Andrea dari sudut matanya. "Aku tahu otakmu itu sakit dan mengerikan,tapi ayolah. Beri aku istirahat. Yang Mulia Putri Gisela sedang hamil. Berhenti mengganggunya dan tinggalkan dia sendiri."
Tertawa kecil, Andrea menghisap rokok dan memenuhi dadanya dengan udara hangat sebelum mengembuskan keluar dari sela di antara bibirnya.
"Suaminya memintaku untuk mengawasi wanita itu selama dua puluh empat jam dan kau memintaku untuk meninggalkan dia sendirian?"
"Berhenti memanipulasi semua percakapan kita. Apa yang sedang kaurencanakan?"
Andrea mulai merasa terganggu dengan sikap curiga Winston p yang terus mengusiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Brown (COMPLETED)
Storie d'amoreGisela Brown tak pernah menyangka ia akan mengalami hal ini. Ia, seorang wanita berkulit hitam, Afrika-Amerika, sedang melihat seorang pria berkulit putih, tengah menatapnya hangat dan dramatis, dan berkata bahwa pria itu menginginkannya. Tidak, s...