35 - The Contract

493 132 10
                                    

"Apa benar tidak apa-apa kau melakukan itu, Tuan Phillip?"

Pria itu, dengan setelan rapi, bau wangi laut yang segar, dan segelas jus jeruk yang sedang diteguknya.

"Aku minta maaf telah berkunjung ke tempat kerjamu tanpa pemberitahuan sebelumnya."

"Kita tahu bukan itu yang sedang kubicarakan."

"Lalu apa, Sayangku?"

Ugh!

"B-bisakah kau berhenti memanggilku begitu, Tuan?"

"Cincin itu," ujar Tuan Phillip seraya meletakkan gelas ke atas meja. "Berarti kita memiliki hubungan yang lebih intim daripada sebelumnya." Pria itu menunjukkan cincin yang berukiran senada dengan yang tersemat di jari manis kiriku. "Kejutan! Dengan ini, kita resmi terikat satu sama lain. Jadi, seperti yang sudah kuminta, berhenti memanggilku dengan embel-embel tuan. Panggil namaku saja."

Terikat satu sama lain pantatku, Yang Mulia?!

"Kita akan membicarakan cincin misterius yang ada di jari manismu nanti, Tu—Phillip. Kebetulan kau mampir ke kantorku. Bisakah kau menjelaskan padaku, tentang konferensi pers itu?"

"Oh, itu," ucapnya dengan santai dan tersenyum malas. "Aku memilih ukuran jarimu dengan tepat, bukan?"

"Phillip!"

"Hahaha."

Pria itu mengambil tanganku, kemudian mengusapkan ibu jarinya di punggung tanganku dengan lembut.

Bagaimana bisa dia setenang itu? Tangannya sama sekali dingin, tidak berkeringat, tidak gemetar. Sangat tenang, sangat dingin, seperti gunung es yang putih, tinggi, bergerak lambat namun pasti dan sangat kuat.

Beberapa hari lalu setelah mengunjungi Papa, aku mendapati Adeline mem-posting sebuah gambar foto terbakar. Foto yang sebelumnya adalah dirinya dan Phillip di sebuah pesta. Wajah Phillip sudah terbakar habis, menyisakan wajah Adeline yang tertawa. Dia menuliskan caption, "you gave engagement ring to her, therefore I am." Para penggemar Adeline mulai menyerang Sang Pangeran yang dikatakan pengkhianat yang tidak setia. Hingga tadi pagi, Sang Pangeran Mahkota, membuat konferensi pers pertama setelah penobatannya, sekaligus memberikan penjelasan seputar hubungannya dengan Adeline.

"Hubungan saya dan Yang Mulia Putri Adeline dari awal hanyalah teman. Mengenai pernikahan politik, kedua negara tidak mengeluarkan pernyataan resmi mengenai itu dan itu hanyalah rumor yang terjadi akibat pertemanan kami. Seputar isu yang berkaitan dengan Yang Mulia Putri Adeline Clamentine, sama sekali tidak berhubungan dengan saya dan politik kedua negara."

Itu adalah kalimat-kalimat yang tidak bisa menghilang dari kepalaku setelah mendengarnya. Aku sempat berpikir untuk menghubungi Tu—Phillip setelah melihat video itu, namun aku sama sekali tidak menyangka, pria ini muncul begitu saja di hadapanku. Di jam kerja. Di hari kerja. Apa dia tidak sedang bekerja? P-pikirkan yang penting, Sel!!

"Bagaimana reaksi keluarga Adeline? Apa kau tidak mendapat serangan dari kastel? Apa semuanya baik-baik saja?" Aku menelan ludahku sendiri begitu aku menyadari, kini tangan Philliplah yang ada dalam genggamanku. "Apa untuk sementara, kita harus meredam rumor dengan melepaskan cincin dan tidak bertemu?"

Sebuah kerutan dalam secara langka terbentuk di wajah tampan pria itu.

"Kenapa kau akan melepas cincin dariku? Menyembunyikan hubungan kita? Tidak. Aku tidak akan mengizinkanmu."

T-tapi ....

Phillip melepaskan tanganku hanya untuk mengganti tempat duduknya ke sebelahku. Dengan lembut dia mengusap punggungku dan tersenyum hangat.

Miss Brown (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang