14 - A Moment

1.1K 234 10
                                    

"K-kau bilang, siapa namanya?"

"Noah. Noah Phillip Wenzel. Dan kau tidak akan percaya siapa dia," bisik Joanne. Matanya mendelik hampir melompat keluar dari tempatnya.

Aku yang sedaritadi mempertahankan egoku untuk tidak bergabung bersama Joanne, kini sudah kehilangan batas terakhir dan menggeser pantatku ke sebelah gadis berambut merah itu. Joanne sedang melakukan penelitian kecil. Dia berhasil meminta ketiga pria itu; kembar Gutmann dan Tuan Phillip untuk berfoto dengannya sebelum para pria itu keluar untuk mencari kayu untuk api unggun nanti malam. Jo kemudian memotong foto itu dan mencarinya di Google Image untuk mencari siapa identitas pria-pria yang secara misterius menjadi teman akrab kami dalam waktu beberapa hari saja.

Tidak ada yang perlu memberitahuku bahwa apa yang aku dan Joanne lakukan itu tindakan yang kurang sopan dan mungkin mengerikan dalam kasus tertentu. Tapi pembenaranku adalah; kami, dua wanita yang tidak bersenjata-yang dengan bodohnya- berada di pulau pribadi pria-pria asing. Setidaknya kami harus tahu siapa mereka dan mengambil keputusan cerdas secepat mungkin jika ternyata para pria ini adalah kriminal yang sedang dicari oleh kepolisian. Sayangnya, keadaan jauh lebih buruk dari yang kukira.

"Seorang PANGERAN MAHKOTA?!" bisikku sambil berteriak di telinga Joanne, jika kau mengerti maksudku.

Aku dan Joanne diam sejenak. Kemudian Joanne mematikan tabletnya dan meletakkan benda itu ke atas meja. Sebelum aku memprotes karena aku ingin melihat lebih banyak, Joanne menghadapkan dirinya padaku dan memegangi kedua lenganku.

"Shh! Dengar, Nona Brown-"

"Oh, tutup mulutmu Joanne."

"-Google tidak menemukan yang mirip dengan gambar wajah si kembar. Aku sudah mencoba mencarinya sejak mereka keluar. Phillip meminta kita untuk merahasiakannya bukan tanpa alasan. Tapi Phillip ...," Joanne menatapku dalam-dalam kemudian mengerutkan alisnya. "Kau yakin menemukan seorang pangeran mahkota di taman tengah kota New York sore hari dan membuatnya menyukaimu dengan hanya sebuah kopi, lalu memungutnya ke rumah seperti menjinakkan seekor kucing liar?"

"Ceritanya tidak begitu dan aku tidak memungut siapa pun."

"Oke. Joanne, tenang. Kembalilah, oh, akal sehatku," kata Joanne, merapal pada dirinya sendiri sambil meraupkan udara ke wajahnya. "Aku hanya memiliki satu foto Phillip, dan ketika aku mencarinya di Google, hasil gambar yang mirip secara visual adalah gambar seorang Pangeran Mahkota dari Liechtenstein." Joanne menggeleng dan mengangkat tangannya. "Aku sudah mencoba mencari foto lain yang mirip dengan Phillip. Tapi foto Noah Wenzel dan Phillip ... singkatnya, adalah pria yang sama."

Pria yang sama? Aku sudah menduga, Tuan Phillip bukan orang biasa. Tapi seorang pangeran? Pangeran mahkota, bahkan? Mana bisa aku memercayainya begitu saja. Terlebih setelah malam yang cukup ... spesial, bagi kami berdua. Apakah itu hanya perasaanku saja?

"Rambut Noah pirang, matanya hijau terang dan tingginya juga sama seperti Phillip. Hello, nama tengahnya adalah Phillip." Joanne yang mulai berjalan ke kanan-kiri berputar-putar di depanku kini membuang kelima kemarinya ke arah luar, di mana Tuan Phillip terlihat datang ke arah kami sambil membawa beberapa. "Lihatlah, bagaimana aura majestic itu keluar saat dia hanya sedang berjalan sambil membawa ikan. Dia adalah seorang pangeran, dan kau tidak bisa membuatku berpikir sebaliknya, Sel."

Tunggu. Aku baru tahu Joanne juga menganggap Tuan Phillip ... menarik? Maksudku, dia memang menarik. Siapa pun tahu itu. Tapi Joanne ...?

"Hei, Sel! Pandangan macam apa itu? Lihatlah bagaimana kau melihatku saat ini. Dengar." Joanne berjongkok di depanku sambil meringis lebar seraya berkata, "Aku tidak akan menyentuh Noah, Pangeran Mahkotamu, dengan seujung jari pun. Aku sudah punya dua mamalia besar yang memperebutkanku di luar sana."

Miss Brown (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang