Sopan dan mengerikan, oh, itu adalah Adeline. Aku dan Angela, seperti banyak perempuan lainnya yang hadir di acara ini, tentu saja kaget dengan kedatangan wanita itu. Dia sudah melepaskan statusnya sebagai bangsawan. Lalu apa yang dilakukannya di sini? Terlebih membuat ulah dengan membuat salah satu tamu pulang dengan basah kuyup? Apakah dia tidak tahu, ayahnya, Raja Belgia, dan mantan tunangannya, Phillip, berusaha keras untuk menekan penyebaran berita di media tidak ada berita buruk yang memberi pengaruh buruk pada kariernya? Lalu dia sekarang muncul di sini, dengan penuh percaya diri dan berada di level yang jauh lebih acuh dibandingkan aku dalam mengacuhkan pandangan para wanita bangsawan di sekitar kami.
Untuk menyelamatkan diri dan harga diri yang tersisa, aku undur diri dari pesta dan mengajak dua wanita yang hampir membuat kekacauan di rumah seorang count. Untungnya, aku berhasil membawa mereka pergi dan mengadakan upacara minum teh lain di sebuah restoran kecil searah pulang ke Vaduz.
"Apa kau sudah beradaptasi dengan sosial, Yang Mulia Putri? Fancy to see you there, tho."
"Hm-mm. Jika aku tahu Anda akan ada di sana, mungkin aku akan mengurungkan niatku untuk datang."
Adeline dan Angela dengan santai duduk di berseberangan, membuatku berada di antara kematian; Angela di kanan dan Adeline di sisi kiriku. Mereka sama-sama sedang meminum teh mereka. Padahal kuharap minuman itu bisa membantu menenangkan diri mereka. Setelah mendengar sapaan ramah mereka barusan, aku jadi meragukan teh itu sama sekali tidak berpengaruh pada mereka.
"Tidak bisakah kita memiliki percakapan yang normal saja, kumohon?" pintaku dengan suara yang sama sekali tidak lantang.
Angela menghela napas panjang dan wajahnya terlihat menjadi sedikit lebih rileks.
"Maaf telah membuatmu merasa tidak nyaman, Sel," ucap Angela dengan tenang meletakkan gelasnya di atas lepek dan pandangannya tertuju pada Adeline yang menyeringai. "Aku tidak tahu Anda masih memutuskan datang ke acara membosankan ini setelah Anda melepaskan gelar bangsawanmu, Adeline."
"Aku juga tidak tahu kau seputus-asa itu untuk kembali aktif di bersosialisasi di kalangan Para Bangsawan, sampai kau repot-repot datang di acara membosankan itu, Yang Mulia."
Ada satu otot di wajah cantik Angela yang berkedut, sementara rahang Adeline mengeras meski masih melebarkan senyum. Saat itu aku tahu, jika ini adalah bar, pasti terjadi pertengkaran hebat.
"Oh, jadi Putri Angela tidak pernah datang ke acara seperti ini sebelumnya?" tanyaku mencoba menengahi.
Entah kenapa aku bisa membayangkan di kepalaku bagaimana Angela bisa mengabaikan undangan dari kalangan para bangsawan itu dengan mudah. Padahal aku merasa sangat gugup saat aku menerima undangan itu untuk pertama kali.
"Dia tidak pernah datang, Sel," jawab Adeline sambil melihat bagaimana salah satu pelayan menuangkan teh di gelasnya. Kemudian dia menoleh padaku. "Angela adalah salah satu putri yang tidak menyandang gelar kebangsawanannya dengan baik, seperti diriku. Dia berkeliling dunia dan tidak ada yang bisa menghentikannya, tidak ada, bahkan Noah pun tidak digubris. Sampai detik ini."
"Oh, ya? Saya tersanjung Anda bisa mengingat semua itu, Adeline," balas Angela sambil mengambil kue dari mangkuk di depan kami dan memainkannya di antara jemarinya. "Tentu saja Anda mengingatnya. Anda selalu datang dan bermain boneka dengan para wanita itu, seperti seekor serigala yang sedang menyamar di antara singa betina."
Mereka sedang bertengkar dengan cara paling bangsawan yang bisa kubayangkan. Aku harus melakukan sesuatu sebelum mereka benar-benar mengacaukan suasana lebih dari hari ini.
"Ehem," dehamku melegakan tenggorokan yang sejatinya baik-baik saja. "Aku senang kau datang, Adeline. Dan bukankah itu bagus jika Putri Angela bersedia datang untuk menemaniku yang juga pertama kali menghadiri acara-acara seperti itu untuk kedepannya? Aku tahu, cepat atau lambat, aku harus mengikuti regulasi dan tanpa Angela, tapi dengan keberadaan Yang Mulia Putri bersamaku, aku merasa lebih ... fit in."
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Brown (COMPLETED)
RomanceGisela Brown tak pernah menyangka ia akan mengalami hal ini. Ia, seorang wanita berkulit hitam, Afrika-Amerika, sedang melihat seorang pria berkulit putih, tengah menatapnya hangat dan dramatis, dan berkata bahwa pria itu menginginkannya. Tidak, s...