"Kau memang bilang akan telat, tapi kenapa lama sekali?"
"Pelabuhan penuh! Ini salahmu tidak memberiku helikopter saja."
"Kau sudah bukan Tuan Putri lagi, jadi berhenti berulah."
Adeline memutar mata, lalu pandangannya jatuh pada sang kekasih hati, Adam, yang tengah melihat lawan bicara Adeline dengan wajah kaku.
"Sayangku?"
"Ya?" jawab Adam cepat, menoleh ke arah wanita yang ia kasihi.
"Bisakah kau memberi kami waktu?"
Adeline tersenyum manis, namun Adam tahu, Adeline sedang memerintahkan dirinya untuk meninggalkan dia bersama pria di hadapan mereka itu.
"Tentu," jawab Adam setelah melirik ke arah si pria. "Aku akan menunggu di dekat mobil."
"Sweet."
Begitu Adam pergi, Adeline segera menarik lengan baju si pria di hadapannya.
"Noah ada di sini, Andrea! Di Italia!"
Pria yang tak lain adalah Andrea Franceso itu membulatkan matanya. Pria itu menatap mata Adeline lekat-lekat seakan Adeline baru saja mengatakan bahwa dunia akan kiamat.
"Bawa aku pergi dari sini. Ke tempat lain!"
"Tidak semudah itu di masa seperti ini."
"Astaga. Padahal aku sudah menjauhkan pria gila itu sejauh mungkin dariku!"
"Bagaimana kau bisa tahu dia ada di sini?"
"Aku bertemu istrinya," jawab Adeline. "Wanita malang itu sepertinya baru tahu tabiat Noah. Dia bermaksud melarikan diri. Beruntung, aku menemukannya dan membawanya kembali pulang," ocah Adeline seraya memijat keningnya dengan sebelah tangan.
"Gazela?"
"Maaf?"
"Di mana kau mengantarkan wanita itu pergi?" Secepat kilat, kedua tangan Andrea menyambar lengan Adeline, "katakan padaku, Adeline! Di mana Gazela dan anaknya?!"
***
Adeline awalnya ragu, namun ia tidak bisa menolak permintaan pria itu. Keselamatannya bergantung pada sang pemimpin organisasi kriminal itu, dan dia tidak bisa lepas begitu saja jika berusaha menyembunyikan informasi yang diinginkan olehnya. Satu-satunya pilihan adalah kembali masuk ke mobil dan mengantarkan Andrea beserta anak buahnya ke jalan di mana Adeline mengantarkan Gisela pagi tadi.
"Kami tidak menemukan apa pun, Tuan."
"Menurut beberapa warga lokal, mereka melihat keluarga Brown berpindah rumah pagi tadi."
"Tidak ada yang tahu, ke mana tujuan mereka."
Adeline mendengarkan laporan-laporan yang berisi berita buruk itu dengan tanpa lengah mengamati setiap ekspresi Andrea. Sebagai seorang aktris, dia tahu ketika seseorang sedang berakting, berpura-pura, atau tidak. Dan yang dilihatnya di raut wajah Andrea adalah kemarahan, kebingungan, khawatir dan ... rasa bersalah.
Apa aku tidak salah membaca ekspresinya? Apa betul aku melihat rasa bersalah di sana?
Andrea terlihat memutar otak dengan keras sebelum akhirnya memutuskan untuk memberikan perintah.
"Telusuri jalan menuju pelabuhan terdekat. Mereka pasti belum jauh."
Dengan sekali perintah itu, para anak buah ssgera berhamburan ke jalanan. Adeline memutuskan untuk mendekati Andrea yang masih tidak terlihat tenang, dan mengajaknya bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Miss Brown (COMPLETED)
RomanceGisela Brown tak pernah menyangka ia akan mengalami hal ini. Ia, seorang wanita berkulit hitam, Afrika-Amerika, sedang melihat seorang pria berkulit putih, tengah menatapnya hangat dan dramatis, dan berkata bahwa pria itu menginginkannya. Tidak, s...