8 - Heart beat

739 176 13
                                    

"Tuan Phillip?!"

Aku menguncir rambut ke belakang, bersimpuh di pinggiran dek, kemudian melongokkan wajahku ke dalam air untuk melihat sosok itu dengan jelas.

Benar-benar pria yang sama. Rambut pirang platinum itu, tubuh tinggi kurus dan wajah tampan yang sama.

Aku segera menarik kembali wajahku dari air untuk mengatur napas dan menenangkan kepalaku yang sedang sibuk menjelaskan padaku kemungkinan apa yang sedang terjadi.

Apa yang sedang pria itu lakukan di bawah sana?

Bagaimana dia bisa memakai baju renang dan berdiam diri di bawah sana seperti sedang tertidur?

Apa pria itu sudah tidak waras?

Bangunan ini harusnya ditutup untuk umum, bukan?

Apa ia sedang menyelinap diam-diam dan memakai semua fasilitas konservasi ini seenaknya sendiri?

Betapa usilnya! Aku memang tak jauh beda dengan dirinya sekarang; menyelinap tanpa izin. Tapi aku tidak segila itu untuk menggunakan peralatan konservasi ini untuk bersantai di bawah laut sana. Tuan Phillip selalu terlihat bersikap ramah, sopan dan rapi. Di balik senyumnya yang bisa membuat siapa pun merasa sungkan itu, aku tahu, Tuan Phillip adalah seseorang yang misterius. Tidak akan ada yang menyangka dia akan menyusup ke tempat seperti ini dan mencuri pakaian renang, kemudian melakukan freediving sambil tertidur di lantai laut dengan santai seperti itu.

Pria itu nekat sekali!

Aku mengedarkan pandangan ke sekitar, sambil tertawa kecil. Oh, aku akan berada dalam masalah jika ada seseorang yang menemukanku mengenal pencuri dan penyusup satu yang bersantai di bawah sana. Saat itulah aku menemukan sesuatu yang ganjil di permukaan laut . Mataku menyipit saat menangkap sesuatu yang berjalan di atas air, mendekat ke arah di mana Tuan Phillip bersantai. Aku tak bisa melihatnya dengan jelas sampai sosok itu berjarak antara sekitar dua puluh yard dengan tempat di mana aku berdiri.

Barulah saat itu aku yakin yang kulihat adalah sirip punggung ikan hiu.

Aku mulai panik. Jika aku berteriak, aku kemungkinan akan menarik perhatian orang atau siapa pun yang mungkin menjaga tempat ini. Kami berdua akan berada dalam masalah jika ia menemukan seorang tak diundang yang masuk seenaknya. Apa lagi pilihannya? Berurusan dengan bagian penjaga gedung konservatif ini akan lebih manusiawi dari pada menyaksikan Tuan Phillip menjadi santap siang binatang liar. Aku memutuskan untuk memilih pilihan yang pertama.

"Tuan Phillip! Tuan Phillip, bangun!"

Aku menerikakkan namanya berulang-ulang, memintanya sadar apa yang sedang menunggunya jika ia tidak segera pergi dari sana. Sayangnya, sosok pria di bawah air itu bergeming, seperti dia benar-benar sedang tertidur. Tubuhku makin mengigil saat aku melihat ikan hiu itu mulai masuk ke dalam air. Aku pernah melihat perilaku hiu yang seperti itu di film-film. Biasanya para hiu akan bermanuver ke bawah jika melihat mangsa di permukaan lalu melahapnya dari bawah.

"Aku hanya ingin berlibur," omelku sambil melepas cardigan yang kupakai, menyisakan kaus tipis dan celana pendekku. "Lalu sekarang ini aku akan berenang bersama hiu. Tanpa alat pengaman. Bagus. Bagus sekali!"

Aku seharusnya tidak masuk ke dalam air. Aku sangat memahami itu. Seharusnya tidak. Aku masih muda, memiliki tanggung jawab beaar dalam pekerjaanku, memiliki seorang ibu yang butuh untuk dirawat di hari tuanya. Tapi itu semua tidak lantas membuatku merasa aku bisa begitu saja membiarkan pria yang pernah berjasa dalam hidupku untuk mati di depan mataku sendiri selagi ada yang bisa kulakukan untuk menolongnya.

"Phillip, namaku Phillip."

"Aku ingin menguasai masa depanku sendiri, Nona Brown. Dan kupikir, kau akan andil dalam posisi penting di dalamnya."

Miss Brown (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang