[S2] 1. Kunjungan Masa Lalu

10.9K 405 11
                                    

Keduanya tersentak saat mendengar suara tangisan yang begitu keras. Refleks Randa melepaskan diri dari Sabian dan berlari ke kamar.

Terkejut melihat Arga yang terjatuh di lantai.

Segera meraih tubuh Arga lalu menenangkan putranya tersebut. Menyalahkan dirinya karena lupa menaruh bantal di sisi Arga sehingga putranya itu terjatuh.

Tangisan Arga masih tergugu, Randa masih berupaya menenangkannya.

Sementara itu, Sabian telah berdiri di ambang pintu kamar memperhatikan Randa yang menenangkan bayi wanita itu.

Tersenyum tipis. Hatinya menghangat melihat pemandangan tersebut. Membayangkan, jika seandainya saja anak yang digendong Randa saat ini adalah anaknya, bukan anak si bangsat mantan sahabatnya.

Menghela nafas kasar, ia menghampiri Randa yang kewelahan menggendong Arga sembari menyiapkan botol susu.

"Biar gue yang gendong."

Randa pun baru tersadar jika Sabian masuk ke kamarnya, ia menggeleng dan bergumam mengusir Sabian. Tangisan Arga tidak sekeras tadi, malah putra kecilnya itu menatap Sabian.

Sabian balas menatap Arga. Pandangannya datar. "Anak lo mirip banget sama si bangsat."

Randa menggeram marah mendengar perkataan Sabian yang menurutnya kasar di hadapan Arga. Meski Arga masih kecil dan belum mengerti apapun.

"Mending lo pergi Bi!" desis Randa muak, apalagi saat melihat senyum Sabian yang terukir tipis.

Pria itu menundukkan wajah agar sejajar dengannya lalu berujar pelan. "Masih aja lo panggil gue, 'Bi', Mira Sayang."

Tangan Sabian hendak menyentuh pipi Randa, tapi segera ditepis.

Sabian pun mengalah enggan membuat Randa semakin marah. Maka ia pamit.

"Sampai ketemu besok."

Perkataan Sabian terngiang-ngiang di kepala Randa. Harap-harap cemas.

Perasaannya berubah gelisah.

Jika Sabian berniat datang besok, tentu saja Sabian akan bertemu Dera karena besok adalah jadwal Dera libur. Memang Dera akan libur di setiap hari Jum'at dan Sabtu. Katanya untuk quality time dengan keluarganya.

Bagaimana ini? batinnya semakin gelisah.

Randa seakan berada di posisi, di mana ia sedang berselingkuh dengan Sabian dan takut ketahuan Dera.

Padahal yang ia cemaskan, jika kedua pria itu bertemu dan terjadi perkelahian. Randa tidak ingin berada di situasi seperti itu lagi.

Cukup ia pernah mengalaminya sekali. Saat Sabian dan Gibran saling adu jotos yang membuatnya merasa bersalah karena persahabatan kedua pria itu hancur karena dirinya.

Astaga!

Setelah setahun lebih hidup tenang kenapa Sabian datang lagi?

Berniat memporak-porandakan hatinya. Kehidupannya.

Suara bel berdenting membuat dada Randa bertalu-talu tidak karuan. Segera ia mengarahkan kepala ke arah pintu.

Menyadari pergerakan Dera yang hendak beridiri untuk membuka pintu membuatnya segera menyela pria itu.
"Biar aku Yah. Ayah jagain Arga aja!"

Dera pun mengangguk dan menemani Arga bermain di ruang tengah tersebut.

Segera Randa membuka pintu dan ia dapatkan ternyata Sabian.

"Lo...," sesis Randa menggeram marah. Apalagi melihat senyum lebar Sabian.

"Gue..."

"Tunggu gue di bawah!" sela Randa, lalu menutup pintu.

Love Makes Hurt [S2-S3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang