[ 12 ]

2.2K 388 90
                                    

═══*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

═══*.·:·.☽✧ ✦ ✧☾.·:·.*═══

Sirius mengambil rokok di saku dan menyalakan pematiknya. Kaki panjangnya ia naikan ke bangku di depan, kereta masih sepi. Mereka datang pertama dari yang lain. Liburan, bukanlah hal yang Sirius tunggu-tunggu seperti orang lain. Liburan pulang ke rumah adalah neraka baginya, bahkan di waktu Natal sekalipun the Black's tidak merayakan seperti yang ia bayangkan. Hanya ada omongan bodoh keluarga tentang kemurnian darah, hukumannya, bahkan mereka tidak menukar kado sesama lain. Sirius tidak tahu apakah ia bisa melanjutkan hidup jika terus tinggal di sana.

Sirius yakin Natal kali ini sama seperti tahun sebelumnya, bahkan bisa lebih buruk. Atau mungkin sudah lebih buruk, Madelynn Gray sudah mengacaukannya.

Tanpa di sadari kereta sudah mulai jalan pergi ke London. Ia berharap kereta ada kerusakan mesin atau apapun yang menghambat keberangkatan mereka.

Tok tok tok! Ketukan pintu kompartemen membuat mereka yang di dalamnya menengok bersamaan. Madelynn Gray di sana berdiri dengan mata sembab, rambutnya berantakan, hidungnya merah.

Remus berdiri membuka pintu, "Ada perlu, Maddie?"

Mengangguk, Madelynn mengintip di sana dalam ada tiga pemuda tampan. Salah satunya Sirius Black, yang ia cari daritadi membuang pandangannya. Kakinya ia naikan ke jendela, rokok ada di selipan jari telunjuk dan tengahnya.

"Boleh aku bicara dengan Black?" Bisiknya.

Remus menengok ke dalam sebentar. Ia menghela napas, "Tunggu sebentar, ya." Ia kembali menutup pintu. "Maddie ingin bicara denganmu." Ucapnya pada Black.

"Aku tak mau menemui siapapun saat ini." Jawab Sirius tanpa memandang Remus.

Remus menghela napas lagi, Sirius tak bisa dipaksa. Ia bangkit dan menemui Madelynn lagi. "Err, Maddie. Sirius sedang tak ingin di temui siapapun saat ini. Mungkin aku bisa menyampaikannya?"

Madelynn mengigit bibirnya, "A-apa kau punya alamat rumahnya?"

Remus sekali lagi memasang wajah tak enaknya, "Maddie, bukannya aku tak ingin memberitahumu, tapi," Ia menarik tangan Madelynn menjauhi kompartemen. "Tapi Sirius jarang memberi balasan surat jika liburan tiba. Bahkan suratku, James, dan Peter tidak pernah di balas." Remus merasa bersalah melihat raut wajah sedih temannya, "I'm sorry, Maddie."

Madelynn tersenyum kecil, "Tak apa, Remus. Terima kasih, maaf menganggumu."

"Kau tidak pernah mengangguku, Madelynn."

Perempuan itu memberikan paperbag yang ia pegang. "Bisa kau berikan pada Black, please?" Pinta Maddie.

Remus tersenyum, "Sure, anything for you." Ia memegang bahu gadis di hadapannya. "Merry Chrismast, Madelynn."

"Merry Chrismast, Remus. Sampaikan salamku untuk the boys juga." Madelynn lalu balik ke kompartemennya melewati kompartemen the Marauders. Ia sedikit mengintip untuk melihat Black sekali lagi sebelum pulang.

LOML ¡ Sirius BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang