[ 49 ]

869 123 23
                                    


═══*.·:·.☽✧    ✦    ✧☾.·:·.*═══

"Miss Gray."

Semua perhatian menuju pada ketiga Profesor— Dumbledore, McGonagall, dan Flitwick yang menghampiri mereka. Mereka yang berada di samping ranjang minggir memberi jalan untuk ketiganya. "P-Profesor." Jawabnya.

Albus Dumbledore tersenyum, "bagaimana keadaanmu, Miss Gray? Apa sudah baikan?"

Gadis Ravenclaw itu tersenyum tipis dan menjawab pertanyaan kepala sekolah dengan anggukan kepala. Tangannya sibuk memainkan sweater Remus yang ia kenakan. Ia gugup. Rasanya belum pernah ia mengobrol dengan kepala sekolah.

"Syukurlah." Dumbledore melihat sekeliling. "Banyak temanmu dari asrama singa." Madelynn bingung harus menjawab apa. Pikirannya tidak fokus. "Aku kemari hanya ingin menanyakan beberapa pertanyaan. Kau pikir kau mampu menjawab beberapa pertanyaan ini, miss Gray?"

"I-I'll try, Profesor."

"Baik. Pertanyaan ini tidak jauh dari kejadian kemarin. Sebelum kejadian, apa yang kau akan lakukan di hari itu?"

Tubuh Madelynn menegang. Oh no, ia tidak mau membicarakan ini di depan banyak orang. "A-aku beren-berencana untuk—" Ia menunduk menutupi matanya yang berkaca-kaca. Kesunyian ini membuatnya merasa sangat terintimidasi. "U-untuk bertemu— seseorang."

"Baik. Lalu setelah bertemu seseorang ini kau langsung menuju kamar mandi?"

"A-aku tidak bertemu oleh o-orangnya." Jawabnya pelan. "Aku langsung menuju kamar mandi."

"Lanjutkan, miss Gray. Apa yang terjadi setelah itu."

Madelynn mengambil napas panjang, "a-aku keluar dari salah satu toilet. D-dan mer-mereka sudah menunggu di depannya."

"Mereka? Ada berapa tepatnya, miss Gray?"

"Th-three to be exact, sir."

"Apakah kau kenal orang-orang tersebut? Atau mungkin pernah bertemu?"

Madelynn terdiam. Matanya melihat James seperti meminta tolong untuk membantunya. Seperti yang sadar, lelaki berkacamata tersebut mendekati gadis itu. Tangannya yang hangat memegang tangan Madelynn yang dingin. "Kau tau siapa mereka, Cinnamon?" Bisiknya pelan.

Gadis Ravenclaw itu memegang erat tangan James. Ia mengangguk. Setetes air mata jatuh. "H-Hufflepuff." Bisiknya pelan. "Gadis y-yang sama ketika— ketika kita mengerjakan tugas di perpustakaan."

Mata James membesar, "dia salah satunya?"

Madelynn mengangguk. "A-aku tidak tau sisanya. T-tapi dari Ravenclaw dan G-Gryffindor."

"Okay. Good job, Madelynn." Ucap James menenangkan. Tangan sebelahnya mengelus lembut punggung gadis itu. Tanpa disadari, ini pertama kalinya James menyebut namanya menggunakan nama depan. Biasanya selalu Cinnamon atau Gray.

"It's Abbot, Sir. The Hufflepuff one. Not sure for the rest of them." Beritahu James.

"Abbot?" Gumaman dari belakang lelaki berkacamata terdengar. Lalu detik berikutnya Sirius Black keluar dari rumah sakit dengan langkah menggebu-gebu diikuti oleh Marlene.

Mata McGonagall membesar, ia memegang lengan kepala sekolah. "Albus! Tahan Black dan McKinnon!" Suruhnya.

Lelaki tua berjenggot panjang putih itu mengangguk setuju. Ia keluar mengikuti langkah muridnya, begitu juga dengan Flitwick. McGonagall mendekati gadis Ravenclaw tersebut, ia mengucapkan terima kasih dan lekas sembuh seraya mengusap lembut bahunya, lalu keluar menyusul Dumbledore dan Flitwick.

LOML ¡ Sirius BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang