═══*.·:·.☽✧ ✦ ✧☾.·:·.*═══
Click.
Pintu kamar tertutup. Madelynn turun ke bawah menghampiri the Marauders, Marlene, dan Alice yang sedang duduk di depan perapian. Mereka sontak menengok ke arahnya, terutama James.
"Is she okay?" Perasaan khawatir memenuhi dada lelaki berkaca mata bulat.
Perempuan bersurai pirang itu meletakan piring kosong di atas meja lalu duduk di sebelah Marlene. "She will. Masih menangis, dan sering melamun. Namun, sekarang ia beristirahat."
James menjambak pelan rambut berantakannya, mengetahui penyebab utama kesedihan gadis yang ia incar adalah dirinya sendiri.
"S'kay Prongs. Setidaknya ia sudah tidak buta dalam pertemanan." Sirius mengelus punggung sahabatnya. "Sekarang ia tahu seperti apa sahabat berminyaknya itu."
Lelaki yang ditenangkan hanya menghela napas panjang. Ia bersandar di sofa dan menaikan kaki panjangnya ke meja, tak lupa juga memejamkan mata berharap hari cepat berlalu dan perempuan berambut merah itu kembali normal seperti semula. Membentak, dan menolaknya seperti yang seharusnya ia lakukan.
"Apa yang kau lakukan padanya?" Tanya Remus memecahkan keheningan.
"Siapa yang kau bicarakan?"
"Snape."
Marlene tersenyum sok misterius. "You know, hanya sedikit menyapa."
"Jika Evans tahu-"
"Aku tidak membunuhnya, Potter. Calm down."
Hening lagi. Lebih tepatnya mereka mikir bagaimana cara mengobrol dengan perempuan rambut merah esok hari.
Madelynn berdiri mengambil tas dan jubah Ravenclawnya. Sontak saja mereka semua langsung menatap perempuan itu.
"Sudah malam, sebaiknya aku kembali."
"Aku antar." Bukan hanya satu melainkan dua orang pria tampan yang bilang. Remus dan Sirius berdiri saling menatap.
"Oh tidak perlu. Kalian pasti lelah." Tolak Madelynn halus.
"Aku tidak." Lagi-lagi mereka berbicara bersamaan.
Madelynn menatap keduanya bingung. "Tapi aku bisa sendiri." Ucapnya meyakinkan.
"Aku antar, Princess." Sirius jalan mendekat mengambil tangan kiri Madelynn.
"Aku ikut." Remus ikut mendekat. "Aku prefek." Ucapnya setelah melihat raut wajah Sirius.
"Moony, jika kau lupa kita selalu lolos tanpa harus ada prefek." Sirius melirik James. "Aku juga bisa minjam jubah gaib milik Prongs. Benar kan, Prongs?"
"Take it."
Remus mengangkat bahunya tak peduli, "Aku prefek." Ulangnya sekali lagi. "Aku bisa berjaga selagi kalian di balik jubah, sekaligus memegang map."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOML ¡ Sirius Black
Fanfiction- in which the potter's is not the only home he found or - in which sirius black found his home ★ • ★ [Sirius Black X OC] [Marauders era]