Hampir setiap harinya di tahun ketujuh Profesor McGonagall dan kepala asrama lainnya sering memanggil nama murid di tengah pelajaran. Murid tersebut dipanggil dengan membawa tas dan barang mereka, lalu disisa hari mereka tak terlihat kembali sampai tiga hari berlalu mereka kembali dengan mata bengkak dan merah.
Awalnya Madelynn pikir ini hanya kebetulan saja terdapat beberapa murid yang dipanggil. Tapi kecurigaannya muncul setelah sadar nama-nama yang dipanggil hanyalah mereka yang berdarah muggleborn.
Tentu Madelynn penasaran, tapi ia terlalu malu untuk bertanya pada teman seasramanya. Akhirnya ia hanya menebak-nebak saja.
Omong-omong rasanya sudah hampir lima hari ia tidak bertegur sapa dengan Regulus dan teman-temannya. Tapi ia tak mau mempermasalahkan hal kecil. Gadis Ravenclaw itu tetap berpikir bahwa mereka sibuk dengan rencana selanjutnya saja.
Hari ini Madelynn duduk bersama Remus. Biasanya ia duduk dengan Lily tetapi semenjak ia dan James berpacaran mereka duduk berdua. Sirius menerima nasib yang sama dengan Madelynn. Sekarang pria tersebut duduk dengan Peter dan Remus dengan senang hati duduk dengan Madelynn, sudah lama mereka tidak duduk bareng di kelas.
Sirius tidak menampakkan wajah tidak senangnya. Ia bahkan hanya memberantaki rambut James yang duduk di depan Madelynn dan Remus lalu menepuk pelan pundak Remus dan duduk di belakangnya— belakang Madelynn lebih tepatnya. Sekilas Madelynn lihat pria tersebut hanya membawa satu buku yang di pegangnya, itupun bukan buku pelajaran, melainkan novel. The Great Gatsby.
Tentu saja Madelynn tidak melupakan surat yang ia terima. Malam itu Madelynn gelisah. Ia tidak bisa tidur. Pada tengah malam gadis tersebut kembali membaca surat tersebut. Ia ingin menangis. Jujur saja, ia tidak akan bisa membenci Sirius sampai detik ini. Ketika ia bersama Regulus ia membayangkan Sirius.
Marlene bilang Remus atau Regulus bisa memperlakukannya lebih baik dari Sirius. Tapi Madelynn tidak mau lebih baik, ia mau Sirius.
They say, "All good boys go to heaven"
But bad boys bring heaven to you.Tapi ia membenci dirinya karena merasakan hal itu. Mungkin Madelynn tidak dapat benci Sirius, tapi ia benci dengan kelakuannya. Ia benci Sirius bisa membolak-balik hatinya. Ia benci Sirius dengan mudah meluluhkan hatinya. Ia benci dirinya sendiri untuk itu semua.
Dari awal mereka berkenalan Sirius sangatlah effortless. Dengan mudahnya pria tersebut membentaknya di hadapan teman-temannya. Lalu seakan membalikkan telapak tangan ia meminta maaf dan Madelynn luluh memaafkan kemudian Sirius kembali menyakitinya lagi. Siklusnya selalu begitu. Sirius yang tak pernah keluar dari zona nyaman dan Madelynn yang terpaksa keluar.
Dengan ia menyetujui tawaran Regulus sebagai kekasih pura-puranya memang untuk membalas dendam— Madelynn akui. But she also need a space from Sirius. Madelynn ingin Sirius sadar dan berubah.
"Miss Evans?" Suara McGonagall membuat Madelynn tersadar. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali. Lily dipanggil dan membawa tasnya. Madelynn mulai merasa takut. Ia takut hal buruk menimpa temannya. James yang ditinggal juga terlihat cemas.
"Menurutmu mengapa banyak yang dipanggil belakangan ini?" Tanya Madelynn pada Remus pelan.
"I'm not so sure." Remus memperhatikan Madelynn yang cemas. Ia menempatkan tangannya diatas tangan Madelynn. "Everything's gonna be fine." Tenangnya. Madelynn tersenyum tipis. Ia menarik perlahan tangannya.
Waktu terus berjalan dan kelas berakhir. Para murid cepat-cepat meninggalkan kelas untuk mengejar makan siang dan istirahat. Madelynn sengaja berlama, ia ingin. . .
Remus dan Peter sudah keluar terlebih dahulu karena menyusul James yang sudah pasti menghampiri McGonagall. Sisa Madelynn dan Sirius. "Why?" Tanya Madelynn tiba-tiba yang membuat Sirius terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOML ¡ Sirius Black
Fanfiction- in which the potter's is not the only home he found or - in which sirius black found his home ★ • ★ [Sirius Black X OC] [Marauders era]