[ 45 ]

866 134 38
                                    


═══*.·:·.☽✧    ✦    ✧☾.·:·.*═══

SIRIUS POV

Sirius Black menghempaskan tubuhnya ke atas kasur miliknya tanpa repot-repot membuka seragam dan sepatu. Hal tersebut membuat Remus berdecak sebal. Pasalnya, di akhir hari, dirinya lah yang akan ikut membantu Sirius bersih-bersih.

"Buka sepatumu, Black." Perintah Remus. "Dan jangan hembuskan napas panjang! Kau tau siapa yang akan membantumu bersih-bersih di kemudian hari." Omelnya.

"Later, Moons. Aku terlalu lelah untuk menggapai sepatu. Minnie benar-benar membuat otakku membeku akan soal-soalnya." Ucap Sirius tanpa membuka matanya.

"Itu karena kau tidak belajar."

"I did! I stayed up all night."

"That's the problem, you git. Kau tidak bisa memaksakan otakmu bekerja semalaman. Mereka perlu istirahat, y'know."

"Moony, please!" Mohon Sirius. Sungguh, ia bercerita bukan untuk dinasehati. Ia hanya ingin didengar.

"Whatever." Remus mengambil baju, celana, dan perlengkapan mandinya. "I'm going to shower."

Bunyi pintu tertutup terdengar diikuti oleh hembusan napas panjang milik Sirius. Hening. Lalu Pettigrew menyuarakan pendapatnya, "Aku rasa sejak kalian berpisah kau lebih sering kehilangan konsentrasi."

"Siapa yang kau bicarakan, Wormtail?"

"Kau dan Gray."

Sirius mendengus keras, "Gray." Gumamnya. "I don't need her. I'm perfectly fine without her." Ia meraih rokok dan menyalakan pematiknya. "She's not even my type." Sirius berdiri ia dengan kesal membuka kedua sepatunya dan melemparnya asal. "Dia bukanlah tipeku. Dia bukanlah tipeku dan- dan—" Ia lalu melepas paksa jubah dan dasi. Dasi biru hitam milik asrama Ravenclaw. Milik Madelynn Gray. "Damn it!" Terakhir ia menendang keras ranjang dengan tangan mengepal yang masih memegang erat dasi itu. "I lov- I— Why Regulus? Why not me? What's wrong with me?! He's incapable of love! He can't even love me as a brother."

"Padfoot." Panggil Pettigrew.

"Regulus bahkan tidak mempunyai pendirian sendiri. Ia rela mengubah kepribadian dan pandangan mengenai apapun demi orang tuanya, ia terobsesi dengan Pangeran Kegelapan, hell, mungkin ia adalah salah satu dari Pelahap Maut, ia benci muggleborn, and she knows that! But. . . Still, dia lebih memilihnya dari padaku."

"Padfoot." Kali ini bukan lah suara Pettigrew, melainkan James Potter. "Padfoot." Ia melangkah hingga menyentuh pundak sahabatnya. "Tenang. Tarik napas dan keluarkan secara perlahan."

Hal tersebut diikuti oleh Sirius. "Perlahan lalu keluarkan." Lalu James mengambil seputung rokok yang masih tercantol pada bibir temannya. "Just like that."

Sirius membuka matanya perlahan setelah lebih tenang. Ia menatap James yang juga menatapnya, "What's wrong with me, James?" Bisiknya.

"Tidak ada yang salah denganmu." James memegang kedua bahu temannya agar mereka berdua duduk di ujung kasur.

"There is! Jika tidak ia tidak akan—"

"Apakah kau mendengar penjelasannya, Pads? Sekali saja? Atau kau mencari tau?"

"Penjelasannya sudah cukup di Astronomy Tower malam itu." Jawab Sirius mengalihkan wajahnya.

"Itulah! Itulah kesalahanmu! Kau bahkan tidak mau mendengarkan ketika ia menjelaskan. Kau tidak mau bertanya pada McKinnon atau Evans atau Fortescue. Kau tidak mempedulikannya, Black. Kau menganggap gadis itu tidak ada!" James berdiri, ia menyingkap rambutnya dan sedikit menjambaknya. "Sekarang aku tanya. Apakah kau tau cerita aslinya bagaimana?"

LOML ¡ Sirius BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang