[ 44 ]

834 136 19
                                    


═══*.·:·.☽✧    ✦    ✧☾.·:·.*═══


Malam hari tiba. Madelynn duduk di lantai kamarnya seraya membaca beberapa materi mana lagi yang harus ia rangkum demi tugas kelompok ramuan. Ia butuh kira-kiranya satu perkarmen lagi untuk melengkapi tugas. Ia menghela napas dan bersandar pada ranjang. Pikirannya tidak bisa lepas dari gadis Hufflepuff yang Sirius rangkul. Secepat itukah Sirius melupakannya?

Pintu kamar kemudian terketuk, Madelynn bangkit dan segera membuka pintu. Tidak ada siapa-siapa. Ia baru saja ingin menutup kembali sebelum dirinya terdorong dan pintu tertutup dengan sendirinya. Madelynn menjerit kencang tetapi sebuah tangan membekapnya. James Potter. Ia lupa kalau James Potter mempunyai jubah gaib.

"Potter!" Seru Madelynn.

James meringis dan menggaruk tengkuknya, "Sorry, Gray. Kau tidak menyingkir, sih."

Madelynn hanya cemberut. Untung Potter mempunyai reflek yang bagus, kalau tidak ia bisa jatuh. "Ada perlu denganku, Potter?" Tanya Madelynn.

"Tentu saja aku ada pelu denganmu. Jika aku ada perlu dengan Evans aku tidak mungkin susah payah menaiki seribu tangga ke menara Ravenclaw, Gray." Jawab James sarkastik.

Giliran Madelynn yang meringis dan menggaruk tengkuknya, "Sorry."

"Setidaknya tawarkan aku minum, Gray."

"Oh ya!" Madelynn dengan gesit mengambilkan tamu tidak diundang itu segelas air mineral penuh. "Here you go." Berinya.

"Thanks." Ia lalu meneguk air itu hingga habis. Ia menatap gelas kosong itu lalu tersenyum polos, "Boleh aku minta lagi?" Yang dijawab anggukan dan kekehan dari partner kelompoknya. Seraya menunggu James melangkahkan kaki ke sebelah ranjang. Di lantai terdapat beberapa buku dan perkarmen tugas mereka. "Berapa perkarmen lagi yang kita butuhkan?"

"Kurang lebih satu." Jawab Madelynn memberi segelas air mineral. Ia duduk di lantai yang diikuti James. "Kau kemari karena tugas atau...?"

James meletakkan gelasnya di atas nakas agar tidak tersenggol perkarmen. "Tugas, tentu saja."

Madelynn mengangguk, "Kau mau mencari materi atau menulis?"

"Aku tidak masalah dengan mencari materi." James mengambil buku yang Madelynn berikan. Ia mengernyit heran melihat buku itu, "Dari mana kau dapat buku ini, Gray?"

Madelynn yang sedang menulis mendongak menatap James, "Err— seorang Slytherin memberikan itu ketika kita di perpustakaan tadi." Jawabnya kecil.

"A Slytherin?!" Ulang James heran. "A bloody Slytherin?!"

"Y-yes...?"

"Kau tau siapa?"

"No? Tidak, aku tidak tau siapa. Tapi aku rasa ia di tahun pertama."

"Tahun pertama? Kau yakin?" James membolak-balik buku itu. "Kau tau ini buku apa, Gray?"

"Err— Potion?"

James menghela napas panjang, tangannya merapihkan rambut berantakannya. "Kau tidak salah. Ini memang buku ramuan. Tapi kau tau siapa yang bisa memiliki buku ini?" Madelynn menggeleng pelan. Ia benar-benar tidak tau bahwa buku itu tidak bisa dimiliki oleh sembarang orang. "Slytherin. Hanya murid berasrama Slytherin yang bisa mempunyai buku ini atau membukanya. Slughorn menciptakan buku ini jauh sebelum kita lahir, dan ia terkenal sebagai kepala asrama yang kurang adil terhadap murid asrama lain. Well, aku tidak terkejut. After all he's a Slytherin. Cunning." James membuka buku itu. "Kau lihat Gray, jika asrama lain membuka buku ini maka tulisannya tidak akan terlihat. Tapi ini bisa. Itu artinya seseorang sudah membukakannya untukmu." Jelas James panjang.

LOML ¡ Sirius BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang