[ 50 ]

809 111 4
                                    


═══*.·:·.☽✧    ✦    ✧☾.·:·.*═══

London tampak berawan seperti biasanya. Para orang tua murid tampak memenuhi peron. Mereka semangat menyambut anak-anak pulang libur musim panas.

Tampaknya Angelina Gray dan Euphemia Potter tidak bisa dipisahkan. Sudah lebih dari tiga puluh menit mereka berbincang tanpa ada jeda— seraya menunggu kedatangan para murid Hogwarts.

"Mum!"

Obrolan mereka berhenti dikarenakan seruan seseorang— Madelynn. Ia memeluk erat Ibunya tanpa mengasih Angelina jeda waktu untuk memproses.

"Madelynn Gray!" Gerutu Angelina. Tetapi tetap saja ia membalas pelukan anaknya tak kalah erat.

Setelah dirasa cukup mereka melepaskan pelukan. Madelynn lalu beralih pada Euphemia dan memeluknya beberapa saat. Ia menengok kanan kirinya, seperti mencari seseorang yang hilang. "Dimana ayah?" Tanyanya celingukan.

"Kerja. Ini hari Rabu, Madelynn." Jawab Ibunya.

Madelynn mengangguk-angguk. Ia berdeham melihat gerombolan Gryffindor keluar kereta. "Bisakah kita pulang sekarang, mum? Aku—  lelah."

"So soon, darling? Bahkan James dan Sirius belum terlihat batang hidungnya. Aku ingin mendengar cerita kalian selama tahun ini." Ucap Euphemia. Lalu matanya membesar dan tersenyum seperti habis mendapatkan ide, "Bagaimana jika kita makan siang bersama? Sekalian berkumpul." Curah idenya.

Itu adalah ide terburuk yang pernah Madelynn dengar selama seumur hidupnya. Ia terdiam. Lalu melihat Ibunya yang kebetulan sedang melihatnya seperti mengobservasi gelagatnya. Jangan salah. Meskipun Angelina ceplas-ceplos tapi ia dapat membaca situasi dengan cepat. Apalagi jika melihat bahasa tubuh Madelynn yang tidak nyaman.

Angelina berdeham mengambil alih perhatian Euphemia. "Sepertinya lain kali, Mia. Madelynn sepertinya memang lelah. Ia terlihat agak pucat." Ia merangkul bahu Madelynn dan mengelusnya lembut.

"Oh Merlin! I'm sorry, darling." Ia menangkup sebelah pipi Madelynn. "Baiklah, kalau begitu hati-hati. Cuaca di negara ini benar-benar tidak bisa ditebak!"

"No need to be sorry, Mia." Ucap Madelynn pelan.

Euphemia hanya tersenyum mendengar gadis itu. Baru saja mereka akan berpamitan, terdapat suara yang memanggil nama Madelynn. Ketiganya serentak menoleh. Alice. Ia berlari kecil sampai di depan mereka. Alice tersenyum mendapati Ibunya James. "Mrs Potter, Mrs Gray." Tegurnya sopan.

"Halo darling."

"Mm, aku hanya ingin memberi ini." Alice memberi botol kecil yang berisi ramuan. "Dari Lily. For your wounds."

"Wounds?" Beo Mia. Detik itu juga ia baru sadar bahwa gadis pirang tersebut memakai perban di keningnya. "Oh Merlin!" Ucapnya terkejut. "What happened, darling?"

Madelynn menerima ramuan tersebut. "Oh! Ini hanya, mm, you see Mia aku terpeleset di kamar mandi." Ucap Madelynn cepat. "Aku baru saja selesai mandi dan ternyata masih banyak sabun di lantai, dan aku terpeleset. Bukan begitu, Alice?"

Gadis tersebut mengedipkan matanya dua kali untuk mengode temannya. Alice yang menerima itu mengangguk setuju. Untungnya ini Alice, bukan Marlene.

"Godric!" Mia meletakan tangan di dadanya. "Kau harus lebih berhati-hati, sayang."

Mendengar tersebut Madelynn tersenyum dan mengangguk. Lalu mereka berpamitan dan keluar dari stasiun. Ada sesuatu yang salah, pikir Euphemia.

Menit berikutnya kedua lelaki yang ia tunggu-tunggu akhirnya menampakkan batang hidungnya. Ia memeluk keduanya erat. "Bagaimana sekolah?" Tanya Mia basa-basi.

LOML ¡ Sirius BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang