[ 30 ]

1.3K 167 7
                                    

═══*.·:·.☽✧    ✦    ✧☾.·:·.*═══

Hari ini hari Sabtu. Waktunya para murid libur menikmati akhir pekan. Madelynn sudah siap dengan pakaiannya menuju Great Hall untuk sarapan. Kebetulan hari ini ia akan menonton Sirius dan James berlatih Quiddtich. Akan ada pertandingan Quidditch di bulan Oktober hingga November, jadi mulai sekarang James menyuruh mereka untuk terus latihan.

Madelynn sampai di Great Hall langsung menuju meja Gryffindor. Tak terasa sudah hampir satu tahun ia tidak pernah makan di meja Ravenclaw lagi. Tidak ada yang melarang atau menanya. Para Profesor juga tidak.

Sudah satu bulan hubungan Sirius dan Madelynn berlangsung. Tidak ada masalah, mereka belum pernah bertengkar, hanya Sirius yang manja dan sedikit possessive tapi selebihnya tidak.

Para mantan Sirius juga tidak mengganggu seperti yang Madelynn bayangkan. Surat yang ia terima saat libur musim panas tidak berarti apa-apa. Benar kata Sirius, itu hanya gertakan.

"Pagi!" Sapanya riang.

"Pagi." Jawab mereka.

Madelynn duduk di sebelah Sirius yang sengaja lelaki itu kosongkan untuk kekasihnya. Sirius tersenyum dan mengecup kening Madelynn. "Kau akan menonton kami nanti, kan?" Tanyanya memastikan.

"Tentu saja!" Serunya. "Kau tidak lihat outfit yang ku kenakan hari ini?" Tanya Madelynn pelan memastikan hanya Sirius saja yang bisa mendengar.

Sirius memperhatikan, kekasihnya memakai crewneck merah maroon, celana jeans panjang yang sedang trend di tahun mereka, dan sepatu converse hitam. Rambut pirang lurusnya menjadi mengembang bergelombang. Sirius perhatikan wajahnya juga dipolesi sedikit make up di area mata. Terakhir bibirnya. Bibir merah yang selalu menggodanya untuk mampir setiap menit.

"You're perfect, love." Ia mendekat, memegang pipi Madelynn. "So perfect." Detik berikutnya ia menempelkan bibir mereka. Manis. Ia tidak tau apa yang di pakai Madelynn tetapi ia suka. Tangannya yang satu melingkar di pinggang Madelynn. Baru saja ia ingin menelusuri lebih dalam, Marlene mengganggu aktivitas mereka. Dengan terpaksa ia melepaskan ciuman agar Marlene berhenti teriak seperti monyet di hutan.

"Berisik!" Bentak Sirius.

"Kalian tidak tau tempat. Menjijikan!" Balasnya.

"Tidak ada yang melarang." Jawab Sirius.

"Aku yang melarang." Jawab Lily.

"Tidak ada di peraturan sekolah."

Oh tidak! Sirius, Marlene, Lily. Tidak akan ada yang mau mengalah di antara mereka. James saja tidak apalagi Sirius. Madelynn berdeham, "Maaf Lily, Marlene. Tidak akan kami ulangi lagi." Ucap Madelynn mengalah.

Mata abu Sirius terbuka lebar mendengar ucapan kekasihnya. "Love, kita tidak salah apa-apa!"

"Kita salah Sirius. Memang tidak boleh begitu."

"Tidak ada peraturan tertulisnya, sayang."

"Tetap tidak boleh, Sirius. Tidak sopan."

"Oh benarkah?"

Madelynn mengangguk.

"Bukankah kau tadi membalasnya juga, sayang? Kau menikmatinya bukan?" Kali ini Sirius berbisik. Ia tidak mau mempermalukan Madelynn di hadapan banyak orang. Tapi kalau ia sendiri itu kewajiban.

Pipi Madelynn memerah. Memang tidak ada yang mendengar tapi Sirius benar. Ia menikmatinya. Menggeleng pelan, ia mendorong tubuh Sirius menjauhinya dan mulai mengambil sarapannya. Kekasihnya hanya terkekeh pelan melihat reaksi gadisnya dan melingkarkan tangannya di pinggang Madelynn.

LOML ¡ Sirius BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang