[ 24 ]

1.8K 273 19
                                    

═══*

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

═══*.·:·.☽✧ ✦ ✧☾.·:·.*═══

"Di sini darling?"

"Yeah."

"Dimana temanmu?"

"Itu dia." Tunjuk Madelynn masih dari dalam mobil. "Satu yang berambut merah dan cokelat. Ku rasa Marlene belum datang." Gumam Madelynn di akhir.

"Hanya dengan mereka?"

"Well, jika jadi Sirius dan James juga ikut."

"Dua lelaki yang kemarin di stasiun?" Tanya ayahnya.

Madelynn hanya mengangguk. Ia meraih tas selempangnya. "Mungkin akan sedikit lama, dad. Kami berencana mampir ke rumah Lily nanti."

"Beritahu aku jika kau pulang. Aku akan menjemput."

"Tidak perlu, dad. aku bisa sendiri. Lily akan mengantarku nanti."

Edward menghela napas panjang, anaknya bisa sangat keras kepala. "Baiklah, tapi kabari aku jika kau pulang. Apakah di rumah temanmu ada telepon?"

Madelynn mengangguk kemabli, "Yeah." Ia mengecup pipi ayahnya pamit. "Sampai jumpa, dad!" Ia keluar dari mobil dan menyebrang jalan. "Lily, Alice!" Panggilnya.

"Maddie!" Lily memeluknya erat. "I missed you so much!"

"I missed you too, Lils," Ia beralih ke Alice, "Hi Alice. I missed you as well."

"Missed you too, Madelynn."

"Dimana Marlene?" Tanya Madelynn.

Lily melihat jam tangannya, "Seharusnya sedikit lagi ia sampai."

"Oi Blondie!!!" Teriak seseorang yang Madelynn yakini itu Marlene.

"Kau lama sekali." Keluh Lily.

Marlene meringis pelan, "Sorry Lily-flower. Ada masalah teknis."

"Jangan memanggilku itu." Ia menarik tangan Madelynn. "Ayo cepat, aku sudah lumutan daritadi berdiri."

Mereka masuk ke Diagon Alley. Madelynn tersenyum, senang rasanya bisa kembali ke sini bersama — teman. Pertama mereka pergi ke toko buku setelah beberapa menit Lily dan Marlene berdebat. Mereka berbaris menunggu giliran, antrian lumayan panjang. Mungkin karena banyak dari mereka yang membeli perlengkapan hari ini.

Selagi menunggu Madelynn merasakan tangan seseorang melingkari pinggangnya. Ia menjerit pelan. "Hei." Bisiknya — Sirius Black. Sirius tertawa pelan melihat reaksi gadis di rangkulannya, "Hmm, i missed you so much love." Gumamnya di telinga Madelynn.

"I- i missed you too, Black." Balasnya.

Sirius memeluk pinggang Madelynn, sekarang mereka berhadap-hadapan. "B-Black, jangan seperti ini."

LOML ¡ Sirius BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang