[ 60 ]

307 50 29
                                    

Regulus mengantarkannya lagi pagi ini. Dari Great Hall ia sudah berpisah dengan teman-temannya. Saat akan mengantar Madelynn mendengar sorakan dari Crouch dan juga Rosier. Alyssa juga. Regulus hanya memutar matany malas dan menarik tangan Madelynn untuk pergi dari sana. 

Kelas pertamanya penuh dengan Gryffindor dan Ravenclaw. Maka sebab itu Regulus mengantarkannya. Belum ada the Marauders. Regulus hanya mengecup kening Madelynn dan pergi dari sana. Madelynn masuk dan duduk disebelah Marlene. 

Kelas mulai dipenuhi. Ia dapat mendengar jelas betapa berisiknya ketika para Marauders. Dapat dirasakan Sirius duduk dibelakang dengan James. Tentu ia tahu tanpa melihatnya. Madelynn masih ingat parfum yang Sirius kenakan tercampur dengan aroma tembakau. 

"Slytherin's Prince mengantarkanmu lagi?" Tanya Marlene jahil.

"Marls." Gumam Madelynn malu. 

"Don't be shy. Pangeran Slytherin mu masuk kesini." Beritahunya berbisik. 

Mata Madelynn membesar. "What?" Ia dapat merasakan atmosfer berubah menjadi hening. Regulus tidak salah masuk kelas, kan? 

Gadis Ravenclaw tersebut merasakan Regulus berdiri di sebelahnya. "You forgot your book, sweetheart." Ucap Regulus pelan tapi dipastikan Sirius dan kawan-kawannya dengar. 

Thank God! Bagaimana ia bisa lupa?! Madelynn meraih buku tersebut. "Thank you, Reg!" Ucapnya pelan. 

Regulus mendekat menyamakan tinggi mereka. "Just thank you?" Bisiknya pelan. 

Madelynn mengerjapkan matanya cepat. Bingung. Marlene yang di sebelahnya gemas karena Madelynn lemot sekali. "Kiss him, you fool!" Bisik Marlene kencang membuat Regulus terkekeh. 

"No, it's okay." Regulus mengecup kepala Madelynn. "Belajar yang benar." Ucapnya seraya memberantaki rambut pirang gadis tersebut. 

Tapi sebelum Regulus jalan, Madelynn menarik dasi hijaunya. Lalu dengan kesadaran penuh mengecup pipi Regulus—hampir mengenai sudut bibirnya nampak mesra. "I-I will." 

Regulus tersenyum. Tanpa aba-aba pria tersebut memegang dagu Madelynn dan mengecup bibir merah gadis tersebut. Regulus tidak langsung melepaskan. Ia menahannya beberapa detik. 

Beberapa detik yang dirasanya sangat lama bagi mereka yang melihatnya. Bagi mereka yang merasakannya. Ia dapat melihat sekilas Marlene menutup mulutnya tak percaya. Ia juga dapat melihat dari sudut mata Remus memperhatikan mereka. Ia juga dapat merasakan Sirius dibelakangnya yang memperhatikan aksi adiknya. 

"Bye." Bisik Madelynn seperti mengusir Regulus karena sudah tak tahan malu.

"See you at lunch, sweetheart." Regulus mengecup kembali kepala Madelynn. Entah mengapa lelaki tersebut menyukai wangi shampoo yang dipakai gadis tersebut. 

Regulus keluar ruangan kelas dan menutupnya kembali. Ia berjalan beberapa langkah sampai masuk ke sebuah ruang kelas kosong— tidak kosong sebenarnya, lantaran ketiga temannya sudah menunggu di dalam. 

"How is it?" Tanya Alyssa semangat. 

Regulus mengembuskan napas panjang. Ia duduk bersandar dan meminum air mineral terlebih dahulu. "Feels like I'm the asshole." 

Mereka tertawa. Yup. Semua itu hanyalah akting. Dari Regulus mengantar buku sampai harus mengecup bibir Madelynn. It's the part of the plans. Ia dapat merasakan energinya terkuras banyak. Regulus tidak dapat membayangkan bagaimana jadi Sirius setiap harinya. Must be the center of public. Regulus tidak menyukai perhatian tersebut. 

"How's the kissed?" Tanya Crouch.

She has a soft lips. "Nightmare." She tastes like a chocolate. Sweet. Addicting. 

LOML ¡ Sirius BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang