[ 39 ]

876 116 32
                                    


═══.·:·.☽✧    ✦    ✧☾.·:·.═══

Madelynn sudah siap dengan seragamnya. Waktu menunjukkan pukul 12 malam, hari ini ia ada jadwal Astronomy bersama dengan Gryffindor. Untungnya Menara Astronomy tidak jauh dari asrama Ravenclaw, jadi ia tidak harus jalan dalam kegelapan jauh dan sendiri mengingat para lukisan membenci cahaya ketika tidur. 

"Ready." Ia mengambil notebook yang selalu dibawanya kemana-mana dan keluar dari kamar menuju Menara Astronomy. 

"Blondie! Tunggu kami." Panggil seseorang yang ia yakini adalah Marlene. Benar saja Marlene, Alice dan Lily tepat berada di belakangnya. Mereka kemudian lanjut jalan berempat. "God, apa yang mereka pikirkan?! Pelajaran Astronomy di malam Februari?" Keluh Marlene. "Aku bisa mati kedinginan!" Sambungnya. 

"Don't be dramatic, Marlene." Lily merapatkan syal gryffindornya. 

"Aku tidak dramatis, Lily! Aku realistis." Ia menghela napas lelah saat sampai di tangga terakhir. "Lagipula, dramatis adalah nama tengahku." 

Alice hanya menggelengkan kepalanya saja, ia terlalu ngantuk untuk mendengarkan ocehan Marlene. Mereka berkumpul di sana dan segera menjalankan tugas masing-masing sesuai arahan Profesor. Madelynn sekali lagi nengok sekitar, tidak ada tanda-tanda The Marauders. Bahkan Remus. 

"Oh God," Kagum seseorang. "Lihat itu, blondie." Ia memberikan teleskop, "bukankah itu indah?" 

Madelynn melihat apa yang Marlene tunjuk, "Sirius Star." Bisik Madelynn.

Marlene tersenyum menggoda, "Apa itu bintang favoritmu, blondie?" 

Gadis Ravenclaw itu menahan senyumannya, ia menggeleng pelan dan mencatat materi. "Bukan berarti aku mempunyai kekasih bernama Sirius menjadi bintang favoritku." 

Lily yang mendengar itu tersenyum, "Kau dengar itu Marlene." Ejeknya. 

Yang diledek hanya cemberut, "Jadi kalau bukan Sirius apa bintang favoritmu?" Tanya Marlene penasaran. Melihat wajah ragu Madelynn ia tambah cemberut, "C'mon blondieeee. Kau bisa memberiku petunjuk dan aku akan menebaknya!" Usulnya. Sepertinya Marlene benar-benar ingin tau bintang favoritnya. 

"Okay, um," Madelynn berpikir. "Okay, dia berada di konstelasi Leo."

"Konstelasi Leo? Ugh, apa kau bisa lebih spesifik, blondie?" 

Alice dan Lily yang mendengar hanya bisa menatap Marlene bingung, mana ada tebak-tebakan yang spesifik?! "Well, they also called Alpha Leonis." Jawab Madelynn memberi petunjuk yang lebih spesifik, menurutnya. 

"The heck is Alpha Leonis?" 

"Marlene kau benar-benar payah."

Marlene membela dirinya, "Aku tidak payah, Lils! Otakku saja yang tidak sampai sana." Ia menatap Madelynn. "Bisakah menggunakan petunjuk di sekitar dan dapat dimengerti oleh anak berumur 5 tahun?" Tawarnya. "Pleeease?" 

Tanpa mereka sadari rombongan The Marauders sampai di Menara Astronomy. 

Madelynn diam. Petunjuk di sekitar dan dapat dimengerti anak berumur 5 tahun— "Slytherin." Jawabnya cepat. 

Keempat lelaki Gryffindor berhenti saat mendengar kata Slytherin keluar dari mulut Madelynn. Mereka semua tau bahwa Madelynn sangat menghindari topik pembicaraan asrama itu. 

"Slytherin?" Gumam Marlene. "Slytherin, konstelasi Leo..." Pikirnya lama. "OH MY GOD! REGULUS!! KAU SUKA REGULUS BUKAN SIRIUS." Serunya kencang. Melihat Madelynn mengangguk dan tersenyum membuat Marlene memeluknya. 

Di sisi lain, Sirius seperti bermimpi, tetapi tidak, ia melihat ketiga wajah temannya, ia tahu tatapan mereka. Tatapan simpati. Sirius benci itu. Ia sekali lagi melihat Madelynn dan Marlene yang masih tersenyum bahkan Lily dan Alice ikut tersenyum, tidak terlihat penyesalan di wajah mereka. Tanpa mendengarkan lebih lanjut ia berbalik arah menjauhi Menara Astronomy, menjauhi teman-temannya yang memanggil namanya, dan yang pasti menjauhi asrama gadis itu. Ia hanya ingin di tempat tidurnya dan berharap malam segera terbenam, ia berharap ini salah satu prank dari temannya, ia berharap ini adalah April fools, ia berharap... Banyak yang ia harapkan di pikirannya, tetapi satu yang paling ia harapkan, ia harap Madelynn tulus padanya. Tapi ia hanya berharap bukan? Kenyataan baru saja terungkap. 

Madelynn menggunakan Sirius untuk mendapatkan Regulus.

"Morning Lily, Alice."

Semenjak ia berteman dengan para Gryffindor Madelynn tidak pernah lagi makan di meja Ravenclaw. Awalnya memang terkadang ia menyingkir ke meja Ravenclaw, tetapi Sirius dan James sering mengundangnya atau mereka menjemputnya sebelum berangkat ke Great Hall. Akhirnya seiring berjalan waktu Madelynn terbiasa duduk di meja Gryffindor.

Alice tersenyum balik menyapa gadis Ravenclaw itu, "Morning, darling." Alice sangat manis, ia memiliki sifat keibuan yang membuat teman-temannya langsung menuruti atau mendengarkan perkataannya. Bahkan Lily sekali pun yang galak bisa turut.

"Where's Marlene?"

Suara dentingan garpu dan pisau terdengar keras, "Telat atau bolos." Jawab Lily ketus. "Aku sudah membangunkannya hampir sepuluh kali, Mads!! Sepuluh!!!"

Sedangkan Madelynn tersenyum canggung. Gawat. Lily kalau marah bisa merembet sampai angin saja bisa ia marahi. Ia akhirnya melihat sekitar, menghindari tatapan Lily. Sekilas ia nengok ke arah pintu, ternyata ke empat lelaki yang ia tunggu sejak semalam hadir. Otomatis Madelynn tersenyum saat tatapannya dan Sirius bertemu. Bukannya menghampiri, mereka malah berhenti tepat di sana. Hatinya sedikit takut melihat tatapan Sirius yang datar dan juga... Sinis? Begitu pula dengan James, Remus, dan Peter. Datar.

Baru saja Madelynn melambaikan tangan Sirius sudah membalikkan badan diikuti teman-temannya. Madelynn mengernyit melihat itu. Mereka tidak sarapan, duduk saja tidak. Lalu ia mengambil empat sandwich sekaligus membawa buku dan tasnya.

"Dang blondie, aku tidak tau kau makan porsi kuli." Ucap Marlene saat ia sampai.

"I'll be right back." Tanpa menunggu balasan Madelynn berlari kecil menyusul The Marauders. "Sirius." Panggil Madelynn. Tetapi yang dipanggil tidak juga berhenti atau menengok, "Sirius!" Panggilnya lebih keras. Madelynn menambah kecepatannya, ia berlari sampai memblokir jalan mereka. "Hey!" Ia mengatur napas sejenak. "Kalian mau kemana?"

Tidak ada jawaban.

"Err, kalian ada kelas? Atau belum mengerjakan tugas? Boleh aku bantu?"

Tidak ada jawaban.

"Hey." Madelynn memegang tangan Sirius yang dengan cepat ditepis. "S-sorry, sorry. Aku tidak tau kalau kau tidak mau—" Madelynn berdeham, "Okay, umm, aku bawa sarapan untuk kalian." Ujarnya berusaha tersenyum. Ia menyodorkan sandwich itu pada Sirius.

Sirius bahkan tidak melihatnya. "N-no? Remus? Potter? Pettigrew? Kalian mau?"

Sirius mendengus, "Mengapa tidak kau beri langsung pada Regulus, hm? Regulus menghiraukan mu?" Sirius menatapnya dari ujung kepala sampai kaki seperti menilai, "Tentu saja. Adikku punya tipe, y'know. Dan gold digger sepertimu tidak termasuk dalamnya." Lalu Sirius dengan sengaja menabrakan dirinya ke sandwich yang Madelynn pegang dan ia pastikan menginjak makanan itu, diikuti oleh teman-temannya.

Melihat itu Madelynn tersentak mundur, ia memeluk buku-bukunya kuat sampai merasakan air mata menumpuk di matanya.

Gold Digger? Am I?

═══.·:·.☽✧    ✦    ✧☾.·:·.═══

hi!
finally aku bisa publish
chapter ini:D

oh ya and aku mau ingetin
kalo karakternya maddie
emang agak "menye-menye"
dicerita ini:))

happy reading!

LOML ¡ Sirius BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang