═══*.·:·.☽✧ ✦ ✧☾.·:·.*═══"What happened to them?"
Hogwarts Train baru saja berangkat. Alice, Lily, Madelyn, dan Marlene baru mendapatkan kompartemen. Segera mereka meletakan tas dan bawaan dengan rapih. Kali ini Madelynn membawa kucingnya yang bernama Sven.
"Siapa?"
"Those girls."
"Ah! Those girls." Marlene baru ingat. "Drop out." Jawabnya santai.
"Drop out?!" Seru Madelynn. "But— bagaimana bisa?"
"Bagaimana bisa, kau tanya?" Marlene bangkit dan mengangkup pipi Madelynn gemas. "Mereka menganiaya kau, Blondie! Tentu saja dikeluarkan. Hell, itu bahkan lebih dari pembulian biasa."
"Marlene's right, Maddie. They deserved it." Setuju Lily. "Omong-omong, siapa namanya?" Tanyanya seraya mengelus kucing oranye yang berada dipelukan Madelynn.
"Oh! His name is Sven." Madelynn tersenyum.
"Sven? That's a cute name." Puji Alice.
"His real name was Crookshanks. Mum selalu salah menyebut namanya dan memaksa untuk menggantinya. Aku rasa ia tidak suka nama Sven." Jelas Madelynn.
"Your mum's not wrong." Marlene mengangkat kedua bahunya jujur. "Namun Ibumu tidak di Scotland, kan? Kau tetap bisa memanggilnya Crookshanks."
Crookshanks mengeong layaknya setuju. Mereka berempat sontak tertawa. Benar juga, Ibunya kan tidak disini. Jadi ia bisa kembali memanggilnya Crookshanks.
Lily kemudian berdiri, "Aku harus pergi. Head Girl's duty." Informasinya.
"Beri tahu Blondie siapa partnermu, Lils!" Seru Marlene tertawa.
"Siapa?" Tanya Madelynn.
"JAMES POTTER!!" Bukannya Lily tetapi Marlene yang menjawab. Ia puas sekali tertawa. Mau tak mau melihat reaksinya Madelynn jadi ikutan tertawa pelan. Tidak disangka-sangka seorang James Potter bisa menjadi Head Boy. Madelynn kira Remus yang akan menjadi Head Boy.
"Very funny." Ucap Lily sarkastik. Ia lalu keluar dari kompartemen dengan mendorong pintu sedikit kasar menyebabkan bunyi yang besar.
"Wait, Lily!" Seru Madelynn. Ia bangkit dari duduknya. "Mm, apakah kau juga akan bertemu dengan para Prefect?" Tanya Madelynn pelan.
"Yes, I am. Ada apa, Maddie?"
Pelukannya pada Crookshanks nampak mengerat karena gugup. "Well, mm, can I come with you?"
Alis Lily mengangkat, bibirnya membulat. "Kau ingin bertemu seseorang, Madelynn Gray?" Lily menggodanya.
Semburat merah muncul dipipi gadis tersebut, "Can I?" Tanyanya lagi.
"Sure! Let's go." Ajaknya. Madelynn mengangguk dan bilang tunggu sebentar. Ia masuk kembali mengambil barang yang akan dibawa lalu keluar. Menjelaskan pada Marlene bahwa ia akan pergi sebentar dengan Lily. "Sepertinya aku tau kau akan bertemu dengan siapa." Ucap Lily sekali lagi menggodanya. "Oh! Mm, Maddie. Aku lupa memberitahu tapi. . . Kita harus menghampiri Potter terlebih dahulu di kompartemennya."
"Oh! W-well, it's okay. I'll wait outside." Dalam hati Madelynn berdoa semoga mereka tidak bisa melihatnya.
Mereka sampai di depan kompartemen. Lily membuka pintu lebar, "You're late, Potter."
James berdiri, "Right boys. Aku pergi dulu. Head Bo—"
"Head Boy's duty. Yeah we know, Prongs." Potong temannya, Sirius. Oh, betapa rindunya Madelynn dengan suara itu. Bohong jika ia bilang tidak rindu.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOML ¡ Sirius Black
Fanfiction- in which the potter's is not the only home he found or - in which sirius black found his home ★ • ★ [Sirius Black X OC] [Marauders era]