[ 58 ]

514 82 11
                                    

Jalan beberapa minggu setelah kejadian yang menimpa kedua Black bersaudara kini para murid dari tahun ketiga sampai tujuh kembali ke rutinitas akhir pekan biasanya— kunjungan ke desa Hogsmeade. 

Sirius Black sudah siap. Ia duduk di sofa Common Room depan api unggun menunggu teman-temannya yang lain. Ia merasakan seseorang duduk di sampingnya. Lily. "Hey red." Sapanya pelan. 

Lily Evans adalah penyihir yang sangat cerdas. Ia dalam hati bersyukur gadis ini luluh pada sahabatnya. "James masih bersiap?" 

"Mhm. Terakhir aku lihat ia bertengkar dengan rambutnya." Beritahu Sirius. Keduanya tertawa. Semua orang pun tahu bahwa James Potter memiliki rambut yang sulit diatur. 

Lalu keduanya hening. Percikan api unggun mengambil alih keheningan. "What are you thinking of, Black?" Tanya Lily tiba-tiba. 

"Nothing."

"Is it Madelynn?" 

Sirius menatap Lily beberapa saat lalu menunduk. "I— I think— I really lost her, red. She seems more happier with Regulus than me." 

"Which she deserves." Sambung Lily. 

"Tentu. Tentu saja ia pantas mendapatkan kebahagiaan." Ucap Sirius setuju dengan cepat. "She's— God, I'm such an idiot!" Marahnya pada diri sendiri. "Mengapa aku percaya begitu saja dengan satu kalimat saja?! Aku bahkan tidak mendengar penjelasannya. Aku— aku dengan sengaja menyakiti hatinya! Dengan mudahnya aku bercumbu dengan wanita lain di hadapannya. I—" Sirius menutup wajahnya. Ia dapat merasakan air mata ikut turun. 

"Black." Lily memegang bahunya. "Apa yang kau lakukan itu memang salah. Aku tidak akan mencoba untuk membenarkan." Sepertinya Lily mencoba untuk merangkai kata sedemikian rupa. "I think— kau— kau harus memperbaiki dirimu dahulu. Dari apa yang sudah terjadi sepertinya kau— kau mempunyai trust issue." Ucap Lily mengecil di akhir kata. "I don't blame you for that. Kau dan adikmu. . . Kalian berdua berasal dari keluarga yang—" Sirius menatap Lily kembali. "Aku tidak harus menjelaskan lebih lanjut bagaimana mereka padamu. Kau yang lebih tahu. Intinya adalah jika kau ingin mendapatkan Madelynn balik maka perbaiki dirimu terlebih dahulu." Nasehatnya. 

Sirius terdiam. Apa yang diucapkan Lily benar. Ia harus memperbaiki dirinya. "And then what?" 

"And then you say, I want you for worse or for better, I would wait for ever and ever. Broke your heart, I'll put it back together. I would wait for ever and ever, 

And that's how it works. That's how you get the girl."

"Ingat, ini kencan pertama kalian. Pertama toko buku lalu Honeydukes. Act natural dan tolong sedikit romantis. Tapi jangan terlalu romantis. Just—"

"Okay." Potong Regulus. Ia menatap Madelynn, "shall we?" 

Lalu keduanya pergi menuju Hogsmeade. "Now what?" Tanya Barty. 

"Sekarang kita menuju sana juga. Memantau mereka dari jauh." Alyssa memakai syalnya dan merapatkannya hingga ia yakin udara dingin tak dapat masuk. 

Begitu pula dengan Rosier dan Barty. "Apa menurut kalian Regulus hanya pura-pura atau benar-benar tertarik pada lil raven?" Tanya Barty tiba-tiba. Rosier dan Alyssa menatapnya bersamaan tak lupa memberikan tatapan 'What the bloody hell are you talking about'. "Just asking. Maksudku apakah kalian tidak bertanya-tanya melihat aksinya di rumah sakit waktu itu?" 

Alyssa tampak membuka mulutnya beberapa kali tapi tak ada satu kata pun yang keluar. Rosier menanggapi, "Aku rasa ia hanya ambisius melihat Sirius disebelahnya. You know how ambitious he is."

LOML ¡ Sirius BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang