Aku memasuki kelas dengan semangat. Berharap ada bunga matahari lagi di atas mejaku, dengan secarik kertas yang berisi "Happy Birthday Sunrise!" Karena mengingat Ka Sagara tahu hari ulang tahunku.
Harapanku pupus saat aku tidak menemukan bunga matahari ataupun secarik kertas di mejaku. Aku mengedikkan bahu tak acuh dan duduk di kursi tempatku.
Tatapanku mengelilingi setiap sudut kelas mencari keberadaan tiga sahabatku yang belum terlihat. Sepertinya mereka belum datang.
"HAPPY BIRTHDAY TO YOU.. HAPPY BIRTHDAY SUNRISE!" Aku menoleh pada pintu saat mendengar suara teman-temanku bernyanyi.
Davina menghampiriku dengan membawa donat 1 lusin dan sebuah lilin yang dipegang Erlara, dan Karina mendokumentasikan melalui ponselnya. Tak urung Aku sedikit berjinjit untuk mencari seseorang yang aku harapkan memberiku sebuah bunga matahari lagi, tapi sepertinya dia tidak ikut.
"Cari siapa lo?" Tanya Davina yang memerhatikanku.
"Make a wish dulu dong! Tangan gue panas nih," ujar Erlara sedikit protes karena lilin yang dia pegang membuat tangannya terasa panas.
Aku menutup mata dan berdoa, "semoga traumaku enggak dateng lagi dan penyakit mentalku segera sembuh," doaku dalam hati.
"Bismillahirrahmanirrahim..." Selesai berdoa, aku membuka mata dan meniup lilin yang Erlara pegang.
"AAMIIN...." Ucap mereka serempak.
Aku merentangkan tanganku agar mereka masuk ke dalam pelukanku. Davina menaruh kotak donat di atas meja di ikutin Erlara juga menaruh lilin di atas meja. Davina, Erlara, dan Kirana masuk kedalam pelukanku secara bersamaan.
***
Moodku tidak begitu baik, aku masih menunggu seseorang yang belakangan mencuri perhatianku untuk mengucapkan selamat ulang tahun padaku, tapi hingga pulang sekolah dia tidak mengucapkannya. Bahkan aku juga tidak melihatnya dari pagi.
Seperti biasa, aku menunggu Ka Giral di depan gerbang sekolah. Ka Giral sudah menghubungiku, sebentar lagi dia akan datang.
"Arunika!" Panggil seseorang membuatku menoleh ke belakang.
Seseorang yang sedari pagi tidak muncul di penglihatanku dan seseorang yang sama yang aku tunggu ucapan darinya, menghampiriku dengan sebuket bunga matahari di tangan kanannya dan tangan kirinya menenteng sebuah paperbag hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arunika
Teen Fiction[JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA. JANGAN LUPA FOLLOW SUN JUGA]. Arunika Melliflous seorang siswi kelas 11 yang berhasil menjadi juara olimpiade Bahasa Indonesia tingkat Nasional. Wanita bersuara lembut yang mampu memikat lelaki benama Sagara Nabastala...