Prolog

2.2K 97 8
                                    

"Sagara Nabastala."

Aku menoleh ke samping saat mendengar suara tepat dari kursi sebelahku. Seorang laki-laki dengan wajah  tidak asing dan memakai seragam yang sama denganku mengulurkan tangannya. Aku memerhatikan laki-laki itu, ia memiliki kulit yang tidak terlalu putih, rambut hitam legam yang sedikit berantakan, rahangnya yang terbentuk sempurna, hidung yang mancung, berkumis tipis, alis yang tidak tebal juga tidak tipis, dan mata elangnya yang indah.

Saat aku menatap matanya, ia melirik tangannya yang terulur di depanku, aku tersadar dan langsung membalas jabatan tangannya. "Arunika Melliflous," ucapku lalu melepas jabatan tangan kami.

Aku melirik nama yang tertulis di atas meja persis di samping namaku. Ternyata dia adalah kakak kelas yang akan duduk denganku seminggu ini untuk ujian akhir semester 1.

"Kamu juara Olimpiade Bahasa Indonesia tingkat Nasional tahun ini kan?" Dia meletakkan tasnya di bangku yang ia duduki.

"Iya kak," jawabku singkat tidak begitu tertarik berbicara dengannya.

"Apa berbicara denganmu harus memakai kata di KBBI?" Tanyanya membuatku mengernyit karena tidak mengerti apa yang dia maksud.

"Kamu kan juara Olimpiade Bahasa Indonesia, kalo mau ngobrol sama kamu harus pakai bahasa yang ada di KBBI?" dia memperjelas pertanyaannya.

"Enggak perlu kak," jawabku seadanya, menghargai karena ia adalah kakak kelasku.

"Kamu tau arti dari nama saya? Sagara Nabastala." Dia bertanya kembali kali ini tubuhnya menyamping menghadapku.

"Sagara Laut dan Nabastala langit?" Jawabku dengan sedikit bertanya.

"Ya! Tebak kenapa orang tua saya menamakan saya dengan arti lautan dan langit." Kali ini dia memintaku menebak makna dari namanya, mana aku tau. Sepertinya laki-laki di sampingku ini senang sekali bertanya hal-hal random.

"Karena orang tua Ka Sagara menyukai laut dan langit?" Tak urung aku tetap menjawabnya, meskipun dengan asal.

"Kurang tepat. Dulu Papah dan Mamah saya ketemu di kapal Pesiar, Papah saya Nahkodanya dan Mamah saya penumpang di kapal itu. Dan ternyata mereka sama-sama suka langit." aku mengangguk mengerti mendengar penjelasannya. "Tapi Papah saya berhenti jadi Nahkoda setelah menikah sama Mamah saya," tambahnya.

"Kalo arti dari nama kamu apa?" tanyanya lagi.

"Arunika, di ambil dari kata bahasa Indonesia yang berarti cahaya matahari ketika pagi dimulai. Dan Melliflous dari kata bahasa Inggris yang berarti suara yang nyaman didengar," jelasku sambil membenarkan letak rambutku yang menghalangi wajah.

"Ternyata bener, nama adalah doa. Suaramu lembut dan nyaman didengar," ucapnya membuatku membisu. Pernyataannya barusan cukup membuat Jantungku berdegup dengan cepat. Bayang-bayang seseorang menghantui dan membuatku takut.

"Kenapa orang tua kamu kasih nama itu?" Tanyanya memecah lamunanku.

Aku memjam mata singkat sambil mengehela napas sebelum menjawabnya, "Mereka bilang, suara lembut yang nyaman didengar untuk memulai hari yang baik."

Tidak berselang lama, bel masukpun berbunyi diiringi dengan masuknya guru pengawas yang membawa sebuah map cokelat persegi panjang ke dalam kelas.






















___________________________

hi! Kalian pernah bertemu orang seperti Sagara? Maksudku, orang baru yang banyak nanya selain wartawan tentunya.

Meskipun Arunika tergolong pintar, tapi dia lola, alias loading lama!

Makasih ya udah mau mampir di cerita aku, maaf bila ada kekurangan. ini cerita pertama aku, dan aku masih belajar. Semoga kalian suka ya, selamat menikmati..

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara vote dan komen ya!

Oh iya, you can call me Sun!!  And let me call you rise hihi...

See you soon Rise❣

Salam hangat, Sun☀️🤗

ArunikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang