Semenjak hari itu, semuanya membaik. Dokter Fira serta Buntara sudah diterima dengan baik oleh keluarganya. Dokter Fira masih tinggal di apartemen karena beberapa alasan, namun sesekali ia berkunjung ke rumah orang tuanya bersama Buntara.
Malam ini keluarga Ka Sagara dan keluargaku akan melakukan makan malam bersama di salah satu restoran di Jakarta.
Aku dan keluargaku baru saja sampai di restoran. Kami berjalan masuk bersamaan menuju kursi yang sudah dipesan.
"Papah sebenernya udah tau kalo Sagara dan Dokter kamu itu anaknya temen Papah," ucap Papah saat kami sudah duduk manis di kursi masing-masing.
"Ko Papah enggak pernah cerita?" Tanyaku penasaran.
"Cerita apa?" Tanya Papah balik.
"Cerita kalo Ka Sagara sama Dokter Fira itu anaknya temen Papah," jelasku sembari duduk menyamping menghadap Papah.
"Kamu kalo Papah udah cerita banyak tanya," jawabnya membuatku mendengkus kesal.
"Selamet malem Radan," sapa seseorang dari belakang.
Aku menoleh ke belakang dan mendapati Om Arya dan Tante Ratna menghampiri kami.
Aku ikut berdiri ketika Papah dan Mamah berdiri. Aku menyalami tangan Om Arya dan Tante Ratna secara bergantian.
"Maaf Dan, kalian udah nunggu lama ya," Ucap Om Arya merasa bersalah.
"Enggak, santai aja. Kita juga baru sampe. Ayo duduk-duduk," balas Papah mempersilahkan mereka duduk.
Aku menoleh ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan Ka Sagara dan Buntara. Pasalnya, yang baru sampai di sini hanyalah Om Arya, Tante Ratna, dan Dokter Fira.
"Sagara lagi ke kamar mandi dulu Ar, Bunta tadi kebelet," ucap Dokter Fira yang sepertinya sedari tadi memerhatikanku.
Kami semua duduk, aku juga ikut duduk di tempatku tadi. Kursi di seberangku masih kosong, sedangkan Ka Giral berhadapan dengan Dokter Fira.
"Maaf saya telat," ujar Ka Sagara yang baru saja datang dan duduk di hadapanku sedangkan Buntara duduk di sampingnya berhadapan dengan Ka Giral, setelah Dokter Fira pindah ke kursi samping.
Papah Duduk di samping kiriku berhadapan dengan Om Arya, dan Tante Ratna duduk di samping Om Arya berhadapan dengan Mamah, sedangkan Dokter Fira duduk di samping Buntara.
Papah memanggil pelayan dan kami mulai memesan pesanan kami masing-masing.
"Gue ikut seneng liat keluarga lo udah terima Safira lagi dengan baik," ucap Papah pada Om Arya.
Om Arya tersenyum. "Berkat anak lo."
"Iya, mungkin kalo Arunika enggak kenal sama Sagara atau Safira, kita enggak bisa selengkap ini sekarang," sahut Tante Ratna menyetujui.
"Aku enggak lakuin apa-apa Tante, Om. Mungkin emang udah waktunya Ka Fira kembali," jawabku sopan.
"Tapi Tante sama Om berterima kasih banget sama kamu. Mungkin emang takdir yang buat Safira balik lagi ke keluarga tante, tapi perantara kamu," ujar Tante Ratna tersenyum tulus padaku. Aku balas tersenyum dan mengangguk, sudah tidak ada kata lagi yang bisa aku keluarkan sekarang.
"Gue enggak nyangka Dan, ternyata anak kita pacaran," kata Om Arya mengalihkan pembicaraan.
"Belum pah, tuh Sagara belum kasih kepastian buat Arunika," sela Tante Ratna membuatku mengeluh dengan pembahasan kali ini.
"Sagara gimana si. Udah dikasih restu, tapi anak Om digantung. Yaudah Arunika Om jodoh-"
"Jangan Om,"
"Enggak mau Pah,"
Aku dan Ka Sagara memotong ucapan Papah bersamaan.
"Hahahaha," mereka semua tertawa kecuali aku dan Ka Sagara.
Aku merutuki diri karena memotong ucapan Papah yang membuat malu sendiri. Sudah bisa dipastikan pipiku sekarang semerah tomat, karena kini panas menjalar dikedua pipiku.
"Tapi Giral udah kasih izin?" Tanya Om Arya setelah tawanya mereda.
"Saya restuin asal Sagara bisa jagain adek saya," jawab Ka Giral. "Tapi dengan satu syarat yang Sagara udah tau," lanjutnya.
Om Arya mengernyit menatap Ka Giral. "Syarat apa?"
"Just hug nothing more," sela Ka Sagara menjawab pertanyaan Om Arya.
"Emang kamu pernah ngapain Arunika Gar sampe Giral ngasih syarat itu?" Goda Om Arya.
"Enggak ada," jawab Ka Sagara terdengar gugup.
"Kemana-mana udah berdua, tapi kamu belum kasih Arunika kepastian Gar? Awas, nanti Arunika diambil orang, kamu nangis-nangis," ledek Dokter Fira.
"Ya jangan sampelah!" Sahut Ka Sagara tak santai.
"Ini kenapa jadi bahas aku si?" Keluhku dan dihadiahi gelak tawa dari mereka.
"Giral gimana skripsi kamu?" Tanya Om Arya membuatku bernapas lega karena sudah tidak lagi membahas hubunganku dan Ka Sagara.
"Udah setengah jalan. Cuma emang lagi banyak revisian," jawab Ka Giral.
"Kamu sekarang S2 ya?" tanya Tante Ratna pada Ka Giral.
"Iya tante, saya lagi skripsi buat sidang S2," jawab Ka Giral sopan.
"Kamu kuliah di mana, Jurusan apa?" Tanya Tante Ratna lagi.
"Di UI Jurusan Ilmu Komunikasi Tan," jelas Ka Giral.
"Oh iya, Arunika pernah bilang, katanya kamu enggak izinin dia kuliah di luar negeri?" Tanya Om Arya.
Ka Giral menatapku. "Kamu ada niat kuliah di luar negeri?"
"Enggak, Om pernah nanya sama dia katanya mau ngambil di UI kaya kamu," sela Om Arya.
"Iya om, saya enggak izinin Arunika kuliah di luar negeri. Ada beberapa alasan yang buat saya enggak kasih izin," jawab Ka Giral sopan.
Tak berselang lama, beberapa pelayan datang dengan pesanan kami. Mereka manaruh pesanan kami di meja. Lalu kami mulai menyantapnya.
"Papah sama Om Radan, dulu SMA di mana?" Tanya Ka Sagara.
"Kita SMA di Bima Sakti Jaksel Gar. Papah kamu ini paling anti masuk ekskul, dulu," jawab Papah seraya menyeruput minuman.
"Lo yang kerajinan masuk empat ekstrakulikuler cuma buat caper ke Rina," sahut Om Arya setelah menelan makanannya.
"Yang penting sekarang udah punya anak dua," balas Papah tak terima ledekan Om Arya.
"Dan kita jadi pasangan paling serasi di sekolah," tambah Mamah bangga.
Larut dalam percakapan dan makanan. Selang satu jam kami telah selesai menyantap makanan inti dan dessert. Kami berjalan beriringan keluar restoran menuju parkiran.
Aku berjalan di antara Ka Sagara dan Ka Giral yang sedang berbincang.
"Bang gue izin bawa adek lo jalan besok ya," izin Ka Sagara pada Ka Giral.
"Oke. Tapi jangan sampe nginep," balas Ka Giral membuatku menatapnya.
"Ya enggak mungkin lah ka!" Ucapku tak terima dengan jawabannya.
"Bawel nih," sahutnya sambil mengacak rambutku.
____________________________________________
Seneng ya liat kedua keluarga harmonis yang dinner bareng.
Kira-kira bakal bawa Arunika ke mana ya?
Kalian bisa temuin jawabannya di chapter selanjutnya.
Jangan lupa tinggalin jejak dengan cara VOTE dan spam KOMEN. SHARE juga ceita ini ke temen-temen kalian, biar makin banyak yang tau kisah cinta Sagara dan Arunika.
Jangan lupa FOLLOW aku juga ya...
See you readers❣
Salam hangat, Sun☀️🤗
![](https://img.wattpad.com/cover/260858006-288-k708010.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arunika
Teen Fiction[JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA. JANGAN LUPA FOLLOW SUN JUGA]. Arunika Melliflous seorang siswi kelas 11 yang berhasil menjadi juara olimpiade Bahasa Indonesia tingkat Nasional. Wanita bersuara lembut yang mampu memikat lelaki benama Sagara Nabastala...